Sebuah Fakta Masa Lalu

14 1 0
                                    

Aku terdiam dengan tatapan terpaku menatap seseorang yang begitu jauh didepan sana, aku merasakan tubuhku tergeser oleh banyaknya ribuan orang yang memenuhi tempat ini, suara teriakan histeris dan gemerlap lampu yang begitu terang menyorot beberapa orang didepan sana tak dapat membuatku barang sejenak untuk mengedipkan mata, jantungku berdegup kencang sampai rasanya seperti ingin melompat keluar.

"Sudah lama ya tidak berjumpa, apa kabarmu ?"

Rasanya ingin sekali terucap dari bibirku saat ini pertanyaan itu, tapi apa mungkin suaraku terdengar olehnya diantar suara histeris yang begitu memujanya.

Wajahnya terlihat begitu tegas dengan sorot mata tajam, tangannya terangkat menunjuk para kerumunan orang. Apakah dia sedang marah saat ini ? Kenapa aku jadi takut, membuat aku reflek mundur perlahan, walaupun sulit dan suara-suara teriak itu semakin terdengar.

"Ishh minggir woy!"

"Hadehhhh geser dikit kek!"

"Yaampun sakit banget, please geser!"

"Eh udah diem, dia kayaknya ngamuk!"

"Papi John ngamuk wey!"

***

"Haduh gimana ya ini ? Gak kondusif banget penontonnya"

"Semakin mengulur waktu kalau begini, gimana nih Hyung ?"

Dia menarik nafas panjang, mulai melangkah mengambil tindakan. "Hey..."

Dengan tatapan datarnya John menunjuk beberapa orang penonton "Please, Kondusif, jangan dorong-dorong, Tolong mundur teratur" dengan suara yang lembut namun tegas, serta tatapan tajamnya itu, bukannya membuat orang-orang itu Diam, malah suara teri...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tatapan datarnya John menunjuk beberapa orang penonton "Please, Kondusif, jangan dorong-dorong, Tolong mundur teratur" dengan suara yang lembut namun tegas, serta tatapan tajamnya itu, bukannya membuat orang-orang itu Diam, malah suara teriakan semakin histeris yang terdengar.

"Haduhhh kok malah makin gak kondusif, padahal John Hyung udah ngamuk loh itu, gawat banget!"

"Hyung, sabar... Tenang, jangan emosi"

"Panggil kru kesini, mau gimana ini acaranya ?!"

John berbalik arah, tangannya mengisyaratkan kepada salah satu kru untuk naik ke panggung.

"Hyung sabarrr!"

Kaki jenjang John melangkah pasti ditengah suara teriakan yang masih terdengar. "Gimana ini ? Kita gak akan bisa mulai kalau kondisinya gak kondusif, aku gak ingin ngamuk, tapi kalau kalian gak ambil tindakan, aku yang akan ambil tindakan sendiri... Dan aku jamin CEO itu pasti gak akan senang dengan tindakanku"

Dia mengatakan itu tanpa beban, namun mampu membuat lawan bicaranya itu langsung panik. "Iya John, sebentar, kami juga sedang cari jalan keluarnya, penonton membludak dan rata-rata perempuan, kamu taukan pere..."

"Kalau begitu diundur saja konsernya"

"APA ?! GILAK YA KAMU ?"

John turun dari panggung, diikuti member lain dibelakangnya, kru tersebut semakin bingung dan panik.

"30 menit, aku cuma bisa ngulur waktu bujuk Hyung John 30 menit, sisanya aku gak tau lagi ya Hyung, maaf" ucap si Maknae dengan tatapan kasihan pada Kru tersebut.

***

Aku mengatur nafas dan emosiku dengan duduk di sebuah ruangan yang tersedia dibelakang panggung, jangan sampai emosiku tidak bisa aku tahan.

Harusnya malam ini adalah konser yang menyenangkan, tapi karena kejadian ini jadi sedikit tidak menyenangkan, padahal aku tidak ingin mengecewakan mereka yang sudah bersedia hadir dalam konser ini untuk melihat penampilan kami, tapi keadaan ini malah membuat mereka jadi terhalang kebahagiaannya.

Padahal ini hari pertamaku bergabung setelah vacum selama satu tahun karena cidera kecelakaan itu, tapi langsung disuguhi dengan masalah seperti ini, padahal aku sudah membayangkan hal-hal indah yang menyenangkan.

"John..."

Aku melihat kearah pria tua yang tak lain adalah supir pribadiku, dia sudah lama bekerja untuk keluargaku, bahkan karena sangking akrabnya aku sampai memanggilnya paman.

"Bagaimana Paman ?"

Aku langsung berdiri dari duduk, tak sabar ingin tahu informasi yang akan diberikan paman, semoga ini informasi yang aku harapkan.

"Aku sudah coba cek di beberapa universitas, mungkin besok pagi aku baru dapat kabar"

Seketika aku terduduk lemas dengan kembali kecewa, itu bukan informasi yang aku harapkan.

"Susah sekali ya paman mencarinya ? Aku jadi tidak enak, mohon maaf merepotkan paman"

Paman memberiku pelukan sesaat sambil menepuk punggungku. "Ya, aku tidak masalah selagi aku masih bisa membantumu, tenang saja, pasti ketemu" ucapnya yang sedikit bisa menenangkanku.

"Ini masih soal yang sama, Hyung ?"

"Kamu belum nyerah juga ?"

"Haduhhhh... Jadi penasaran, kok bisa ya kita gak tau, padahal waktu itu kita sering jengukkin kamu, waktu mata kamu sakit, tapi kok aku bisa gak tau ya ?"

"Iya ya, gak ada loh perempuan selain ibumu yang merawat kamu"

John cuma tersenyum kecut sambil memijit kepala belakangnya yang tambah pusing itu mendengar celotehan membernya.

"Ya terus, perempuan itu hantu ?" gumam John dalam hatinya.

****

Padahal, aku cuma mau mengucapkan terimakasih
Tapi kenapa sulit sekali
Kamu baik, tapi kenapa pergi tanpa jejak ?
Aku jadi kesulitan mencari
Apa kamu sedang sembunyi ?









HEY KALIAN!
IYA KALIAN, KALIAN YANG LAGI BACA!

Terimakasih sudah membaca, semoga suka🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak dikolom komentar 💕

Hello JohnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang