"Kenapa? Kenapa kita mesti berakhir seperti ini?"
Nanon tertegun dalam renungannya sendiri. Beberapa saat lalu Ohm melemparkan sebuah pertanyaan yang tak bisa ia jawab. Nanon hanya bisa menundukkan kepala dan meremas jarinya sendiri diam-diam.
"Kupikir selama ini aku sudah cukup untukmu. Atau memang salahku sejak awal telah berharap agar bintang sepertimu melirik padaku yang hanya batu kerikil di dasar bumi. Kau benar, Nanon. Aku memang tak pantas bersanding denganmu."
Setelah itu Ohm beranjak dan berjalan pergi meninggalkan Nanon sendiri di Apartemen singgahannya. Keduanya menghabiskan sekian tahun waktu kebersamaan di dalam Apartemen ini, berbagi kisah suka dan duka. Namun kini kisah keduanya akan segera usai, tuntas untuk dirangkai. Ohm tahu, Nanon adalah orang yang keras kepala, lebih keras dari kepalanya sendiri.
Tak ada yang bisa Ohm lakukan jika Nanon sudah memutuskan perpisahan ini. Ohm tak berdaya atas cintanya sendiri. Dan Nanon terlalu rumit untuk bisa Ohm sederhanakan.
Mungkin perpisahan adalah jalan terbaik untuk keduanya.
Inilah cara Ohm mencintai Nanon.
"Baiklah, aku akan menuruti semua permintaanmu untuk terakhir kalinya. Terimakasih untuk waktu yang kau luangkan."
Nanon jatuh terduduk di atas sofa. Ia memijat keningnya sendiri, berharap sedikit meredakan rasa pusing yang menyerangnya. Hatinya sakit, terasa amat sangat sakit sampai air matanya tak bisa lagi ia bendung.
"Maaf ... Maafkan aku, Ohm."
Isakan tangis pilu Nanon memenuhi setiap celah udara kosong. Merambat dan memberikan nyeri pada Ohm yang belum pergi meninggalkan gedung Apartemen, ia masih termangu berdiri satu jengkal di depan pintu. Nafas keduanya memberat, memburu oksigen sebanyak yang mereka bisa, menghalau cekikan sesak yang melesak masuk.
"Kenapa ... Nanon, kenapa kita tak bisa melanjutkannya secara sembunyi-sembunyi saja, bukankah selama kita bersama kita melakukan hal tersebut. Bersembunyi dari dunia, melarikan diri dari kenyataan. Tapi kenapa ... Kenapa baru sekarang kamu mengatakan jika kamu tak ingin bersembunyi, tak ingin lagi bersamaku. Kenapa tak sejak awal saja ...."
Ohm meracau pelan sepanjang berjalan pergi. Suaranya bergetar. Ia memakai masker wajah dan kacamata hitam untuk menutupi tampilan wajahnya. Langkahnya terbawa menyusuri sepanjang jalan Ibu kota. Tak peduli itu kanan atau kiri, keramaian atau kesepian. Ohm terus melangkah tanpa mempedulikan dunia.
Ohm lelah.
Kepalanya yang tertunduk sejak tadi perlahan terangkat. Jantungnya berdetak lebih cepat ketika matanya menangkap sebuah garis panjang di langit. Lintasan yang meninggalkan seberkas cahaya.
Bintang jatuh.
Nanon.
Nanon adalah bintang baginya.
Kini kesadaran Ohm telah pulih sepenuhnya. Ia terkekeh dan membalikkan badan. Sudah cukup untuk setiap rasa sakitnya, ia tak lagi ingin berharap pada seorang bintang seperti Nanon. Ohm mesti jauh lebih sadar diri. Sama seperti bintang yang tergantung di langit. Ia hanya bisa menatapnya dari kejauhan, dari bawah langit. Itulah dirinya.
Inilah cara Ohm mencintai Nanon.
Melepaskan yang dicinta untuk terbang jauh lebih tinggi.
Meskipun artinya sama dengan mengorbankan separuh dari jiwanya sendiri.
***
Ohm.
Apakah kau tak sadar bagaimana caramu memperlakukanku selama ini?
Kau berkata jika semuanya demi kebaikanku, dan katamu ini caramu mencintaiku.
Namun aku tak bisa menahannya lagi. Sikapmu, sifatmu, dan tatapanmu. Aku tak tahan lagi dengan semuanya. Aku percaya ketika kau meyakinkanku untuk menyembunyikan hubungan ini dari publik, bahkan teman-teman dan keluarga. Namun diluar itu semua kau seolah tak menganggap status hubungan kita.
Aku merasa terasing.
Caramu mencintaiku.
Adalah mimpi buruk yang tak berkesudahan untukku.
Kuharap kau mengerti dan mulai memahami — juga, inilah caraku untuk mencintaimu; memotong benang tipis yang terpaut diantara kita, mengakhirinya dengan salam perpisahan, dan melewatinya dengan cara melupakan. Inilah akhir terbaik yang bisa kita dapatkan.
-Ending-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Loved You (OhmNanon)
FanfictionAnd now, is the time where we must let go .... Final Part of Their Era. "Ohm Nanon" |• Oneshoot ini ditulis khusus untuk Buddyness yang galau karena Ohm Nanon karam, semoga dapat menyembuhkan hati Buddyness yang terluka. Dan ... selamat membaca **...