"Mohon maaf, Anda terdiagnosis mengalami kebutaan akibat mengalami cedera yang cukup parah dibagian mata"
Aku tidak akan pernah melupakan kata-kata itu sampai saat ini, akibat kecelakaan itu aku mengalami kebutaan karena trauma yang cukup serius dibagian mata. Saat itu, karena menghindari kejaran fans, aku terpaksa mengemudi diatas rata-rata kecepatan yang seharusnya, malam itu pukul 01.00 dini hari, setelah selesai mengisi acara, aku pulang dengan mengemudikan mobil sendiri, melewati jalan tol yang cukup sepi, Mobil Porsche ku melaju dengan tenang pada awalnya, namun sesaat setelah aku melihat ada 2 taksi dan 3 mobil lain yang jalan begitu mepet dengan mobilku, aku merasa ada yang tidak beres dan benar saja, salah satu kaca mobil itu turun dan menampilkan seseorang yang begitu tertutup sedang membawa kamera handphone dan satu lagi kamera khusus yang diarahkan ke mobilku, Sesaeng... Itu adalah dugaanku yang langsung terbukti, dengan panik aku menginjak pedal gas penuh, sampai tak sadar aku melaju begitu kencang dan langsung menerobos bahu jalan, yang kutahu saat itu mobil itu tetap melaju walaupun sudah menabrak bahu jalan, menabrak pohon-pohon dan batu-batu, sampai aku terbentur cukup keras dan bangun ditempat tidur rumah sakit.
"Tenanglah, Anda aman, saya Kim dokter yang akan menangani Anda"
Yang aku rasakan hanyalah kesakitan yang menjalar di sekujur tubuhku, aku bahkan sampai tak berani membuka mata karena sangking beratnya mata ini tertutup menahan sakit itu, kupikir saat itu kalau aku pasti tidak akan selamat. Badanku benar-benar sakit, aku hanya terus memanggil ibu, berharap ada pelukannya yang menenangkanku.
"Sssshh.... Sah... kit"
"Ya, saya tahu Anda pasti sangat kesakitan John, tapi tenang saja saya akan mengobati Anda" ucap dokter lagi.
Semua berita selama hampir sepekan isinya adalah "John kecelakaan" ada banyak dugaan yang tidak mendasar untuknya, mulai dari mengemudi dibawah pengaruh alkohol, menghindari paparazi karena membawa seorang wanita, dan lain sebagainya. Semua member dan teman artis lainnya silih berganti menjenguk John, orangtua tak sedikitpun membiarkannya sendirian dan menghiburnya. Sampai tiba saat dokter membawa hasil lab nya dan mengatakan 'Hal itu' mengatakan hal yang menjadi mimpi buruk bukan hanya untukku, tapi juga untuk keluargaku.
"Aku buta"
Aku menangis begitu keras, tidak bisa menerima ini semua, walaupun mereka bilang ini hanya sementara, tapi bagiku ini bagaikan siksaan yang tiada akhir, sementara itu tidak bisa diprediksi kapan, berarti tidak ada yang tahu kapan aku bisa melihat lagi.
Manager dan label membuatku vakum, walaupun aku tahu kalau ini hanya trik mereka agar tak terlihat jahat karena tak langsung mengeluarkan aku, aku yakin tak lama lagi mereka pasti akan mengumumkan aku keluar.
Hari-hari yang aku lakukan hanya diam ditempat tidur sambil menebak siapa orang yang masuk, jika terdengar suara pintu kamarku dibuka.
Apa salahku ?
Berkali-kali hati kecilku bertanya hal itu, namun jawaban yang aku dapatkan adalah rasa sesak dihati dan frustasi, benar-benar rasanya ingin mati saja, harusnya kemarin aku tidak usah bangun lagi daripada harus bangun dalam kondisi ini.
Pada saat itu setiap hari aku selalu berpikir bagaimana caranya untuk mengakhiri hidupku, sampai ibuku masuk kedalam kamar dan memperkenalkan seseorang yang akan merawatku.
"Selamat pagi, perkenalkan namaku Cho Sun Rae, biasa dipanggil Rae-ah, Sun artinya matahari, Rae-ah... Aku lupa, mohon bantuannya"
Aku bergeming, tidak ada niat sama sekali aku ingin menjawab sapaannya itu, namun ibu berkata kalau dia akan merawatku mulai hari ini. Aku tersenyum kecut.
"Bahkan ibu sudah mulai bosan merawatku, ibu ingin meninggalkanku juga, eoh ?"
Ibu menangis dan tanpa sadar aku tak bisa menahan laju air mataku, ibu memelukku dengan erat sambil mengatakan'maaf' berkali-kali, semakin air mataku turun begitu deras, tanpa suara kami berdua menangis dalam diam sambil memeluk satu sama lain.
"Pada suatu hari..."
"Haduh... Aku sudah bosan dengar kamu cerita hal yang sama, ganti yang lain!"
Rae-ah, awalnya aku tidak suka dengan gadis ini, dia bawel bukan main, melebihi ibuku, semenjak dia merawatku setiap pagi pasti ada keributan diantara kami, aku yang tidak mau bangun dari tempat tidur dan Dia yang selalu menarikku untuk bangun. Tapi, lama kelamaan aku jadi punya hobi baru, hobi untuk menjahilinya.
"Selalu saja pada suatu hari, kamu pikir aku anak kecil setiap saat kamu bacakan dongeng!"
"Kamu gak suka kalau aku bacain buku pelajaran"
"Yaiya, kamu bacain aku buku matematika, kamu pikir aku apa ? Orang pintar yang gak punya kerjaan?"
"Oke, kamu mau aku bacain buku apa ?"
"Terserah!"
"Ilmu pengetahuan alam ?"
"Enggak... Kamu pikir aku mau penelitian?"
"Ilmu pengetahuan sosial ?"
"Apa ? Kamu pikir aku mau jadi ahli sejarah"
"Jadi apa ?"
"Gak tau. Terserah!"
Aku menahan geli, aku yakin pasti wanita itu sedang menahan diri untuk tidak memukulku, namun aku cukup kagum karena walaupun suaranya yang lembut dan sentuhan sangat halus, dia tidak gentar dengan semua tingkahku yang galak dan menyebalkan.
"Kata dokter, Minggu ini kamu harus periksa ke dokter"
"Aku malas, tidak usah saja"
"Jangan begitu John, aku dengar juga dokter dan orang tua kamu sedang berusaha cari donor mata dan coba juga untuk mengobati matamu, syukur-syukur kalau saat selesai dioperasi kamu bisa mendapatkan pengelihatan kamu, tanpa harus donor"
Kalau sudah gadis ini bicara seperti ini, aku pasti hanya bisa diam, terlalu malas untuk menanggapi karena aku sudah tidak mau berharap.
"Kalau seandainya kamu bisa lihat, hal pertama yang ingin kamu lihat apa ?"
"Kamu..."
Tanpa sadar aku langsung berujar, hatiku berdesir saat mengatakannya, dua bulan aku bersama dengan gadis ini, mendengar suaranya, merasakan sentuhannya, aku benar-benar penasaran seperti apa rupa gadis ini.
"Mengapa ?"
Aku tidak menjawab, lebih tepatnya aku tidak berani menjawab, aku takut... Aku takut diriku salah paham dan diapun juga salah paham.
Tapi, beberapa bulan berlalu, aku benar-benar dioperasi, perbanku perlahan-lahan mulai dibuka oleh dokter, aku dengan sangat pelan dan hati-hati mulai membuka mata, satu persatu cahaya masuk kedalam mataku, perlahan siluet satu per satu orang dihadapanku terlihat. Ibu, ayah dan dokter serta para member, semua bisa aku lihat.
Hanya satu yang tidak terlihat, Rae-ah... Aku tidak bisa melihatnya dimanapun, sampai saat ini.
Semua seperti kembali ke awal, aku kembali bersama member, mengakhiri masa panjang aku beristirahat, tampil didepan banyak orang dan menerima begitu banyak cinta dan apresiasi.
Tapi, aku tidak bisa membohongi diri, ada satu tempat khusus dihatiku yang memuat begitu banyak rasa penasaran tentang Dia, tentang Rae-ah, gadis itu sama sekali tak pernah muncul lagi, aku ingin tahu, aku ingin bisa menemukannya.
"Rae-ah... Kamu dimana ?"
****
Hello... Terimakasih sudah membaca, jangan lupa untuk tinggalkan jejak di kolom komentar ya💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello John
General FictionAku gak tau ini akan menjadi hal yang dapat dipercaya atau tidak, tapi aku berharap kalian yang membaca ini dapat terhibur atau bahkan mengambil pelajaran dari apa yang aku ceritakan. John, kisah hidup superstar yang kebetulan ada Aku didalam sebagi...