13. Kritis

4.2K 397 50
                                    

Jef benar sudah melaporkan Deon ke pihak yang berwajib, kali ini Jef tak akan memaafkan tindakan anak remaja yang kriminal, kemungkinan Deon  hanya ditahan terlebih dahulu sampai hasil visum keluar dan menunjukkan jika Deon bersalah, tindakan yang Deon lakukan sudah ditahap aniaya.

Jef tak bisa lagi memberikan toleransi, bagaimana bisa ada siswa SMA membawa senjata tajam ke sekolah? Jef tak bisa lagi memaafkan, tindakan yang dilakukan Deon sudah ditahap membunuh berencana, mungkin Deon tak berniat membunuh Aciel, tapi remaja itu berniat untuk  membunuh putranya Arkata.

Keysha, Azka dan Alaska  sudah tiba dirumah sakit sejak satu jam yang lalu, setelah mendapat kabar jika Aciel kehilangan banyak darah, Jef berniat ingin mendonorkan darahnya tapi sayang tensi darah Jef rendah membuat ayah tujuh anak itu tak bisa mendonorkan darah, untung saja kembar Arkata dan Arkana memiliki golongan darah yang sama, akhirnya mereka berdua yang donor darah.

Operasi Aciel sudah dilakukan hampir lima jam lamanya, Jef dan Keysha sudah duduk gelisah sejak tadi, bahkan lampu didalam ruang operasi masih menyala menandakan operasi masih berlangsung.

"Gimana ceritanya Aciel bisa ditusuk sama Deon?" Tanya Azka menuntut keempat adiknya yang memang satu sekolah dengan Aciel, mereka memang tahu Deon itu terobsesi untuk membunuh Arkata tapi cara Deon salah melampiaskan dendamnya dengan saudara Arkata yang tak bersalah.

Anak itu begitu malang, dibully tak memiliki ayah, ibunya meninggal baru-baru ini dan sekarang anak itu sedang berjuang mempertahankan nyawanya.

"Aku nggak tahu bang, tiba-tiba saja ada ambulance datang ke sekolah dan Aciel udah berdarah di gendongan mas Arka" jelas Arkana, dirinya tak tahu sama sekali karena waktu itu sedang jam pelajaran.

"Mas?" Arkata menunduk ketika mendengar suara cukup berat dari Azka, Arkata itu tak ingin membela dirinya karena memang disini dirinya yang bersalah, andai saja ia mau menyelesaikan masalahnya dengan Deon mungkin Arkana dan Aciel tak akan pernah jadi korban. Tapi Arkata sudah tahu resikonya, Deon tak akan puas jika dirinya belum mati ditangan remaja itu, Deon begitu obsesi ingin membunuhnya, Arkata itu bukan takut dengan Deon, Arkata tahu  kehidupan Deon seperti apa, Arkata hanya takut jika orangtuanya tahu, justru Deon akan berakhir dibunuh oleh ayahnya, hidup dalam keluarga yang sedang retak, memang membuat seorang anak merasakan seolah dunia sedang menghakiminya.

"Tadi aku dapat pesan dari Deon, mengirimkan wajah babak belur Ciel, Deon minta mas buat nemuin dia digudang lantai dua, waktu mas temuin Ciel, Ciel sudah sekarat dipukulin Deon, mas nggak tahu kalau Deon mau nusuk mas, mas nggak sadar kalau Deon bawa pisau, dan begonya mas, Ciel mengorbankan dirinya buat mas" jelas Arkata menangis, dirinya sangat takut sekarang, baginya darah tak seberapa dibandingkan perjuangan Aciel menyelamatkan nyawanya, Arkata merasa ia tak pantas diselamatkan, mengingat ia tak pernah menerima keberadaan Aciel selama ini.

Arkana yang memang duduk di samping sang kakak kembar memeluk tubuh Arkata, Arkana tak pernah melihat Arkata sekacau ini, Arkata sudah mengganti pakaiannya karena memang Keysha membawa baju untuk Arkata sesuai permintaan Arkana.

Setelah menunggu hampir enam jam lamanya, dokter dan perawat keluar dari ruang operasi dengan wajah yang cukup lelah. Mereka mengerubungi dokter.

"Bagaimana dengan putra saya dok?" Tanya Jef cemas, dirinya takut jika mendengar kabar buruk tentang putranya dengan Sahara.

Dokter Bisma menghela nafas lelah, ia tatap wajah cemas keluarga dari pasiennya, "bapak dan ibu bisa ikut saya keruangan, ada hal serius yang ingin saya sampaikan" ujarnya lalu berjalan menuju ruangan diikuti Jef dan Keysha, sedangkan kelima  putra Jef masih menunggu diruang operasi, mereka ingin memastikan adiknya baik-baik saja, adik? Mereka rasanya tak tahu perasaan yang mereka rasakan, tapi yang mereka rasakan rasa takut kehilangan.

SEVEN A (End) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang