Prolog

604 77 15
                                    

"Aaghh faster babe, faster." desah seorang gadis yang sedang disetubuhi oleh pasangannya. "Ah shit, u look so beauty babe." balas pasangannya. "Ah, ah, ah, ah Faster baby, ahh, fuck me harder." mendengar desahan sang gadis, lelaki itu langsung mempercepat genjotannya dan membuat sang gadis menggeliat tak karuan. "Aghh, punya kamu sempit banget sayang." puji lelaki tersebut. "Punya kamu malahan yang besar banget sayang, ah ah ah, aku gak kuat ahhh shit." erang sang gadis sambil mengalungkan tangannya di leher pasangannya.

Tak berlangsung lama, sang pria merasakan denyutan pada pusakanya, yang artinya dia akan melakukan pengeluarannya. "I'll come babe, ah Shit." ucap sang pria. "Ah ah ah, don't take it out inside me, please aghhh" mohon sang gadis, tetapi tidak didengarkan oleh lawannya. Lelaki tersebut langsung menghentakkan pinggulnya dan melepaskan semuanya di dalam rahim gadisnya itu. "Thank u for tonight babe" ucap lelaki tersebut sambil mengelus pucuk kepala sang gadis dan mencuim keningnya. Gadis tersebut mulai terisak karena tidak percaya, bahwa sang pacar akan mengeluarkan laharnya di dalam dirinya. "Hiks... kamu jahat, katanya gak diluar, makanya aku mau ngelakuin ini, ternyata kamu bohong." gadis itu menangis sambil memukul dada bidang sang pacar. Saking banyaknya lahar putih yang dikeluarkan oleh sang pacar, lahar itu keluar secara perlahan dari dalam rahim gadis itu.

Sang pacar yang mengetahui kesalahannya, mencoba meminta maaf dan menenangkan gadisnya itu. "Hey, i'm sorry, oke? Aku bakal tanggung jawab ke kamu, or kamu mau minum obat biar janinnya gak jadi? Tapi aku serius, aku lupa ngeluarinnya di luar." sang pacar melepas pusakanya dan memeluk erat gadisnya. "Kamu jahat, kamu jahat. Aku gak mau hamil dulu, aku gak siap Rey." sang pacar yang bernama Rey itu mengelus punggung putih gadisnya itu dan mencium singkat bibirnya. "It's oke babe, aku bakal ada untuk kamu, kamu jangan sedih ya. Kamu sekarang istirahat dulu gih bobo, kita udah main 3 jam loh. Selamat tidur my queen." ucap Rey sambil mengelus lembut punggung gadisnya itu. Sang gadis mulai memejamkan matanya sambil sedikit terisak.

Tak lama, dapat Rey dapat mendengarkan nafas lembut dari pacarnya itu, yang ternyata sudah tertidur lelap, karena kecapekan bermain. Rey dengan sangat hati2 melepaskan pelukannya dari tubuh sang pacar. Setelah bersusah payah, Rey langsung berdiri dan menyelimuti badan gadisnya yang tidak memakai sehelai benang, dengan selimut. Kemudian, ia memakai celana pendek dan kaosnya yang tergeletak di lantai, dan langsung menuju ke arah balkon apartemennya. Ia kemudian menyalakan rokoknya, menghisap, dan menghembuskan rokoknya pelan.

"Pa, pasti sekarang lu lagi liatin gw dari atas sana. Maafin aku ya pa, karena makin bandel dan sekarang malahan hamilin anak orang. Aku tau papa pasti akan marah kalo ngeliat langsung aku disini. tapi aku janji, aku pasti akan menggapai cita2 yang papa inginkan, tunggu aku pa, aku pasti akan bisa menggapai impianmu, walau akan banyak halangan kelak." ucap Rey sambil melihat ke arah langit dan tanpa ia sadari setetes air mata mengalir di pipinya. Malam itu Rey menghabiskan rokoknya dengan menatap langit malam yang berisikan barisan bintang yang membuat langit malam itu menjadi sangat indah.

***

"REVAAAA" teriak seorang gadis bertubuh mungil, setelah melihat seorang gadis yang baru keluar dari gerbang kedatangan bandara. "FLORANAAAA" teriak gadis bernama Reva menghampiri Florana dan mereka berdua langsung berpelukan. "Sumpah gw kangen banget sama lu Rev" ucap Florana senang sambil melepas pelukannya. "Iya anjir gw kangen banget sama lu, kita dah gak ketemu 3 tahun cuy." balas Reva tak kalah senang. "Yaudah anterin gw balik yuk, gw mau ngasih surprise ke orang rumah." Florana mengangguk dan membantu Reva membawa koper dan menuju ke mobil Florana.

"Flo, lu udah ada pacar belum sih?" tanya Reva kepada Florana yang sedang fokus menyetir. "Gak ada Rev, gw masih single. Boro2 punya pacar, yang deketin aja pada gak berani." jelas Florana dengan sedikit terkekeh. "Lah kenapa pada takut? Lu kan baik, cantik, friendly, plus imut, masa pada takut sama lu? Atau mungkin lu pasti judes banget kan ya, sama anak2? Ngaku aja lu?" mendengar ucapan Reva barusan membuat Florana menggeleng dan terkekeh. "Gak gitu Rev" Reva yang kebingungan kemudian kembali bertanya ke Florana. "Terus kenapa Flo?" Florana kemudian mengambil nafas panjang dan langsung menghembuskannya.

Bad Boys & His PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang