Di sini, aku melihat berbagai macam perpecahan. Orang-orang yang menjilat, harus patuh saling memfitnah semuanya ada. Bahkan dipihak netral, aku dapat melihatnya. Ruangan ini, aslinya terasa dingin, dan sekujur tubuhku cukup mengigil. Tenagaku, habis untuk bercanda dengan semua orang. Entah kenapa, sekujur tubuhku begitu cepat menyerap energi negatif, sehingga aku mau pingsan. Panas dan pengap, entah apa itu yang ku rasakan. Mereka yang bercanda denganku, wataknya mendadak terbaca olehku. Aku diam seketika. Seakan, aku ingin keluar dari tempat itu. Namun, semuanya disuruh pergi untuk berkeliling kampun.
Tiba-tiba seseorang memanggilku dalam lamunanku.
"Kak Maeva?? Sini sama aku."
Aku menatap orang yang menghimbau namaku. Aku melihat Oberyn. Dibalik tatapannya yang begitu dalam kepadaku, aku melihat sisi yang paling ditakuti oleh orang-orang yang munafik. Bisa aku perkirakan, aku dan dia itu serupa. Tapi bedanya, dia api dan aku air. Dia mencoba mengulurkan tangannya, seakan bersedia ingin membantuku.
Ku fikir, dia adalah orang yang amat aneh. Namun sungguh, dia adalah seorang pria yang usianya terpaut lima tahun lebih muda dariku. Tapi, dia memiliki sisi yang diam-diam bisa melumpuhkan orang yang pandai bersilat lidah. Tapi seketika, aku tidak tahu mengapa ketika melihat wajah Oberyn aku seakan menemukan sesuatu yang hilang?
"Kakak di TPS tiga sama dengan aku."
Aku mengerutkan kening. Semua anggota yang ditunjuk telah ditetapkan dimana posisinya. Seketika, aku menyerinyitkan dahiku. Apa maksudnya? Dia mengatakan itu dengan sungguh-sungguh. Namun, karena aku baru pertama kali dan takut, jadi aku memutuskan mengikuti prosedur yang ada.
Aku diam saja.
Didalam ruangan ini, aku mengikuti mereka. Tapi, dibalik wajah Oberyn, dia seperti tampak penuh dengan ketakutan. Oberyn, tanpa aku mengenalmu lebih jauh, aku sudah tahu siapa engkau. Sebenarnya, kau adalah orang yang paling ditakuti didesa ini dimasa depan. Tapi, aku tidak berani bilang, lantaran aku takut kehadiranmu bakal ditumbangkan.
Pada hari ini, aku bingung dengan sikap Oberyn. Mengapa dia begitu kuatnya menawarkan bantuan kepadaku pada saat ini.
Sebenarnya, posisiku adalah menggantikan seseorang yang memutuskan untuk merantau. Dia pergi ke Yogyakarta untuk mengadu nasib.
Tatapan Oberyn, lebih serius dari kawan-kawan lain. Dia tidak menatapku sedang tidak bercanda. Dari sini aku paham, kalau dia adalah tipikal pria yang tahu posisi, bahwa seorang pria itu adalah mengayomi.
"Tidak Oberyn, aku aku harus tetap pada posisiku." Aku mengatakannya padanya.
Oberyn, aku tahu kau sekarang. Kau tipikal pria yang berani melanggar aturan, demi keselamatan orang lain. Pria yang berani tampil beda,tak peduli dengan trend yang ada disini. Kita sama, tapi tak terlihat. Aku menganggap, Oberyn adalah orang yang serupa denganku, tapi dia adalah air.
Dan pastinya, beda bapak-beda ibu.
Dia pergi dengan menggunakan sepeda motor. Sementara aku, dengan mobil pick Up bersama dengan teman-teman. Yang mengendarainya adalah seseorang yang bernama King. Oberyn pergi dengan kawan masa kecilnya, namanya Frank.
Sepanjang perjalanan, pikiranku tidak konsen sama sekali, lantaran aku memikirkan seseorang yang selalu hadir dalam mimpiku.
Semalam, aku berdoa dalam sholat tahajjud, aku berharap jatuh cinta lagi agar aku tidak ingat dengan seseorang yang mencintaiku dimasa kecil. Dia sudah punya pasangan, dan pasangannya ini sangat bahagia memiliki pria yang tak lain adalah teman masa kecilku. Hatiku sedih kala mengingat dia.
Sebenarnya, aku ingin Casildo lepas dari bayang-bayangku. Ini membuatku cemas, takut dan sedih.
Namun, aku menatap wajah Oberyn dan perlahan-lahan bayang-bayang Casildo yang sebenarnya memaksaku mengingatnya, hilang seketika.
YOU ARE READING
Blueberry Twilight.
Ficción GeneralAku, memutar lagu Eminem yang berjudul Beautiful. Aku menutup ke dua mataku, sambil memikirkan masalah-masalah yang sedang aku hadapi. Dilapangan yang luas, dimana tournamen antar provinsi, pernah ada di sini. Pikiranku, tertuju kepada dirinya yang...