Hari-hari berikutnya, Dion dan Toya semakin dekat. Mereka menghabiskan waktu bersama, menjelajahi hutan, dan bahkan membuat rencana untuk memecahkan kutukan yang menimpa Toya. Toya mulai merasa lebih nyaman berada di dunia manusia. Ia belajar banyak hal baru, seperti bermain game, menonton film, dan bahkan mencoba makanan manusia.
Namun, di balik kebahagiaan itu, ada bayangan kegelisahan yang menghantui Toya. Ia khawatir jika suatu saat nanti kutukannya kembali dan ia harus balik ke dunia kucing.Dion berusaha menenangkan Toya. Ia berjanji akan selalu ada untuk Toya, apapun yang terjadi.
Suatu malam, saat mereka sedang duduk di beranda, memandangi langit yang penuh bintang, Toya tiba-tiba bertanya, "Nono, apakah kamu pernah menyesal bertemu dengan Toya?"
Dion menatap Toya dengan lembut. "kamu sudah sering menanyakan hal itu ,Tentu saja Dion tidak menyesal," jawabnya tegas.
"Aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu, Toya. Kamu adalah teman terbaik yang pernah aku miliki."
Toya tersenyum. "Terima kasih, Nono."Beberapa waktu kemudian, mereka memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan kerajaan kucing. Toya berharap bisa menemukan petunjuk tentang cara memecahkan kutukannya.
Setelah menemukan peta kuno di gua misterius, Dion dan Toya semakin bersemangat untuk mencapai kuil kuno. Hutan Terlarang yang awalnya terasa menyeramkan, kini berubah menjadi tempat yang penuh keajaiban. Pohon-pohon bercahaya dengan warna-warni, bunga-bunga langka bermekaran di mana-mana, dan suara kicau burung terdengar merdu.
"Aku merasa seperti sedang berada di negeri dongeng," ucap Toya dengan mata berbinar.Dion tersenyum, "Aku juga, hmm Rasanya seperti semua mimpi kita akan menjadi kenyataan di sini."
Mereka terus berjalan menyusuri hutan. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan sekelompok peri kecil yang sedang menari di sekitar sebuah pohon besar. Peri-peri itu menyambut mereka dengan hangat dan menawarkan bantuan.
"Kami tahu kalian sedang mencari kuil kuno," kata peri yang paling tua. "Kami bisa menunjukkan jalan, asalkan kalian berjanji untuk tidak mengganggu keseimbangan hutan."
Dion dan Toya dengan senang hati menerima tawaran para peri. Dengan bantuan para peri, perjalanan mereka menjadi lebih menyenangkan. Mereka diajak bermain petak umpet di antara pepohonan, diajari cara membuat ramuan ajaib, dan bahkan diajak menunggangi rusa kutub.Setelah melewati hutan ajaib yang penuh dengan keajaiban, Dion dan Toya akhirnya tiba di kuil kuno. Kuil itu ternyata bukan sebuah bangunan megah seperti yang mereka bayangkan, melainkan sebuah pohon raksasa yang bercabang-cabang membentuk lorong-lorong yang rumit. Setiap cabang dipenuhi dengan buku-buku kuno yang terbuat dari daun-daun ajaib.
"Ini luar biasa!" seru Toya, matanya berbinar kagum. "Perpustakaan terbesar yang pernah kulihat!"
Dion mengangguk setuju. Mereka berjalan menyusuri lorong-lorong, membaca judul-judul buku yang menarik. Ada buku tentang sejarah kerajaan kucing, buku tentang ramuan ajaib, bahkan buku tentang cara berkomunikasi dengan hewan.
Setelah mencari cukup lama, mereka akhirnya menemukan buku yang mereka cari. Buku itu berjudul "Rahasia Kutukan Kucing". Dengan hati-hati, mereka membuka halaman demi halaman. Di dalam buku itu, mereka menemukan sebuah ramalan yang menyebutkan bahwa untuk memecahkan kutukan secara permanen, Toya harus menemukan air kehidupan yang tersembunyi di dasar danau bulan.
"Danau bulan?" tanya Dion bingung. "Dimana danau itu?"Toya berpikir sejenak. "Aku pernah mendengar cerita tentang danau bulan. Konon katanya, danau itu hanya muncul pada malam purnama di puncak gunung tertinggi di kerajaan kucing."
Dion dan Toya saling memandang. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Mereka harus menemukan danau bulan dan meminum air kehidupannya agar kutukan Toya bisa hilang seutuhnya.
Setelah menemukan petunjuk tentang lokasi danau bulan di perpustakaan ajaib, Dion dan Toya segera bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Dengan semangat membara, mereka memulai pendakian ke puncak gunung tertinggi di kerajaan kucing.
Perjalanan mereka tidaklah mudah. Mereka harus melewati hutan belantara yang gelap, sungai yang deras, dan tebing yang curam. Namun, mereka selalu saling mendukung dan menyemangati satu sama lain.Suatu malam, mereka berhenti untuk beristirahat di sebuah lembah yang indah. Bulan purnama bersinar terang, menerangi seluruh lembah. Dion mengeluarkan selimut dan mereka duduk bersama di bawah pohon besar.
"Aku senang sekali kita bisa melakukan semua ini bersama-sama, Nono," ucap Toya sambil menatap bintang-bintang.
Dion tersenyum dan menggenggam tangan Toya. "Aku juga, Toya. Aku merasa sangat beruntung bisa mengenalmu."Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati keindahan malam. Tiba-tiba, Toya bersandar pada bahu Dion. "Nono, aku ingin bertanya sesuatu," ucap Toya dengan suara pelan.
"Apa itu,?"
"Apa kau pernah memikirkan kita akan seperti apa setelah kutukan ini hilang?"
Dion terdiam sejenak. "Aku belum pernah memikirkannya sampai sekarang," jawabnya jujur. "Tapi, aku berharap kita bisa tetap bersama seperti ini selamanya."
Toya tersenyum. "Aku juga berharap begitu."
Mereka terus berbincang-bincang sampai akhirnya tertidur dalam pelukan satu sama lain.Keesokan harinya>>>
Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, Dion dan Toya akhirnya sampai di puncak gunung. Di hadapan mereka terbentang sebuah danau yang begitu indah, airnya berkilauan di bawah sinar bulan purnama. Danau bulan!
"Kita berhasil, Nono!" seru Toya dengan gembira.
Dion tersenyum dan memeluk Toya erat-erat. "Kita berhasil, Toya."
Mereka segera berlari menuju tepi danau. Airnya terasa begitu dingin dan menyegarkan. Toya mencelupkan tangannya ke dalam air dan tersenyum puas.
"Aku akan meminum air ini dan akhirnya bebas dari kutukan," ucap Toya.Namun, saat Toya hendak meminum airnya, tiba-tiba muncul sosok misterius dari balik kabut. Sosok itu adalah penjaga danau bulan, seorang naga tua yang bijaksana.
"Sebelum kalian meminum air ini, kalian harus melewati ujianku terlebih dahulu," ujar naga tua itu.
Dion dan Toya saling memandang. Mereka siap menghadapi ujian apapun demi menyelamatkan Toya.Ujian Pertama: Menjawab Teka-teki
Naga tua mengajukan beberapa teka-teki yang sangat sulit. Teka-teki itu menguji kecerdasan dan pengetahuan mereka tentang dunia sihir..... dan Berkat kerja sama yang baik, mereka berhasil menjawab semua teka-teki itu dengan mudah.Ujian Kedua: Mengalahkan Monster
Setelah berhasil menjawab teka-teki, mereka harus menghadapi monster yang menjaga danau bulan. Monster itu sangat kuat dan ganas, namun dengan bantuan sihir Toya dan keberanian Dion, mereka berhasil mengalahkannya.Ujian Ketiga: Mengungkapkan Perasaan
Ujian terakhir adalah yang paling sulit. Mereka harus mengungkapkan perasaan mereka yang paling dalam satu sama lain.
Mendengar ujian yang ketiga membuat mereka saling bertukar pandang serta saling berhadap-hadapan."Toya, aku sangat mencintaimu," ucap Dion dengan tulus. "Aku tidak peduli apakah kamu seorang manusia atau kucing, yang penting bagiku adalah kamu."
Toya tersipu malu. "Aku juga mencintaimu, Nono. Terima kasih telah selalu ada untukku."
"Omg itu benar-benar membuatku tersentuh" ucap naga tua yang mengejutkan Dion dan Toya.
"Aku pikir dia sangat menakutkan,ternyata tidak"gumam dion.
Setelah melewati semua ujian, naga tua itu akhirnya mengizinkan mereka untuk meminum air kehidupan. Toya meminum air itu dengan penuh syukur.
.....Toya benar-benar merasakan perubahan dalam dirinya ia pun segera memeluk Dion erat-erat.
"Terima kasih, Nono. Kau telah menyelamatkan hidupku," ucap Toya.
Dion tersenyum dan mengelus rambut Toya. "Sama-sama, Toya. Aku akan selalu ada untukmu."Setelah itu muncullah peri-peri yang mereka temui sebelum dihutan "selamat untuk toya karna sudah berhasil menghilangkan kutukan-kutukan sihir dari dalam tubuh mu,sekarang kalian bisa kembali"
"Kembali?,caranya?..." tanya Dion
Peri itu pun menyuruh mereka menutup mata ,saat mereka sudah menutup matanya ,peri itu menjentik kan jarinya sebanyak tiga kali.
Tlakk....Tlakkk...Tlakkk
.....
Tiba-tiba mereka terbangun dari tidurnya /dikamar dion.
Dion dan toya pun saling bertukar pandang...
KAMU SEDANG MEMBACA
my Boyfriend is a CAT
Teen FictionDion, pemuda ceria dengan hati selembut kapas, menemukan seekor kucing yang sedang terluka . Tanpa ragu, ia membawa pulang kucing itu dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Anehnya, beberapa hari kemudian, kucing itu berubah menjadi seorang pemud...