CAFE.
"Lo liat aja itu, jujur gue risih banget. Tapi papih gue ini anggap gue masih kecil, padahal udah ada yang manggil gue tante loh." Ucap fiony sembari melirik zean yang berdiri tegap di pintu masuk cafe itu.
Entah apa yang pria itu lakukan.
Chika yang berperan sebagai teman dekat dari fiony sudah terkekeh melihat wajah kesal sahabatnya itu, sudah terbiasa dengan keluh kesah fiony yang sejak dulu hanya ini saja masalahnya.
"Tapi masa selama ini lo bareng zean lo ga suka sama sekali?" Tanya chika di sela kunyahanya.
Fiony berdecak sebelum menjawab.
"Ya gue akuin dia cakep, tapi gue ga butuh gen cakep dia. Gue butuh pasangan yang bikin gue happy, lo liat aja tampang dia datar begitu. Kaya kanebo kering tau ga, ya gue pikir gue sama dia bakalan akrab, bahkan lontarin candaan aja ga pernah tu mayor." Jelas fiony.
"Tapi alasan utamanya sih gue gamau punya suami abdi negara, gue ga siap di tinggal-tinggal. Lo tau gue clingy, zean cakep tapi dia bukan tipe gue." Lanjut fiony.
Chika menganggukkan kepalanya, mencoba paham dengan posisi sahabatnya saat ini.
Karena chika sudah tau selain ajudan, zean juga akan menjadi kandidat terkuat untuk di jodohkan dengan fiony.
"Cari pacar aja lo mending." Saran chika.
Fiony kembali berdecak.
"Lo kan tau terakhir kali gue deket sama cowo, tu cowo di ospek sama papih gue. Terus akhirnya masuk angin sama kembung karena tahan napas di dalam air hampir lima belas menit, hampir mati anak orang." Penjelasan fiony ini mendapatkan tawa dari chika.
Sangat mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.
"Jadi sekarang lo bener-bener lagi ga deket sama siapa-siapa?"pertanyaan chika ini mendapatkan anggukkan kepala dari fiony.
Fiony mengaduk-aduk minumannya.
"Gue juga pengen kerja, dari lulus sampe sekarang gue ga di bolehin kerja sama papih gue. Ampun banget deh gue, mangkannya waktu kakak gue minta tolong untuk jagain anaknya, langsung gue iyain, gue serasa kaya di penjara di rumah ortu sendiri." Jelas fiony lagi.
Apa yang bisa chika lakukan selain tersenyum simpul saja? Jujur ia sedikit kasian dengan temannya ini, tapi ya tidak mau terlalu ikut campur juga.
"Dan parahnya tu mayor malah ikutan tinggal di rumah kakak gue, kaya---- tau deh cape gue." Fiony meletakkan sendoknya, sudah tidak napsu untuk makan.
"Kayanya lo emang bakalan di jodohin sama zean sih." Ucapan chika ini semakin membuat fiony menghela napasnya berat.
Ia sudah tau itu pasti akan terjadi.
"Atau gini aja deh, lo deket aja gitu sama orang. Kalo misal lo ga suka sama tu orang yaudah pura-pura kelihatan suka aja, setidaknya lo bisa kebebas dari zean." Saran chika.
Fiony terlihat berpikir sejenak.
"Mustahil sih bikin gue kebebas dari zean secara instan kaya begitu, tapi kalo bikin zean muak ngeliat hubungan gue sama orang lain kemungkinan iya. Tapi siapa ya?" Fiony juga terlihat berpikir.
Keduanya sama-sama diam.
"Dih! Kok ribet sih, lo tinggal download aplikasi dating aja." Chika sedikit menggebrak meja.
"Aplikasi dating ya? Ntar deh gue pikirin lagi, gue takut main aplikasi kaya begitu." Jawab fiony.
Sekarang giliran chika yang berdecak.
![](https://img.wattpad.com/cover/379973502-288-k824031.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TANTE : frefio [ slow update ]
Fanfiction"Kiw tante...." "Saya bukan tante kamu, mending kamu manggil saya mommy." warn: -- gender bender. -- bahasa nonbaku. start : 27 - oktober - 2024 cr. frefiouniverse