HARAPAN

80 5 1
                                    

Seberapa pantas kah kau untuk ku tunggu.

Cukup indahkah dirimu untuk slalu ku nantikan.


(Seberapa pantas - sheila on 7)


Lagi lagi aku menatapnya. Dia yang begitu menarik perhatianku saat membaca alQuran di kelas. Apalagi kalau sedang bermain futsal. Sampai terkadang kakiku lemas karena melihatnya.

Jumat ini,guru mentor kelasku tidak datang. Karena aku menjabat sebagai sekretaris,aku ditugaskan untuk mencatat absen. Tetapi,aku sangat malas.

Hmm,sebelahku Bian. Mungkin aku dikelas dikenal sebagai orang yang jahil. Aku injak saja kakinya. Lagi lagi aku kena tendang,jurus seperti biasanya.

"Eh Bian suka sama Vika yaaa" leke Zara yang amat sangat tidak masuk akal.

"Ih apansi" hanya kata kata itu yang terlontar dari mulutku. Lalu aku pura pura merapihkan absen di meja guru. 

Saat aku kembali ke tempat duduk,Bian menginjak kaki ku. Seakan ini adalah awal baru untuk mengajakku bermain dengannya. Entahlah,saat aku dengannya aku selalu tersenyum. Sulit rasanya melemaskan bibir ini.

"Ciee tuhkan Bian godain Vika. Suka nih yee" ledek Zara lagi. Akupun melirik ke arah Bian. Dia tersenyum. Apakah dia juga menyukai ku? Ah mengapa aku semakin bertambah harapan. Apakah dia juga mengagumiku secara diam diam? Sama seperti apa yang aku rasa.


Aku berharap,tuhan punya rencana lain untukku dan Bian. Aku harap kita tidak hanya dipertemukan,tetapi juga di satukan.

Dear BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang