2

43 6 0
                                    


enJOY!

.

.

"Urghh....." Lenguhan kecil keluar dari mulut Wonwoo. Manik foxy yang tertutup sempurna, kini terbuka secara perlahan. Mencoba memfokuskan retina dan tersadar dari tidurnya beberapa jam lalu.

Wonwoo sangat ingat dengan kamar miliknya. Tapi tempat di mana dia berada sekarang, jelas bukan kamar apartemennya. Ini jelas kamar orang lain, bukan pula sebuah hotel. Karena kamar ini terlihat berantakan dengan tumpukan buku yang berserakan di mana-mana.

Kepala si surai coklat terasa pening dan berat, ketika mencoba untuk bangkit dari tempat tidur. Sampai akhirnya terduduk di atas ranjang sambil memegang kepala yang berdenyut sakit. Wonwoo ingat sekarang, kenapa dia bisa sampai seperti ini. Kemarin malam, dirinya mabuk. Ya. Mabuk bersama Kim Mingyu.

"E-eh..." Si surai coklat tersentak. Jantungnya serasa dipaksa untuk berhenti ketika mengingat tentang Mingyu, dan kejadian kacau kemarin malam.

Sumpah! Kemarin malam dia sama sekali tidak berniat untuk melakukan hal nista dengan pemilik mata obsidian kelam yang selalu memandangnya tajam. Wonwoo itu membenci Mingyu, dan sangat ingin memberi pria itu pelajaran, kemarin. Tapi niat itu langsung kandas seketika, karena gigitan di leher. Konyol, kan?

Tangan Wonwoo terulur, menyentuh leher. Bekas Mingyu meninggalkan jejak kemerahan yang tidak akan hilang untuk beberapa hari ke depan. Si surai coklat masih ingat secara jelas sentuhan-sentuhan yang dilakukan pria itu. Begitu menakjubkan, dan sangat berbekas untuk Wonwoo ingat.

"Ehmm..." Gumaman khas yang disertai dengan pergerakan dari sosok di samping Wonwoo, mengalihkan fokus. Membuat si surai coklat menoleh ke arah samping; tempat dia terduduk di ranjang king size yang jelas bukan kamarnya.

Manik foxy itu menoleh ke arah si surai hitam yang tertidur lelap, menghadap ke arah Wonwoo. Napasnya terdengar teratur, dan ekspresi wajah Mingyu begitu lebih memesona 100% ketika terlelap dengan damai. Sampai Wonwoo tidak tega untuk membangunkan Mingyu, dan bertanya secara detail kenapa dirinya bisa berada di ruangan ini.

"Hey, Mingyu! Bangun! Kenapa aku bisa berada di sini?!" Wonwoo berteriak keras. Tangannya digunakan untuk mengguncangkan bahu Mingyu agar terbangun.

Mingyu melenguh dan mengeram kesal. Merasa tidur lelapnya terusik. Manik obsidian mulai terbuka secara perlahan. Mencoba memfokuskan retina pada sosok Wonwoo yang sedang panik.

"Apa?" Mingyu hanya menjawab sekenanya. Sebelum memilih untuk kembali memejamkan mata. Tapi niat itu tidak bisa terealisasikan begitu saja. Wonwoo menarik tangan si surai hitam. Hingga mau tidak mau, dia terduduk di atas ranjang dengan mata yang masih terpejam.

Wonwoo mengeram kesal, melihat reaksi menyebalkan yang dilakukan olehh Mingyu. Tidak seharusnya dia nampak santai. Wonwoo itu perlu penjelasan kenapa dia bisa sampai di kamar Mingyu. Terakhir kali si surai coklat ingat hanya sampai mereka melakukan hal mesum di toilet. Setelahnya, Wonwoo sama sekali tidak ingat apa pun.

"Kau lupa?" Mingyu menggaruk belakang kepala secara asal. Kali ini obsidian itu terbuka sempurna. Menatap lekat ke arah Wonwoo yang masih menatapnya, meminta penjelasan.

"Setelah kita melakukan hal mesum di toilet, kau benar-benar mabuk dan tidak sadarkan diri. Karena aku masih cukup sadar, akhirnya aku membawamu pulang. Dan kau tertidur di ranjangku." Mingyu menjelaskan dengan tenang. Mengabaikan Wonwoo yang mulai mengingat kejadian kemarin secara detail.

Ya. Wonwoo ingat. Pantas saja dia tidak mengingat apa pun setelah melakukan hal mesum bersama Mingyu. Dia tidak sadarkan diri. Dan Mingyu cukup baik untuk membopongnya pulang. Dia tidak boleh menyusahkan si surai hitam untuk kali kedua. Wonwoo tidak ingin lebih jauh berurusan dengan Mingyu, apa lagi setelah mereka melakukan hal mesum di toilet. Mengingatnya saja dia malu setengah mati.

Wonwoo harus segera pulang. Menghilang dari jangkauan Mingyu yang sudah sadar sepenuhnya, dan kembali memberikan si surai coklat tatapan intens yang seolah menelan Wonwoo hidup-hidup.

"Aku akan pulang! Maaf menyusahkanmu!" Wonwoo segera bergegas. Turun dari tempat tidur. Mengabaikan Mingyu yang menghela napas panjang, melihat tingkah laku si surai coklat.

Wonwoo mengedarkan pandangan. Mencari jaket yang kemarin dia pakai. Di dalam jaketnya terdapat ponsel dan dompet. Well, dia hanya membawa itu saja. Jadi Wonwoo harus menemukan jaketnya agar dia bisa pulang naik bis untuk sampai ke apartemen.

"Ah.." Wonwoo menahan jeritan, ketika manik foxy itu menangkap jaket yang tersampir di kursi dekat meja komputer milik Mingyu. Tanpa menunggu lebih lama, dia mengambil jaketnya. Memakai jaket itu dengan gerakan cepat, sebelum terakhir mengecek dompet dan ponsel yang ada di saku.

Senyum lebar mengembang di wajah si surai coklat ketika tangannya menggenggam dompet dan ponsel yang ada di saku kiri. Beres. Barangnya tidak ada yang tertinggal lagi di ruangan Mingyu. Dia harus segera pulang.

"Terimakasih, permisi." Wonwoo berjalan keluar. Mengabaikan Mingyu yang mengangguk sambil mengikutinya dari belakang. Pikir Wonwoo, mungkin si surai hitam hanya berbaik hati mengantar tamu sampai ke pintu keluar. Setelah itu Mingyu bisa tertidur dengan nyenyak tanpa ada gangguan darinya.

Tidak perlu waktu lama untuk Wonwoo sampai di depan pintu keluar. Dia harus mencari sepatu yang kemarin dipakai. Tapi Wonwoo sama sekali tidak menemukannya. Sampai dia hanya bisa berdiri terdiam, dan berpikir keras di mana gerangan sepatunya berada. Tanpa sadar, jika Mingyu sudah berdiri tepat di belakang tubuhnya.

Tangan si surai hitam terulur untuk memegang bahu Wonwoo. Lalu Mingyu menumpukan dagu di antara bahu si surai coklat. Sebelum berakhir menyentuhkan bibir tebalnya di antara garis leher Wonwoo. Mingyu kembali menggigit dan mengisap kecil leher jenjangnya.

"Ya!!" Wonwoo berteriak ketika merasakan isapan dan gigitan Mingyu begitu intens. Sampai membuat tubuhnya memanas dalam sekejap. Wajahnya memerah sempurna, entah karena malu atau marah akibat apa yang sudah Mingyu lakukan.

Si surai coklat mendorong tubuh Mingyu menjauh. Hingga isapan yang sudah meninggalkan bekas itu tidak lagi terasa. Wonwoo memundurkan tubuh, hingga punggungnya menyentuh belakang pintu. Manik foxy itu membulat horror. Tidak percaya kalau Mingyu masih menampilkan ekspresi datar setelah menggigit lehernya barusan.

"Apa yang kau lakukan?" Wonwoo berteriak marah. Tentu saja dia marah. Si surai coklat hampir saja turn on, ketika Mingyu kembali menggigit dan mengisap lehernya. Wonwoo sama sekali tidak menyangka dia bisa menegang hanya karena sentuhan dari seorang pria.

"Aku hanya ingin menggigitmu saja, Wonu-ya." Jawab Mingyu datar. Seolah dia tidak melakukan sesuatu yang salah sedikit pun.

"T-tunggu sebentar.." Wonwoo menggantungkan kalimat. Kepalanya mulai berpikir dengan keras mengenai apa yang sudah Mingyu lakukan terhadap dirinya dari kemarin. "Apa kau gay, Kim?"

Mingyu terdiam sejenak, mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Wonwoo. Obsidiannya kembali memberikan tatapan intens untuk si surai coklat.

"Aku tidak tahu jika aku adalah gay atau bukan. Tapi sejak awal, fokusku hanya selalu terarah padamu, Wonwoo-ya."

"Ha? Tidak! Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Kau gay mesum! Menjauh dariku!" Wonwoo berteriak. Kepalanya menggeleng keras, mendengar jawaban yang keluar dari mulut Mingyu. Bagaimana mungkin dia memiliki rasa seperti itu padanya? Jika memang Mingyu seperti itu, sudah dipastikan pria itu adalah gay, dan Wonwoo diharuskan menjauhinya.

"Bagaimana bisa aku disebut begitu olehmu? Kau adalah satu-satunya yang ereksi ketika aku menyentuhmu. Bukankah, kau yang gay di sini?"

Skak mat. Wonwoo tidak bisa menjawab pertanyaan yang keluar dari si surai hitam. Apa yang dikatakan Mingyu ada benarnya. Dia adalah satu-satunya yang ereksi pertama kali hanya karena digigit oleh pria itu.

FIN AJA

GATAU LAGI CHAP LANJUTANNYA ADA APA ENGGA DI DRAFT. KALAU ADA NANTI DI POST. KALO GA ADA, NANTI DIBUAT LANJUTANNYA KALO MOOD.

BITE | MEANIE COUPLE |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang