𐙚 𝗞𝗜𝗦𝗦 𝗠𝗘

⠀ ✦ stranger fate

Pesta perpisahan SMA seharusnya menjadi momen yang tak terlupakan bagi Arabella. Setelah tiga tahun penuh perjuangan di sekolah, malam itu direncanakan sebagai malam perayaan yang menyenangkan. Lampu-lampu gemerlap menerangi ruangan, musik yang menggema mengiringi langkah-langkah dansa yang ceria, dan suara tawa memenuhi udara. Semua orang seakan tenggelam dalam euforia kebebasan yang baru saja diraih setelah melewati hari-hari panjang penuh ujian, tugas, dan hiruk-pikuk remaja.

Arabella berdiri di sudut ruangan, memperhatikan keramaian dengan senyum tipis. Dia bukan tipe yang suka jadi pusat perhatian, tapi suasana malam itu membuatnya merasa tenang. Di tengah keramaian, ia bisa menikmati momennya sendiri, mengamati teman-temannya yang sedang menari atau sekadar bercengkerama, dan membayangkan masa depan yang akan segera ia sambut dengan penuh semangat.

Namun, di tengah malam yang seharusnya menyenangkan itu, satu insiden mengubah segalanya.

Di antara gemerlap lampu pesta dan suara musik yang menggema, seseorang muncul entah dari mana, menyelinap di tengah keramaian dan berhenti tepat di depan Arabella. Sosok itu adalah Arion Al-Baihaqi. Siswa yang terkenal bukan hanya karena ketampanannya, tapi juga karena reputasinya sebagai anak nakal yang tak pernah lepas dari masalah. Arion, si troublemaker, yang selalu punya cara untuk mencari perhatian, tak terkecuali pada malam perpisahan SMA ini.

Arabella mengerutkan kening, sedikit terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba. Ia tidak menyangka Arion akan mendekatinya di tengah keramaian ini. Namun, sebelum ia sempat berkata apa-apa, tanpa peringatan, Arion mendekat lebih dekat lagi, hingga hanya ada jarak beberapa sentimeter di antara mereka. Mata Arabella membelalak. Belum sempat ia berpikir atau bergerak, Arion tiba-tiba mendekatkan wajahnya, dan dalam sekejap, ciuman itu terjadi.

Arabella terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Ciuman pertamanya-sesuatu yang seharusnya menjadi momen berharga yang ia simpan baik-baik-telah dicuri begitu saja oleh Arion Al-Baihaqi. Seketika rasa malu, marah, dan bingung berkecamuk dalam dirinya. Di antara semua orang yang ada di pesta ini, kenapa harus dia, Arion, yang dengan lancang mengambil momen itu darinya? Arabella merasa seperti berdiri di tengah badai, sementara sekitar mereka masih penuh dengan tawa dan keriuhan. Rasanya seperti dunia berhenti sejenak hanya untuk menambah ironi pada insiden memalukan ini.

"Arion!" suara Arabella akhirnya berhasil keluar, namun terdengar gemetar. Wajahnya memerah karena campuran emosi yang tak terkendali. "Apa-apaan sih lo?"

Namun, Arion hanya tersenyum miring, santai seperti biasa, seolah-olah yang baru saja dia lakukan hanyalah hal kecil yang sama sekali tidak signifikan.

"Santai aja. Cuma ciuman kecil," jawabnya sambil menyeringai, seolah-olah tak ada yang salah dengan tindakannya.

Arabella mendengus, merasa marah sekaligus tak berdaya. Rasanya ia ingin menumpahkan amarahnya di sana, di hadapan semua orang. Namun, ia menahan diri, tak ingin menciptakan keributan di tengah pesta perpisahan ini. Dengan jantung yang masih berdetak cepat dan wajah yang semakin panas, Arabella memilih untuk pergi meninggalkan Arion yang tampak puas dengan tindakannya.

━━━━

Beberapa hari setelah malam perpisahan yang memalukan itu, Arabella bertekad untuk melupakan kejadian tersebut. Ia yakin bahwa langkah terbaik adalah meninggalkan semuanya di belakang. Sebentar lagi ia akan memasuki fase baru dalam hidupnya: kuliah. Masa-masa SMA-beserta segala drama, kegalauan, dan momen memalukan itu-harus ia lupakan.

Saat diterima di universitas impiannya, Arabella merasa seolah-olah mendapatkan awal baru. Kampus ini adalah tempat di mana ia bisa menjadi siapa saja yang ia inginkan tanpa dibayangi masa lalu. Tidak akan ada lagi pertemuan dengan Arion, tidak ada lagi yang perlu diingat soal malam perpisahan itu. Ia akan menata hidup baru, berfokus pada pendidikan, dan meraih cita-cita tanpa gangguan.