Selamat membaca teman-teman
“cana dahi kamu berdarah” ucap Nara.
Cana menyentuh dahi nya yang di penuhi luka. “sakit kak” Cana menangis kesakitan.
“Ada apa ini, kenapa bisa dahi Cana sampai terluka kaya gini?! Nara! Apa yang kamu lakukan sama adik kamu!?” Anton bertanya kepada Nara dengan suara tinggi.
Nara yang tengah sibuk menenangkan adik nya yang menangis, sambil mengusap darah yang mengalir di dahi nya menggunakan kaos yang ia kenakan. Ia tidak menyadari ayah nya sudah ada di depan nya, ia sangat terkejut mendengar suara ayahnya.
Cana yang melihat ayah nya langsung beralih memeluk ayah nya. “Ayah sakitt, dahi Cana luka.” Nara ketakutan setengah mati melihat ayah nya yang sudah terlihat marah kepada nya.
Nara mengopek kulit bagian jari nya menggunakan kuku, sambil menggigit bibir, ketakutan. “Nara ga sengaja dorong Cana waktu main petak umpet, jadi Cana terjatuh ayah.”
Anton yang mendengar penjelasan dari Nara, langsung emosi dan mengambil ranting pohon di sekitar nya. Lalu ia pukul kan ranting pohon itu ke Nara, berulang kali. “dasar anak ga berguna!”
Nara memohon ampun, badan nya sudah kesakitan menerima pukulan berulang kali dari ayah nya. “ayah, ampun, sakit ayah.” Nara hanya bisa menangis menerima pukulan demi pukulan dari sang ayah.
“Kali ini hukuman nya cuman dengan rating saja. Jika kamu ngulangin kesalahan yang sama, maka hukumnya akan lebih parah! Ngerti kamu!” kata Anton kepada Nara.
Naraa dengan isak tangis nya melihat ke arah sang ayah, dengan tatapan ayah penuh kebencian. “iya ayah, maaf.” Anton menggendong Cana masuk ke dalam rumah, sedangkan Nara hanya beranjak ke dinding pagar rumah nya. Ia menyenderkan punggungnya ke dinding dan memeluk lutut nya, ketakutan.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
ku pelajari se dari kecil
General Fiction"hancur lebih mudah dari bertahan" lagu Nadin Amizah memang untuk diriku.