"Shhh... kumohon berhenti, Tuan."
"Sakit."
"Belum, lihat pelacur. Lubangmu menelan semuanya. Masih mau lagi, hm?"
Tn. Yu memegang selang bening yang terhubung ke memek Xioxian, menyodoknya semakin dalam. Hal itu membuat wanita itu mendesah, sensasi ketika selang sebesar tiga jari itu masuk membuatnya terstimulasi.
"Ahhhhhhhhhhh..."
Plak
Tn. Ruth memukul bokong Xioxian keras sehingga cairan putih yang keluar dari selang itu sedikit terciprat ke lantai.
"Mendesah lebih keras, pelacur."
Xioxian yang tidak punya tenaga untuk membantah, hanya bisa patuh.
"Ahhhhhh, Tn. Yu kumuhon lebih dalamm..."
"Katakan lebih keras, sayang."
Tangan kekar pria berusia 30 tahunan itu menggerakkan selang dengan gerakan tidak beraturan. Xioxian menggelinjang, bagian bawahnya yang dipermainkan kasar seperti ini membuat pikirannya seakan mau meledak, air liurnya menetes keluar, membentuk benang transparan yang menetes ke kasur.
Cairan berlendir yang melumasi sisi luar selang semakin memudahkan benda itu mengobrak-abrik isi lubang bunga.
"Ahhhhhh, lebih cepat Tuan, kumohon..."
Xioxian hampir mencapai puncak, gerakan mengobrak-abrik itu semakin cepat. Tapi sedetik sebelum ia berhasil sampai puncak, Tn. Yu mencabut selang itu keras, sehingga seluruh cairan diselang itu mengalir keluar. Xioxian masih ngos-ngosan, lubang bawahnya langsung terasa kosong. Membuka tutup meminta dimasukkan sesuatu yang besar. Tn. Yu tersenyum melihat ekspresi kecewa Xioxian, setelah puas memainkan wanita itu ia pergi dari ruang khusus itu.
Xioxian masih berbaring di kasur, kakinya digantung sehingga lubang kemaluannya yang terbuka terlihat jelas, sedikit demi sedikit lubang itu memuntahkan cairan kental berwarna putih, menetes hingga kasur. Perutnya membesar, ukurannya bertambah dua kali lipat seperti orang hamil. Cairan yang dimasukkan lewat selang tadi tidak lain adalah sperma orang lain.
Ketika bergerak duduk cairan kental itu semakin merembes keluar, perutnya juga terlihat buncit karena dipaksa menelan esensi sebanyak 2000 ml lewat memeknya. Setelah melepaskan ikatan di kedua kakinya Xioxian duduk di tepi kasur.
Lubangnya masih gatal, ingin segera diisi sesuatu yang bisa memuaskannya. Ia mengelus perutnya yang terasa kembung, semua sperma ini harus segera dikeluarkan dari rahimnya, kalau tidak segera ia bisa hamil.
Memberbaiki suspenser putih yang dipakainya ia berjalan keluar dari ruangan tersebut, tanpa sehelaipun pakaian dalam.
Seperti yang ia duga Tn. Yu pergi setelah bermain dengannya. Maka hari ini ia bebas. Tn. Yu adalah suami sah nya, mereka baru menikah beberapa bulan lalu, Xioxian tidak menyangka, Tn. Yu menikahinya hanya karena nafsu semata. Meski terlihat normal dan tampan, siapa yang menyangka jika pria itu memiliki orientasi seksual yang menyimpang.
Xioxian berjalan kearah dapur, membuka lemari es dan menelusuri isinya, kemudian pandangannya terpaku pada timun berukuran besar yang ia beli di supermarket beberapa hari lalu. Wajah Xioxian memerah, apakah benda berukuran besar itu akan muat didalamnya?
Setelah pikirannya berperang, akhirnya Xioxian mengambil timun itu.
Xioxian menyandarkan punggungnya di meja bar, ia melebarkan kedua kakinya, cairan putih langsung menetes ke lantai. Menaikkan suspenser hingga mencapai dadanya, sehingga dua payudara montok itu melompat keluar. Xioxian menggunakan tangan kirinya itu untuk menumpu berat badannya di meja bar, tangan kanannya mulai bergerak memainkan kemaluannya agar menghasilkan cairan lebih banyak lagi.
Sebenarnya ia punya beberapa toy sex di kamarnya, tapi menggunakan sesuatu yang tumbuh dari alam sepertinya terasa lebih nikmat.
Lick.. lick.. lick
Suara cabul memeknya menggema di dapur, Xioxian menahan erangannya, suhu tubuhnya berangsur-angsur memanas. Ketika dirasa pelumasan sudah siap Xioxian mengambil timun berukuran lengan tersebut kemudian menggosoknya ke labianya.
"Shhhhhhh..."
Xioxian memejamkan mata, merasa nikmat dengan sensasi dingin timun tersebut. Setelah semua bagian timun itu basah dengan cairannya tangan kirinya ikut turun, membuka lubang bunga lebih lebar agar timun berukuran besar itu bisa leluasa masuk.
Setelah ujung timun itu berada pas di lubang bunganya, ia mendorong sedikit demi sedikit. Diisi kenikmatan seperti itu tubuhnya bereaksi panas.
"Ahhhhhhhhhhhhhh..." Batang timun itu masuk seperempat setelah ia mendorongnya.
Wajah Xioxian memerah, mulutnya membuka tutup seksi. Tubuhnya menggeliat, memposisikan agar timun itu leluasa masuk ke bagian dalam tubuhnya.
Setelah berusaha mendorong kembali timun itu masuk, ia mengerang keras. Tersisa setengah.
Satu upaya lagi. Xioxian memejamkan mata, satu dorongan lagi, setelah itu semuanya akan terasa nikmat.
Menarik napas dalam, dan "AAhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"
Tubuh Xioxian basah oleh keringat, kini memeknya terasa penuh. Ketika ia bergerak sedikit, perasaan gatal itu kembali datang bertubi-tubi.
Karena ukuran timun terlalu besar, buah itu sedikit menonjol di perutnya.
Xioxian meraih batang timun yang tersisa seperempat itu dan mulai menggerakkannya. Mendorongnya keluar-masuk, sehingga tubuhnya bergetar karena rasa nikmat.
"Ahhhhhhhhhhhh... Lebih cepat!!" Xioxian berteriak kenikmatan, menggerakkan timun itu lebih cepat sehingga beberapa kali ujung timun itu menabrak jantung bunga memeknya. Air mata fisiologisnya keluar karena merasakan kenikmatan.
Tidak bisa terus-terusan diposisi yang sama, tanpa melepas timun itu Xioxian memutar tubuhnya menghadap lantai, kedua kakinya terbuka lebar dengan salah satu tangan menumpu meja bar. Posisi doggy style membuat timun itu bisa masuk semakin dalam. Cairan transparan menetes membentuk benang perak, dibarengi cairan sperma yang masih berada di dalam rahimnya.
Jika dibayangkan apabila ada orang yang datang, maka pemandangan cabul memek Xioxian yang memelintir timun akan tersaji, cairan putih bercampur bening menetes terus menerus dari sana, membuat lantai sekitarnya becek. Air kotor membasahi selangkangannya, kemudian cairan itu menetes hingga kaki dan berakhir menggenang di lantai, membentuk pemandangan cabul.
Mengobrak-abrik isi memeknya dengan timun, Xioxian belum puas. Ia menggerakkan timun itu semakin cepat, menggaruk bagian dalam memeknya yang semakin gatal.
"Ahhhh, memekku ingin makan k****l!" Xioxian berseru, kata-kata cabul menstimulasi memeknya memeras air lebih banyak.
Dirinya hampir sampai puncak, gerakan tangannya semakin cepat. Memeknya berkontraksi, memeras timun itu semakin dalam. Xioxian berteriak.
"AAhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...."
Orgasme pertamanya terjadi.
Napas Xioxian naik-turun. Otot memeknya berkedut, membuat timun yang masih menancap bergerak halus.
"Xio Xian?"
Mengetahui ada orang lain selain dirinya di rumah ini membuat Xioxian seketika membeku. Kakinya masih lemas, sehingga tidak memungkinkan untuk bergerak banyak. Xioxian menoleh ke sumber suara, tubuhnya menegang melihat sosok yang berdiri mematung di pintu dapur.
Chen Qi menyaksikan pemandangan cabul dirinya, entah sudah berapa lama ia berdiri disana.