2000

14 1 3
                                    

Menyusuri jalanan, Rigo berencana untuk bertemu dengan seseorang yang dia bicarakan dengan Marro waktu itu, Ayah Selena itu sudah lama mengenalnya. Bahkan semenjak adik Rigo masih hidup, Marro sering kali berkunjung ke rumah bersama Ibu Selena. Selena kecil saat itu tidak diajak, dia selalu dengan kakek dan neneknya kata mereka. Tidak ada memori bersama antara Selena dan Rigo semasa dia kecil. Makanya Selena merasa asing saat bertemu pertama kali dengan Rigo

Namun, Rigo sudah lama mengenal Selena dan akan menjaganya seperti adiknya sendiri sekarang ataupun masa depan

Untuk fakta ini, belum ada yang tau selain Rigo, Marro, Ibu Selena dan Ibunya Rigo. Kedekatan mereka diawali saat kakek nenek Rigo yang merupakan kakak dari kakek nenek Selena yang meninggal dunia dan meninggalkan pesan kepada anak-anak dan juga keponakannya

Termasuk Marro dan juga Walter, jika kalian bingung susunannya seperti ini

Termasuk Marro dan juga Walter, jika kalian bingung susunannya seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


--

Kembali ke tempat Rigo, dia berjalan menuju salah satu toko kaset tua yang terletak di perbatasan kota. Membawa secarik kertas yang ditulis Marro untuk diberikan ke orang itu. Rigo belum tahu siapa yang di maksud namun Marro sudah membekali nama dan juga cerita masa lalunya

Saat sampai di depan toko, Rigo mengetuk pintu tiga kali lalu berjalan masuk sesuai yang di arahkan Marro sebelumnya. Mata elangnya sibuk mencari dimana manusia di dalam toko ini karena begitu hening dan sepi

"Permisi" Ucapnya dengan suara pelan dan terdengar sopan

Kakinya berjalan kesana-kemari, kepalanya tak henti-hentinya menoleh dan matanya menelisik. Sampai dimana ada seseorang yang muncul di belakang tumpukan kaset

"Akhirnya selesai juga" Ucap orang itu, terlihat masih muda. Sambil mengkibas-kibaskan tangannya, pemuda itu telat menyadari kehadiran Rigo, dengan terkejut dia berkata "Loh? Siapa kamu?" tanya nya

Rigo yang juga tak kalah terkejut membulatkan mulutnya lalu berkata "Oh.. maaf jika aku langsung masuk begitu saja, tapi aku ada perlu dengan Jubilo, apa kau mengenalnya?" Dengan hati-hati Rigo berucap

Alis pemuda itu mengerut, yang membuat kedua alisnya hampir menyambung. Seperti sedang mengamati Rigo, pikirannya juga terlihat sibuk, 'Siapa dia? kenapa dia tau sebutan itu?' kira-kira seperti itu isi kepalanya

Sebelum adanya kesalahpahaman, Rigo kembali bersuara "Aku hanya ingin menyampaikan apa yang dititipkan Tuan Marro kepadaku" Dengan satu kalimat, Rigo berhasil membuat pemuda di depannya ber oh ria, paham

"Oh, Marro. Baiklah, kamu boleh masuk ke dalam" Memberi isyarat untuk mengikutinya dan di iyakan Rigo, keduanya berjalan memasuki ruangan rahasia di bawah toko kaset milik pemuda itu

Terdengar biasa bukan? Namun sekarang Rigo diserang kepanikan karena sebelum turun, pemuda itu sempat menjentikkan jarinya yang membuat toko itu tertutup rapat sampai tak ada celah untuk cahaya masuk. 'Apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?' batin Rigo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bloodline RivalryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang