Tahun 2023
Pamanku kedua-duanya meninggal. Dan mereka meninggal dihari yang bedanya sehari. Tepatnya dibulan November tahun 2023. Mereka adalah saudara sepersusuan. Aku memanggilnya mamak dalam konotasi Minang. Mamak Nabilawarman dan Maedi. Ibuku kala itu berada di Jakarta, mengurus mendiang mamakku yang berpulang kala itu.
Sementara aku tertidur, karena aku semalam bergadang. Setelah Mamak Nabilawarman berpulang, aku menatap layar. Aku tinggal di Pariaman, yang terletak di desa Pauh Kuraitaji. Desa ini, sangat maju dari segi pemikiran saat ini, karena intelektual sudah menjamur.
Saat aku menatap foto sampul ibuku, aku tersenyum sambil menatap foto mendiang mamak ku yang meninggal saat itu. Aku menyaksikan, betapa sumringahnya saat ia melihat anak bungsunya menikah. Sebuah gedung, yang disewa perjam, dimana ada banyak makanan yang menjamur.
Untung saja, aku punya beberapa kenangan indah tentang mamak Nabil. Dia adalah pria yang bisa dibilang, tampak terlihat dingin. Tidak banyak bicara, tapi susah ditebak bagaimana dia. Jika kita meminta sesuatu darinya, serasa seperti tidak pernah dikabulkan. Dia diam, tanpa sepatah kata apapun. Tapi, tiba-tiba saja apa yang kami pinta dikabulkan.
Dia adalah panutanku, yang membuatku ingin mencari pasangan seperti dia. Dia memiliki wajahnya yang dingin, namun dia adalah suami idaman, yang di idamkan oleh semua wanita. Betapa gantengnya dia.
Kalau orang bilang, dia adalah sosok pria Sigma yang sesungguhnya. Dia tidak banyak bicara, namun dia peka terhadap orang sekitarnya.
Aku tersenyum kala melihat foto itu.
"Inilah kenangan yang bisa aku lihat diberanda ibuku."
Beliau, seakan masih ada disini. Beruntung sekali bibiku dicintai pria seperti ini. Apalagi, zaman sekarang para pria banyak yang mokondo.
Aku ingin punya pasangan seperti ini, sifat lucunya seperti ayahku. Tapi sisi lainnya seperti pamanku. Ayahku orangnya lucu, sementara pamanku ini dia memiliki analisa yang tinggi.
Saat aku memandangi foto itu, aku melihat foto dua pamanku yang dua lagi sekarang juga sakit-sakitan. Entah kenapa pada saat itu, aku mendadak berfikir seperti ini:
"Siapa lagi yang akan pergi?"
Aku menampar wajahku sendiri, karena ini seperti seakan mendahului Tuhan. Aku tidur jam satu malam, dan aku memutuskan untuk tidak memikirkan saat itu. Karena aku, berencana akan mengunjungi pamanku yang lagi sakit, bernama paman Maedi yang berjuang melawan penyakit ginjal yang dia derita.
_____________________________________________________________________________
Esok paginya:
Ku dengar suara orang-orang yang menggedor pintu tanpa henti. Mulai dari jendela, pintu dan semacamnya.
"Mae ... Mae ..." Suara itu sangat akrab denganku, suara kak Julia.
"Mae ... Mae .. Maeva !!!!!!" Suaranya memanggilku seperti orang yang sedang terdesak. Aku beranjak dari tempat tidur, dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ini sangat menjengkelkan dan bahkan membuatku kesal. Tapi daripada aku emosi, aku mencoba untuk tenang, mengapa kak Julia pagi-pagi seperti itu.
Aku pergi ke ruang tamu, membukakan pintu dan aku lihat wajah kak Maeva seperti benar-benar tampak panik.
"Ada apa kak??"
"Maeva, cepat mandi, pakai baju, setelah itu pergilah kau ke Santok."
"Santok??? Kenapa??"
"Pamanmu yang di Santok, meninggal."
YOU ARE READING
Blueberry Twilight.
General FictionAku, memutar lagu Eminem yang berjudul Beautiful. Aku menutup ke dua mataku, sambil memikirkan masalah-masalah yang sedang aku hadapi. Dilapangan yang luas, dimana tournamen antar provinsi, pernah ada di sini. Pikiranku, tertuju kepada dirinya yang...