.
.
_. Shall the star shine! ._
.Hiyoko, seorang siswa pelajar SMP yang cantik, tapi pemalas. Ia sering mendapatkan nilai ujian yang rendah. Berbeda dengan nilai tugas-tugasnya yang sempurna. itu karena ia sering menyontek tugas temannya dengan cara menawarkan uang dan membuat janji palsu. Ia malas membaca. Hal itu karena, baginya hal itu hanyalah kegiatan membaca huruf dan kata-kata biasa yang tidak menarik sehingga membuang-buang waktunya yang berharga.
Di suatu siang yang terik di SMP SUKACITA, saat jam istirahat, Hiyoko sedang tiduran di mejanya sambil memandang sebuah kertas yang sedang ia genggam. Ia meremas-remas kertas itu lalu merapikannya kembali sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal. Kertas itu adalah kertas ulangan. Di pojok kanan atas tertulis dengan jelas angka merah membara yang pastinya nanti akan membuat ibunya marah.
"Kenapa nilaiku begini terus? Kapan aku bisa mendapat nilai sempurna?" keluhnya pelan.
Seseorang tiba-tiba menjitak dahi Hiyoko. Jitakan itu membuat Hiyoko terkejut dan merintih sakit, siapakah orang yang berani menjitak dahinya?
"Gimana mau pintar? Kamu saja malas begini. Nilai tugasmu tinggi pun karena melihat jawaban temanmu.” Kata orang itu sambil memandang kertas ulangan di tangan Hiyoko.
Orang itu adalah salah satu teman lama Hiyoko yang bernama Murin. Murin adalah siswa yang cukup teladan di sekolahnya. Nilainya tidak pernah di bawah KKM. Namun, entah mengapa si Murin ini, masih mau saja berteman dengan Hiyoko. Saat Hiyoko ingin meminta jawaban tugas, Murin tidak memberikannya meskipun sudah ditawari sesuatu. Murin sering menasehati Hiyoko untuk belajar dengan giat dan membaca buku-buku agar pintar dan tidak hanya menyontek saja.
"Hiyo, coba baca buku ini!" suruh Murin sambil meletakkan buku yang sedari tadi ia pegang ke meja Hiyoko. Buku itu tebal, gambar covernya indah dengan bentuk font yang cantik dan menarik. Bukunya juga bersampul rapi. Belum sempat Hiyoko berkata-kata, Murin berkata lagi, "Aku tau apa yang ingin kamu katakan. Tapi, bacalah dulu buku ini. Mungkin buku ini akan mengubah pandanganmu tentang kata-kata yang menurut mu tidak bermakna ataupun menarik untuk dibaca. Aku tahu karena kamu pernah menceritakannya kepadaku." sambungnya.
Setelah mengatakan itu Murin kembali ke kelasnya. Hiyoko yang heran pun hanya bisa mengiyakan saja dan melihat sekilas buku yang ada di atas mejanya. Buku itu seakan memanggil-manggilnya untuk dibuka dan dibaca. Namun , Hiyoko terlalu malas bahkan hanya untuk membaca judul buku itu. Hiyoko memutuskan untuk mencoba membaca buku itu setelah pulang sekolah saja.
Bel pulang berbunyi, menandakan murid-murid untuk pergi pulang dari sekolah. Saat Hiyoko sedang membereskan barangnya, guru yang tadi mengajar kelasnya mendatangi Hiyoko dengan membawa buku di tangannya.
"Hiyo, ini ada buku yang bagus untukmu. Ibu memutuskan untuk memberi buku ini kepadamu karena ada sesuatu yang mendorong perasaan ibu untuk memberikannya. Ibu harap kamu membaca buku ini. Ibu tau kalau kamu itu malas membaca buku. Namun, apa salahnya dicoba? Kamu akan tau seberapa menakjubkannya isi dari buku dan manfaatnya." Ucap guru tersebut tanpa memberikan kesempatan Hiyoko untuk berbicara.
Setelah Ibu gurunya selesai berbicara, ibunya langsung pergi. Hiyoko jadi bingung dan heran kenapa orang-orang memberinya buku, ia telah menerima dua buku hari ini. Satunya tebal dan satunya tidak terlalu tebal. Hiyoko merasa ia sedang diberi petunjuk. Jika saja ia membaca buku ini, apakah itu akan mengubah pandangan nya tentang buku dan mulai sering menbaca buku? Hiyoko memasukkan kedua buku yang telah diberikan kepadanya ke dalam tas dan bergegas pulang. Awalnya tadi Hiyoko berniat untuk meninggalkan kedua buku itu. Tetapi rasa penasaran akan isi buku inilah yang telah membuat Hiyoko akhirnya membawa kedua buku tersebut.
Sesampainya di rumah dan setalah ia selesai melakukan aktifitas hingga malam hari, Hiyoko berbaring di kasur, memikirkan apa yang akan ia lakukan selain tidur-tiduran saja. Lalu ia tiba-tiba ingat buku yang telah diberikan kepadanya di sekolah. Hiyoko duduk di samping meja dan melihat kedua buku itu. Ia hampir lupa kalau ia berencana untuk membaca buku yang telah diberikan untuknya malam ini. Hiyoko mengambil buku yang tidak terlalu tebal dahulu, karena ia malas membaca buku yang tebal dari Murin. Hiyoko mulai membaca buku nya, setiap bab. Lembar per lembar ia baca perlahan. Ajaibnya, buku itu seakan membawanya ke dunia yang baru. Dari buku itu, ia mendapatkan wawasan baru tentang dunia serta ilmu kimia. Ia juga dapat mengenal lebih dalam tentang lingkungan sekitar, dan manusia. Ia menyadari banyak ilmu yang telah ia dapat dari buku yang sedang ia baca tadi.
Bagaimana dengan buku dari Murin? Apa akan mirip seperti buku tadi? Setelah selesai membaca buku dari ibu guru, ia langsung membaca buku dari Murin. Entah bagaimana bisa ia membacanya dengan cepat. Saat ada sesuatu yang menarik baginya, ia akan serius dalam memperhatikannya dan belajar tentang itu. Sangka siapa setiap lembaran dari buku tadi membawanya ke petualangan baru. Mengajarkannya tentang kehidupan, perasaan, persahabatan, kesuksesan, kesedihan, beserta quotes yang bermanfaat.
Hari-hari pun berlalu. Hiyoko merasakan perubahan di dalam dirinya. Ia sekarang sering membaca buku paket pelajaran maupun buku dari perpustakaan. Ia mencatat apa yang menurut nya penting dari buku itu, serta tidak bermalas-malasan lagi saat mendengarkan penjelasan guru meskipun terkadang masih ingin melakukannya. Buku telah membuka matanya, membantunya melihat lebih jauh daripada hanya sekedar bermain, bemalas-malasan, dan kesenangan yang lain.
Akhirnya, sekarang Hiyoko tidak hanya menjadi pembaca yang rajin, tetapi ia sudah mulai mengerjakan tugas individu yang diberikan oleh gurunya tanpa perlu bantuan orang lain. Ia juga sudah mendapatkan nilai ujian atau ulangan yang cukup tinggi setelah sekian lamanya. Dari satu halaman yang awalnya tampak sepele, Hiyoko menemukan dunia yang kaya pengetahuan dan inspirasi. Dan dari sinilah perjalanan kesadaran dalam literasi pun dimulai, membawa harapan baru bagi generasi selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Buku
Short Storyone shot story I made for competition eh cerpen deng, cerita pendek Nitip bentar disini don't steal it