Zeenaka Asadel Natlan atau yang sering kerap disapa Zee oleh orang-orang kini tengah berjalan lesu disamping pembatas rooftop sekolahnya berada.
Berhenti dirinya lalu menoleh kesamping dimana dapat terlihat jauhnya ia dengan tanah yang berada dibawah, Zee mengeluarkan nafas dengan berat, memanjat pembatas itu dengan keyakinan yang berat.
Namun belum sempat dirinya melewati pembatas itu, ia merasakan ada sesuatu yang menarik bajunya dari belakang sehingga atensinya pun ia tujukan kepada si pelaku.
‘Reva?’ Benaknya berkata, ya ia terheran sebab ternyata pelaku yang menarik bajunya atau lebih tepatnya sedang menahan dirinya itu adalah Reva adik kelasnya.
“Kenapa?” tanya Zee karena sedari tadi tak ada yang bersuara, namun bukan jawaban suara yang ia dapatkan melainkan bajunya yang kembali ditarik.
Zee akhirnya turun dari posisinya yang sebentar lagi akan melewati batas, disaat ia sudah turun Reva pun masih terdiam bahkan menunduk.
‘Bocah ini kenapa?’ herannya lagi, tetapi Zee merasa gemas dengan ekspresi Reva yang sekarang oleh sebab itu ia pun mengusap kepala Reva perlahan lalu terkekeh.
Hal itu mendapat atensi bingung dari si empu, meski ia tak protes akan dirinya yang diusap secara tiba-tiba itu.
“Ada apa, Reva?” tanya Zee. Reva Nadeline Japsar adalah nama panjangnya, kerap disapa Adel, tetapi si empu sendiri tak masalah hendak dipanggil siapa asal jangan yang aneh-aneh pikirnya.
“A-aku suka sama kakakk!” ujar Reva sedikit berteriak, ungkapan itu mengejutkan Zee tentu saja bahkan 3 menit telah berlalu, suasana semakin terasa canggung, Reva masih berdiri dihadapannya dengan menatap dirinya yakin, tangannya terkepal takut serta peluh pun mulai terlihat didaerah dahinya, ia betul-betul gugup.
“Apa kamu bilang begitu agar aku ga ngelakuin hal seperti tadi?” tanya Zee karena tak mungkin rasanya ada yang menyukai dirinya yang dirasa cukup tertutup, hanya beberapa orang saja yang kenal dirinya dengan dekat.
“ENGGA!, maksudku IYAA!, tapi aku beneran suka sama kakakk!” Zee memperhatikan tiap pergerakan bahkan raut wajah dari adik kelasnya itu, mencari ciri kebohongan namun nihil, ia sama sekali tak menemukan sebuah kebohongan melainkan ia dapat melihat keyakinan.
“Kamu kelas 10B kan? kamu murid baru dan pastinya baru masuk seminggu yang lalu, mana mungkin yang kamu rasakan itu adalah sebuah rasa suka, kamu hanya penasaran,” ujar Zee memberi pendapatnya, namun gadis didepannya menggeleng.
“Aku suka kakakk semenjak 5 tahun yang lalu, saat aku kelas 6 SD.” ungkapan Reva kali ini membuat Zee terkejut lebih lagi, bahkan ia mencoba menerka jika Reva berada dikelas 6 SD artinya ia berada dikelas 8 SMP.
“Aku Reva Nadeline kak, apa kakak udah lupa sama aku?” Zee mencoba menerka kembali, nama itu terdengar tak asing, ia hanya mengetahui kedua panggilan Reva belum nama panjangnya, ia benar-benar kebingungan sekarang.
“Kak Zen,” panggil Reva merengek, Zee pun memperhatikan kembali sang gadis yang lebih muda.
“kamu anaknya om Jaenan!?” kini akhirnya Zee mencoba menebak, dapat dilihat Reva yang tersenyum lebar lalu mengangguk membuat Zee tak menyangka, bocah kecil yang selalu mengajaknya bermain disaat dirinya baru saja pulang sekolah itu kini sudah besar, entah dulu bocah itu menghilang kemana sehingga membuat dirinya kesepian.
“Astaga, kenapa kamu ga bilang dari awal masuk? kenapa ga nyapa aku? kamu kemana sebelumnya?? aku selalu nunggu kamu ditaman itu setelah pulang sekolah tetapi kamu ga dateng-dateng lagi!” pertanyaan beruntun serta ungkapan terus ditujukan secara paksa agar Reva mendengarnya, bahkan tanpa diduga oleh Reva kakak kelasnya itu mendekat berniat memeluknya, badannya yang tinggi dan bahu yang lebar tak lupa paras tampan dan cantik menjadi satu menjadi ciri khas gadis yang lebih tua darinya, Zee bahkan menjadi most wanted disekolahnya meski sangat misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trap
FanfictionMenceritakan dimana saat itu Zee sedang merasa putus asa akan kehidupannya namun siapa sangka Adel, adik kelasnya menampakkan diri disaat ia sedang bersedih dan berniat hendak bunuh diri, Adel mengakui bahwa ia menyukai Zee. hari-hari Zee pun menjad...