Bagaikan benang kusut, haura menahan matanya agar tidak tertidur saat pengajian berlangsung. Dirinya terus menggerutu dalam hati kenapa matanya susah berkompromi sekali
Jam terus berbunyi di setiap ketukan nya berbarengan dengan ustadzah zara yang saat ini sedang menjelaskan materi mengenai fiqih bab thoharoh
"Jadi seperti yang sudah tertera dalam kitab safinah ini, masa maksimal haid adalah lima belas hari lima belas malam, seperti itu ya, fahimtum? "
"Fahimna"
"Karna sudah faham lanjut ke materi selanjutnya ya, mengenai nifas... " Ustadzah zara terus menjelaskan dengan bahasa yang mudah di fahami membuat semuanya antusias belajar karna sistem belajar yang nyaman
Haura membuka matanya kala mereka menjawab pertanyaan ustadzah zara. Haura mengerjap kan matanya melihat fokus ke arah papan tulis yang sudah penuh terisi tulisan tangan ustadzah zara yang rapi
"Ini syetan di mata haura bandel banget sumpah" Gerutunya dengan suara pelan
"Ada apa hau? " Riska yang berada di depan haura menoleh kearahnya
"Enggak ris, kalo izin ke wc boleh gak yah? '
" Boleh hau, ngomong aja"
Haura mengangguk lalu mengangkat tangannya, ustadzah zara menatap ke arah haura dan menatapnya seolah olah berkata "ada apa? "
"Ini ustadzah haura boleh izin ke wc gak?. Ngantuk banget"
"Silahkan, hati hati"
"Iya ustadzah. Terima kasih"
Haura keluar sendiri tanpa di antar oleh siapapun. Sebenarnya haura juga ingin diantar apalagi saat tadi riska menawarkan diri. Namun haura tidak mau gara gara dirinya, waktu belajar riska terganggu
Saat berhadapan dengan pertigaan, haura terdiam. Lupa jalan apa yang selanjutnya harus ia tuju.
Lama berfikir, akhirnya lampu tiba tiba menyala di kepala haura menunjukan arah jalan menuju wc
"Nah kan bener ketemu"
Sesuai tujuannya, haura hanya membasuh mukanya supaya tidak mengantuk lagi. Dan benar saja air yang dingin mampu membuat kantuk haura hilang dalam seketika
"Segerr" Gumamnya lagi
Setelah merasa puas, akhirnya haura kembali hendak menuju kelas. Namun anak kecil yang tak jauh dari pandangannya, membuat haura menghentikan langkahnya dan berakhir menghampiri anak kecil itu
Alangkah kagetnya haura ketika melihat anak kecil yang tergeletak lemah di atas aspal dengan memakai seragam lengkap dan wajah yang pucat
Dengan cepat, haura menggendong anak itu walaupun tidak tau siapa anak yang ia selamatkan ini. Dan berkahir dikamarnya. Haura membaringkannya di atas kasur lalu melepaskan tas yang anak itu pakai
Keringat dingin dari pelipisnya haura lap dengan tisu kering dan memakaikan pada badan kecilnya dengan selimut hangat haura
" Terus haura ngaji gimana? "
"Tapi kalo haura ngaji, ni anak sama siapa? Kocak ah puyeng kan. Gak tau anak siapa lagi"
"Cil, cil, bocil. " Haura memanggilnya sambil menggoyang goyangkan tubuh lemahnya pelan
" Bodoh lu hau. Orang pingsan mana bisa jawab"
"Udah ah tunggu yang lain aja kali ya? Siapa tau mereka tau ini anak siapa"
Haura mengamati wajah damai anak itu yang mengeluarkan dengkuran pelan. lama menatap, akhirnya mata haura tergoda untuk menutup kembali dan benar saja, tak butuh waktu lama, akhirnya haura ikut berbaring di pinggir anak itu sambil memeluknya sayang

KAMU SEDANG MEMBACA
Haura love mission
Teen FictionMemiliki kehidupan yang penuh kasih sayang, seperti keluarga cemara walau tanpa seorang ibu, dan dua orang sahabat dari kecil yang selalu menjadi penjaganya, membuat haura kurang menyukai kisah percintaan seorang remaja pada umumnya karna merasa mem...