❝ Desa Valentine ❞

7 2 0
                                    

Suasana pagi di Desa Valentine sangat ramai dengan ketukan sepatu kuda yang membuat tanah semakin becek. Para pedagang mulai unjuk gigi memamerkan dagangannya dan suara orang-orang bercengkramapun terdengar riuh.

Bau harum masakan tempat penginapanpun menguar hingga ke hidung pemuda berambut abu-abu yang kini merasa lapar.

"Howdy Tuan Irving."

Krow yang merasa terpanggil mulai melihat ke samping, disana ia melihat seorang wanita paruh baya sedang memasak untuk sarapan pagi.

Krow tersenyum dan menyapa kembali padanya, "howdy Madam Dunn, bagaimana kabarmu?"

"Sungguh melelahkan, Tuan Irving. Sangat melelahkan." Jawab wanita paruh baya tersebut sambil meletakkan telapak tangan kirinya di dahinya menunjukkan gestur pusing. Sedangkan tangan kanannya menggenggam spatula kayu.

Mendengar itu, Krow menaikkan sebelah alisnya dengan bingung, "ada apa Madam Dunn? Apakah ada masalah di desa?"

"Tidak ada Tuan Irving, aku hanya..n khawatir dengan kesehatan Tuan Presley yang mendiami kamar 2A."

Melihat raut wajah istri dari pemilik Hotel Santo ini gelisah membuatnya reflek mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu Madam Dunn.

"Memang, kebanyakan pelancong akan memilih hotel lain jika kabar dari penyakit usus Tuan Presley tersebar diantara mereka. Tapi yang aku bisa hanya menyemangatimu dan Tuan Dunn saja."

Madam Dunn membuat ekspresi tersentuh karena ucapan dari Krow, iapun mengelus puncak kepalanya.

Mengingat kembali saat dia datang ke desa ini bersamaan dengan tiga pelancong lainnya. Sejak saat itu, anak ini jarang sekali tinggal di desa. Lebih banyak tinggal di apam liar bersama kudanya sendirian.Nx

"Oh, dear. Kamu sungguh anak yang baik hati. Semoga kamu mendapat sahabat yang baik, istri dan keluarga yang hebat."

Krow tersenyum kecil mendengar itu, berterimakasih pada nyonya yang berbaik hati memberinya sewaan yang lebih kecil karena dirinya jarang pulang ini.

Walaupun dalam hatinya ia tidak terlalu memikirkan tentang hal-hal seperti itu.

Setelah itu, Krow mendapatkan banyak sarapan gratis dari Madam Dunn karena membuat paginya lebih menyenangkan. Krow membawa nampan makanannya ke meja di teras hotel dan memakannya dengan senang hati sambil mengamati hiruk-pikuk warga Desa Valentine.

"Howdy Tuan Krow. Sedang sarapan kah dirimu?" Sapa seorang pria bertopi koboi hitam.

"Howdy Tuan Riji. Betul sekali, aku mendapatkan sarapan gratis dari Madam." Jawab Krow sambil memakan sandwich keduanya.

Pria yang bernama Riji itu terkejut karena tidak biasanya Madam Dunn yang terkenal pelit itu akan memberikan sesuatu yang gratis pada orang lain, "bagaimana bisa, Tuan Krow? Aku bahkan tidak pernah mendapatkan gratisan darinya."

"Karena aku tampan."

"Sungguh konyol sekali, aku lebih tampa darimu tapi malah tidak pernah mendapatkannya." Ucap Riji yang dijawab oleh Krow dengan decihan bernada gurauan.

Riji Ailes adalah satu dari 3 orang yang datang ke desa ini bersamaan dengan dirinya sebulan yang lalu. Pria berambut hitam yang lebih tinggi darinya itu datang bersama dengan kekasihnya Selia Aisnova.

Selia Aisnova, wanita itu memiliki ciri khas berambut abu-abu dan sedikit lebih pendek dari kebanyakan warga Desa Valentine ini.

Sedangkan satu orang lagi yang datang bersamaan dengannya adalah Elaine Kirana. Wanita yang terkenal dengan sumbu tempramennya yang pendek itu memiliki rambut coklat panjang yang dikepang dan mata ungu. Wanita itu sedikit menyebalkan karena sering kali menjahilinya dengan alasan karena dirinya ditinggal saat Krow akan berburu sendirian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❝𝗦𝗮𝗻𝗴 𝗣𝗲𝗺𝗯𝘂𝗿𝘂❞  ||【𝐑𝐃𝐑𝟐 𝐑𝐏 - 𝐊𝐫𝐨𝐰 𝐓𝐡𝐨𝐫𝐧𝐞𝐬】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang