Chapter 1 : Toni

277 11 7
                                    

Di tengah gemuruh kota besar yang tak pernah tidur, ada sebuah gym yang dikenal sebagai tempat para pencari kekuatan berkumpul. Di sinilah Toni, pria berotot dan maskulin, menghabiskan sebagian besar waktunya. Dengan tubuh yang dibentuk sempurna melalui tahun-tahun latihan keras, ia menjadi sosok yang mudah dikenali. Ia seringkali dianggap sebagai pusat perhatian—tampan, dengan wajah yang tegas dan rahang yang terdefinisi jelas. Setiap kali dia memasuki ruangan, kepala-kepala akan menoleh, terutama para wanita yang tak bisa menyembunyikan tatapan kagum mereka.

Toni adalah duda kaya raya, memiliki beberapa bisnis yang sukses, tetapi tidak pernah merasa perlu membuktikannya kepada orang lain. Dia lebih suka menjaga kehidupan pribadinya tetap rendah hati, meski dengan gaya hidup yang mewah. Mobil-mobil mahal dan rumah megah bukanlah hal yang membuatnya bangga; sebaliknya, dia lebih menghargai kerja keras dan hasil yang didapat dari ketekunan.

Saat itu, pagi di gym terasa hidup. Suara beban berat yang bergetar dan gelak tawa mengisi udara. Toni berdiri di dekat mesin bench press, memperhatikan para pengunjung yang berlatih. Dia tidak banyak berbicara, hanya memberikan senyum atau anggukan kepada orang-orang yang berusaha. Bagi Toni, gym adalah tempat untuk fokus, bukan untuk mengobrol. Dia menikmati kesunyian dalam kesibukan, sebuah paradoks yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang seperti dirinya.

Ketika seorang wanita memasuki gym, Toni tidak bisa menahan pandangannya. Wanita itu memiliki tubuh yang bugar dan payudara yang besar, dengan pakaian ketat yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Meski sudah berstatus duda, Toni masih mudah terangsang. Rasa ketertarikan itu membara dalam dirinya, membuatnya merasakan getaran di seluruh tubuh.

Dengan langkah penuh percaya diri, wanita itu menghampiri Toni. "Hai, aku Lila! Kamu sering berlatih di sini?" tanyanya, senyum lebar terukir di wajahnya.

Toni hanya mengangguk, berusaha menjaga kesan tenang meski hatinya berdegup kencang. "Iya," jawabnya singkat, tetap fokus pada rutinitasnya. Dia tidak terbiasa mengobrol panjang lebar dengan orang asing, tetapi aura Lila membuatnya merasa lebih terbuka dari biasanya.

Lila kemudian mulai berlatih di dekatnya, mengangkat beban dengan teknik yang sempurna. Toni mencuri pandang, terpesona oleh keanggunan dan kekuatan wanita itu. Setiap kali dia mengangkat beban, dada Lila bergetar, menarik perhatian Toni lebih jauh. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan bagaimana rasa dada penuh yang bergetar itu. Namun, Toni tidak ingin terlihat terlalu tertarik. Dia menyimpan perasaan itu dalam hati, tidak ingin mengungkapkannya.

Hari-hari di gym berlalu, dan setiap kali Lila datang, Toni merasakan getaran yang sama. Dia merasa beruntung berada di tempat yang sama dengan wanita-wanita menawan yang menghiasi gym tersebut. Wanita-wanita itu tidak hanya menarik secara fisik, tetapi juga memiliki semangat yang menggetarkan.

Dalam pikiran Toni, gym bukan hanya sekadar tempat latihan fisik; itu adalah pelarian dari dunia luar yang penuh dengan kesibukan dan tanggung jawab. Dia menghargai momen-momen di mana dia bisa berfokus pada diri sendiri, pada tubuhnya, dan pada keinginan untuk menjadi lebih baik.

Toni sering kali berlatih sendirian, tetapi saat-saat tertentu ketika para wanita menarik perhatiannya, ia merasa lebih hidup. Di dalam benaknya, tidak ada keraguan bahwa wanita-wanita itu adalah sumber gairah dan motivasi. Dia ingin menjadi sosok yang lebih baik, lebih kuat, untuk menarik perhatian mereka. Meski banyak yang memujinya, Toni tahu bahwa untuk mendapatkan cinta atau perhatian yang lebih dalam, dia perlu melakukan lebih dari sekadar menunjukkan otot-ototnya.

Di luar gym, Toni menjalani kehidupan yang tidak kalah sibuk. Bisnisnya terus berkembang, dan meski ia tampak percaya diri, ada sisi lain yang jarang terlihat oleh orang lain. Toni menghadapi tekanan dari berbagai pihak untuk menemukan pasangan baru. Teman-teman dan keluarga sering kali mendorongnya untuk berkencan lagi, tetapi Toni lebih suka menikmati kebebasan yang dimilikinya. Dia merasa nyaman dengan hidupnya, tanpa harus terikat dengan seseorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arus GairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang