"kita tidak boleh bebas"

1 0 0
                                    

Seorang penjaga penjara memasuki sel perlahan. Di dalam sel itu, ada empat orang napi. Salah satu dari mereka mendekati penjaga tersebut dan bertanya, "Kenapa kau bisa dipenjara?"

"Saya meminta untuk dipenjara," jawab sang penjaga.

"Kenapa?" tanya napi itu lagi.

"Di luar sana, mengerikan," kata penjaga itu. "Di luar, saya bahkan tidak punya waktu untuk menggores tembok, seperti yang akan saya lakukan di sini selama bertahun-tahun."

Napi lain mendekat dan berbisik, "Jangan khawatir. Tidak usah menggores tembok. Besok malam, kami akan melarikan diri. Kami sudah membuat kunci tiruan. Ikutlah bersama kami."

Sang penjaga menatap mereka. "Aku akan memberitahu kalian satu hal: jangan pergi. Kalian akan membunuh diri kalian sendiri."

"Kenapa? Apa di luar sana ada perang UFO atau apa?"

"Tidak. Di luar sana terlalu indah. Sampai-sampai kita, sebagai manusia, tidak pantas lagi berada di sana."

"Hah, ada-ada saja kau, anak muda," sahut salah satu napi sambil tertawa.

Penjaga itu terdiam, lalu mulai menggores satu garis di tembok.

"Benar-benar kau melakukannya," kata napi itu sambil menggelengkan kepala.

Malam tiba. Ketiga napi itu mulai melakukan pelarian seperti yang direncanakan. Sebelum mereka keluar, penjaga itu berbisik kepada salah satu dari mereka, "Jangan sampai kamu membunuh dirimu sendiri lagi jika kamu sudah merasa terlalu nyaman."

Mereka berhasil keluar dari penjara dan melihat langit yang cerah. Salah satu dari mereka tertawa, "Pemuda itu gila! Apa yang harus ditakutkan di sini?"

Ketika mereka berjalan menuju kota utopia, seorang dari mereka berkata, "Sepertinya enak kalau kita berendam air panas." Seketika, tanah di sekitar mereka berubah menjadi kolam pemandian air panas.

"Wah!" seru mereka, terkejut.

Mereka pun berendam. Salah satu dari mereka menyadari bahwa apa yang mereka ucapkan bisa menjadi kenyataan. "Pizza!" serunya, dan tiba-tiba pizza muncul di hadapan mereka.

Saat mereka makan, seseorang berbisik, "Wanita cantik!" Dan wanita-wanita pun muncul, membuat mereka semakin gembira.

Hari-hari berlalu. Mereka menikmati segala kenikmatan dunia yang bisa mereka ciptakan hanya dengan kata-kata. Namun, semakin lama, mereka mulai merasa bosan. Meskipun begitu, mereka tetap melakukannya, walaupun kesenangan itu sudah tidak lagi memberi mereka rasa puas.

"Apa yang perlu kita lakukan lagi?" tanya salah satu dari mereka.

"Bagaimana kalau kita menguasai kota? Kita bisa menciptakan apa pun yang kita katakan," usul yang lain.

Satu orang yang sebelumnya dibisiki oleh penjaga itu berkata, "Jangan, pasti orang-orang di kota lebih hebat dari kita."

"Coba aja dulu! Ayo kita berangkat!" sahut yang lain.

Mereka pergi bertiga, meninggalkan si pria yang terdiam dan merenung di tempatnya. Ia menggores tembok sambil melihat teman-temannya menyerang kota dengan tank yang mereka ciptakan. Namun, sebelum mereka bisa menyerang, tiba-tiba tank itu meledak.

Pria itu kembali ke selnya. Ia meminta untuk dipenjara lagi, kali ini bersama penjaga yang dulu membisikinya.

"Kenapa kau tahu hal itu akan terjadi?" tanya pria itu.

"Karena aku tahu," jawab penjaga itu. "Manusia lebih baik menjadi hewan daripada menjadi manusia mulia."

manusia adalah makhluk yang rumit dan penuh kontradiksi. Kita menginginkan kebebasan, tetapi juga membutuhkan batasan. Kita menginginkan kebahagiaan, tetapi juga rentan terhadap kebosanan dan kehancuran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

terlalu terangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang