CHP 1

3 0 0
                                    

Hai nama aku elviya orang-orang lebih sering panggil aku dengan panggilan " EL " orang lain juga sangat-sangatlah tau jika hidup aku sangatlah bahagia dan sempurna. Tapi bagaimana jika kalimat bahagia dan sempurna itu hanya ucapan yang mereka buat sendiri bukan dengan apa yang terjadi??

Aku terlahir sebagai anak pertama dan aku juga memiliki adik laki-laki dan perempuan, saat adik-adik ku lahir keluarga kami memang sangatlah harmonis dan damai tapi dibalik keharmonisan itu papa EL selalu bersikap layaknya EL bukan anak dirinya. Papa EL juga sering memarahi aku dengan kata-kata yang cukup tidak pantas diucapkan kepada anak-anak nya. Papa bersikap seperti itu hanya terhadap aku saja tapi tidak dengan adik-adikku.

Aku ingin saat aku tidak mendapatkan nilai yang sempurna dari biasanya, papa memukul tubuh aku dengan sabuk dan tamparan dengan sangat keras, sehingga suara pukulan itu terdengar sama bunda EL yang sedang menemani adik perempuan ku, bunda turun saat aku sudah terdampar lemas dilantai dengan bersamaan darah mengalir dari hidung, bunda membantu aku bangun tapi..

"Kenapa kamu membantu dia bangun!" Ucap papa saat bunda hendak membantu aku bangun.

Saat bunda sudah membantu aku bangun dan menyuruhku untuk masuk kedalam kamar, saat aku sudah diatas didepan kamarku. Aku tidak sengaja mendengar pertengkaran bunda dan papa dibawah sana

"Sudahku bilang dari dulu buang anak selingkuh dirimu, sena!!" Ucap papa dengan suara yang keras, aku yang mendengarkan itu hanya bisa berdiri lemas saat mendengarkan perkataan bahwa aku bukan anak kandungnya?

"Bagaimana bisa dia juga anak aku mas, dia juga bisa bukan jadi anak kamu?" Perkataan bunda dengan suara lembut
"Dari dulu saat dia lahir didunia juga saya tidak pernah menganggap dia anak saya!!" ntah apa yang aku pikirkan saat itu, aku sangatlah shock dengan ucapan itu, apa itu sebabnya papa tidak pernah bersikap lembut kepadaku?.

21 Desember tahun lalu.

Papa pulang dengan keadaan mabuk, bunda membantu papa yang jalan semboyan dibantu juga oleh adik laki-laki ku, sebatah kata papa berbicara

"Dimana elviya?" Hanya itu yang papa ucapkan, lalu bunda menjawab bahwa aku ada didalam kamar dengan belajar. Ntah apa papa langsung berjalan ke anak tangga dan masuk kedalam kamar ku dengan tatapan yang merah seperti sangat marah saat melihat muka aku? Tapi biasanya papa tidak seperti itu saat melihat muka ku tapi ini kenapa?

Saat aku melihat papa mengambil sesuatu yang berada didalam kantung celananya, terlihat jelas itu adalah pisau yang tajam. Saat aku melihat itu aku berdiri ketakutan apa ini sudah waktunya? Aku sangat takut.

"Mati lah kau anak SIALAN!" Ucapan itu sentak meretakkan hati dan raga aku, aku sangat tidak bisa apa-apa selain pasrah dengan semuanya. Papa langsung mendekatkan pisau itu ketubuh aku sehingga aku berteriak

"Bundaa tolong el, El takut bunn" dengan suara yang gemetar aku menangis dengan memeluk tubuhku sendiri, bunda adikku mendengar jeritan aku mereka melihat apa yang terjadi didalam kamar saat pisau itu hendak menusuk namun.. saat bunda ingin membuka suara dibarengin dengan pisau itu sudah menusuk, aku sudah tidak bisa apa-apa saat darah segar itu mengalir dan baju yang aku kenakan sudah banyak darah dilantai juga sudah banyak sekali darah yang berceceran dimana-mana.

Bunda tidak bisa apa-apa selain hanya mampu menangis saat melihat aku dibunuh papa ku walaupun aku bukan anak kandung dirinya.













Jika ada kesalahan teks tolong dimaafkan ya🙏🏻🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

23.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang