01. Om Ganteng

104 22 4
                                    

Om mau jadi pacarku gak?






^_^

Suara rengekan menggema di lorong kampus, seorang gadis tengah merengek pada temannya karena tak kunjung bertemu dengan dosen pembimbingnya.

"Gua capek banget bimbingan hiiihhhh"

"Gak ada yang gak capek Kalu, gue juga capek, tapi mau gimana, dikit lagi nih kita seminar"

Kaluna nama gadis yang tengah mengetuk-ngetuk kakinya pada lantai karena frustasi, ia sedang bimbingan bersama sahabatnya Winona, selangkah lagi mereka bisa lulus dari kampus tapi prosesnya sangat melelahkan, hampir setiap hari ia harus merevisi skripsinya dan setiap hari pula ia harus mencari dosennya.

"Gue mau cari Papa Gula aja deh, capek banget kuliah anjir"

"Heh mulut lo"

"Coba aja ada Papa Gula yang kaya, ganteng, gak tua apalagi buncit, yang spek Mingyu Seventeen gitu atau Johnny NCT deh, gue siap menyerahkan diri"

Winona tertawa, "Kalau gitu gue juga mau kali"

Kedua nya tertawa, bercanda membayangkan seperti apa Sugar Daddy yang selalu menjadi candaan mereka.

"Udah yuk, balik, gue lapar" ajak Winona, karena mereka sudah menunggu di depan ruang dosen sejak pagi

"Yaudah deh, yuk"

Keduanya sepakat untuk menyerah dan memilih untuk mengisi perut di Kantin sebelum pulang. Kedua gadis itu sibuk berbicara menceritakan hal-hal random hingga mengomentari orang-orang yang melewati mereka.

"Gila tu muka, dempul amat oi, muka kayak tembok tapi tangan kayak abu rokok njir" cicit Kalu berbisik pada Winona

"Heh lo ah, nanti ada yang denger. Itu namanya glowing" balas sang sahabat

"Kok orang-orang bisa sih glowing" ujar Kalu lagi, mereka bingung kenapa banyak orang tiba-tiba bermuka porselin.

"Iya ya, ahahaha mereka pake apa sih? Perasaan kita juga make skincare tapi tetap aja nih muka kayak ubin wc"

"Anjir, ubin WC ahahahha"

Kedua nya tertawa hingga sampai di Kantin, keduanya mulai memesan makanan seraya menatap sekeliling, entah kenapa Kantin hari ini sepi, padahal biasanya mereka harus mengantri dulu untuk memesan, bahkan biasanya tidak ada kursi kosong untuk duduk tapi kini agak berubah.

"Bibi, tumben sepi?" Tanya Kaluna pada penjaga kantin yang sudah menjadi bestinya, Bibi Eka.

"Eh neng geulis, iya sepi, ada acara di lapangan rektorat"

Winona dan Kaluna mengangguk, "Oh gitu, ya bagus deh, kita jadi bisa makan cepet"

Kaluna dan Winona menghabiskan waktu mereka untuk berbicara dan bercanda, setelah itu menyantap makanan mereka dan pulang bersama dengan sepeda motor. Di tengah jalan yang melewati rektorat, disana sangat rame hingga membuat keamanan harus turun tangannya. Karena penasaran kedua gadis itu sedikit kepo menatap ke arah panggung yang masih bisa terlihat dari jalan.

"Ow ini acara yang kemarin Gigi bilang Win" ujar Kaluna

"Yang mana sih?"

A Love with A PriceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang