Rein selalu mendambakan kehangatan,
Tapi ia tak menyadari,
Bahwa kehangatan itu bisa menjadi bara,
Membakar, meluluhlantakkan setiap bagian dirinya.
Dan saat itu, ia runtuh,
Hancur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reinette Huang
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
James Lee
. . . . .
James Lee adalah seorang bos Mafia. Dia dan Rein telah menikah selama dua bulan.
Seiring waktu berjalan James menyadari bahwa Rein datang kedalam hidupnya, menikah dengannya hanya untuk menjalankan misinya.
Rein adalah seorang agen yang dikirim untuk menghabisinya.
--
Setelah mendapatkan pesan dari Rein untuk menemui nya di rooftop, james segera bergegas. Ia sampai di rooftop, hanya untuk mendapati Rein yang akan menghabisinya, Rein terlihat memegang pistol, tanpa ragu mengarahkannya ke dahinya.
James mengangkat alis dan tersenyum sinis. "Berbalik," katanya, senyum masih di wajahnya. Rein sedikit mengernyit namun perlahan Ia berbalik, dan dia terkejut melihat anak buah James juga menodongkan senjata ke arahnya. Rein langsung berbalik ke posisi semula, tatapannya menggelap.
James mulai berjalan mendekatinya, mengambil pistol dari tangannya. Dia mendekat, matanya menatap lurus ke arah Rein.
"Kamu benar-benar berpikir aku tidak tahu?" ucapnya dengan suara hampir berbisik. "Benar-benar berpikir aku tidak akan tahu bahwa kamu, istriku, adalah seorang mata-mata?"
James memegang wajah Rein, mengangkat dagunya dengan jarinya. "Kamu pikir bisa membodohiku?" lanjutnya, cengkeramannya mengencang. "Bahwa kamu bisa bermain dengan emosiku dan lolos begitu saja?"
James mengambil pistol dari tangan Rein dan mengamatinya. "Apakah mereka hanya membekali mu dengan ini, berpikir bahwa ini akan melindungimu dariku?, Menghabisiku?" Dia terkekeh, menatap Rein.
"Kamu bahkan bukan sekedar mata-mata; kamu seorang pembunuh bayaran." James semakin dekat, napasnya terasa di leher Rein.
"Sepertinya misimu baru saja menjadi jauh lebih rumit," bisiknya, ibu jarinya mengelus pipi Rein.
