2. U+1F494

51 8 19
                                    

Terkadang apa yang direncanakan atau pun diharapkan hanyalah menjadi sebuah harapan, bukan kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang apa yang direncanakan atau pun diharapkan hanyalah menjadi sebuah harapan, bukan kenyataan. Ya, dunia ini memanglah tempat untuk bersusah payah dan hanya dapat berangan saja. Ekspektasi yang dirancang oleh manusia akan dihancurkan dengan manusia lainnya, atau bahkan makhluk hidup lainnya. Kuncinya mungkin adalah hanya dapat bersabar serta merencanakan hal yang lagi.

Hal itu lah yang sedang Beomgyu lakukan saat ini. Hari ini Beomgyu berencana memberikan kejutan untuk kekasihnya -Soobin-, namun sebuah nama yang Soobin sebutkan -sedikit- membuat dada Beomgyu tercubit. Kai? Tapi dari sekian banyak nama, kenapa nama Kai yang disebutkan? Hah, tidak. Mungkin karena memang Kai sangat dekat dengan Soobin, sejak mereka kecil. Dan lagi sejak Beomgyu pergi dari kota ini, mereka jadi lebih dekat.

"Apa kau ingin ke suatu tempat Beomgyu?"

Lamunan Beomgyu terbuyarkan kala Soobin mencubit pipi tirusnya membuat dia meringis kecil, "Sakit.." gerutu Beomgyu selagi menepuk pelan tangan kekasihnya, "Salah sendiri kau melamun, sejak tadi aku bertanya padamu.."

Beomgyu mendesis kesal sembari memainkan ponselnya, mencoba mengabaikan Soobin yang sedang membujuknya. Eyy, ayolah. Jangan berpikir bawa Beomgyu manja atau sampai terbawa perasaan, hanya saja ia sangat kesal jika kekasihnya malah menyebutkan nama orang lain. Apa Soobin sudah lupa dengan tangannya? Atau aroma tubuhnya?

"Hei, kau ingin bermain di luar saja? Sembari mencari untuk makan siang?"

Makan siang? Beomgyu sudah rindu dengan makanan atau jajanan di sini. Langsung saja sepasang mata cantik Beomgyu berbinar senang selagi menganggukkan kepalanya mantap, membuat Soobin kini terkekeh senang selagi terpesona kala menatap visual indah kekasihnya. Sungguh, Soobin tak bisa mengelak betapa cantik seorang Choi Beomgyu. Jika di deskripsikan wajahnya yang mungil dengan rahang tajamnya, sepasang mata bulatnya yang indah, hidung kecilnya yang menggemaskan dan heart-lip merah mudanya. Astaga, sepertinya tak cukup untuk menjelaskan betapa indah kekasihnya.

Okay. Cukup.

Setelah berpamitan dengan ibu Soobin, mereka berdua pun memilih pergi berjalan kaki serta menaiki kendaraan umum saja. Nostalgia saat awal-awal mereka pacaran. Jantung Beomgyu berdebar kala Soobin mengulurkan tangan kehadapannya, namun Beomgyu tau bahwa kekasihnya itu juga tengah salah tingkah sepertinya karena Soobin tengah memalingkan wajahnya yang sepertinya bersemu merah. Tanpa berlama-lama, Beomgyu pun meraih telapak tangan Soobin dan menautkan jemari tangan mereka.

Hening. Tak ada yang bersuara bahkan bergerak, hanya genggaman tangan mereka saja semakin mengerat --seakan takut mereka kembali terpisahkan oleh waktu dan takdir. Semakin lama perasaan canggung mereka pun menghilang bergantikan rasa nyaman dan juga tenang.

Soobin pun telah membuka suara untuk menentukan tujuan mereka yaitu sebuah arena tembak yang baru ada di kota dan cukup terkenal saat awal pembukaannya. Apalagi makanan serta minumannya pun terjamin enak. Mendengar penjelasan panjang lebar seperti itu pun, Beomgyu sangat tertarik. Tergambar jelas di wajah menawannya membuat seseorang disebelahnya pun -kembali- terpesona.

Dear Sputnik | YeonGyu/SooGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang