prologue

4 3 1
                                    

helowwww~~~








Matthew Edgard Adhitama, pria itu bergerak memasuki bangunan sekolah bernama dewantara junior high school, sekolah yang hari itu mengadakan acara perpisahan untuk kelas IX.

merusak!!

Suasana yang tadinya begitu senang dengan suara musik yang menggema ruangan tiba-tiba menjadi sunyi ketika Edgard mendobrak pintu dengan paksa membuat semua orang yang ada di sana kaget dan ada beberapa orang berbadan besar berkaos hitam yang berada di belakang Edgard, mereka adalah anak buahnya. Abian, Liam, Bima, Aron , dan Rendra melihat Edgard yang sering mereka panggil edgar lebih kaget dari yang lain.

"Edgar," sapa Abian

"KALIAN SEMUA KELUAR SEKARANG! KECUALI ABIAN LIAM BIMA ARON DAN RENDRA,"

teriak Edgard kemudian semua orang yang ada di ruangan itu gemetar ketakutan sambil berjalan keluar ruangan dengan tergesa-gesa.

"Ngapain kamu di sini, mau fitnah lagi, aku sudah bilang itu salah saj-"bughh!

sebelum Bima selesai berbicara, ia langsung menerima pukulan keras dari Edgars hingga sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah.

"Coba ulangi ucapanmu sekali lagi, dia tidak mendengarkan, dia hanya menatap tajam ke wajah Edgard

"lo!! kenapa datang di hari bahagia kami,"

kini Abian mulai berbicara dengan nada yang sedikit di tinggikan Edgard berjalan mendekati Abian, pria yang mendekatinya pun memegang bahu Abian sambil tersenyum ke samping sambil berkata,

"Aku mau minta jawaban ya,"

Edgard mendorong kuat bahu Abian yang membuatnya sedikit terjatuh.

niu niu niu~

suara sirine polisi terdengar dari kejauhan, suara langkah kaki yang berlari terdengar seperti ingin menuju ke ruangan itu.

"ini pak orang yang buat kerusuhan disini,"

ucap kepala sekolah Dewandara sambil menunjuk ke arah Edgard polisi mengacungkan pistol nya ke arah Edgard, "pergi dari sini, atau saya tangkap anda," suara salah satu anggota polisi tersebut.

niu niu niu~

suara sirine polisi terdengar dari kejauhan, suara langkah kaki yang berlari terdengar seperti ingin menuju ke ruangan itu.

"ini pak orang yang buat kerusuhan disini," ucap kepala sekolah Dewandara sambil menunjuk ke arah Edgard polisi mengacungkan pistol nya ke arah Edgard

"pergi dari sini, atau saya tangkap anda,"

suara salah satu anggota polisi tersebut.

"kau ingin menangkapku, mumpung aku tidak menyakiti siapa pun, aku juga ingin pergi,"

santai Edgard, lalu menyuruh anak buahnya keluar ruangan.Edgard keluar terlebih dahulu disusul oleh anak buahnya,

"jangan keluar dulu, tetap di dalam mobil"

bisik Edgard yang tidak terdengar oleh polisi dan yang lainnya, anak buahnya hanya mengangguk paham dan mengikuti perintah dari ketua nya.Edgars melihat ponselnya sesampainya di dalam mobil, lalu Edgard melihat nama kontak di ponselnya dan menemukan pesan dari Rio, temannya sejak SMA.

rio

lo beneran smp dewandara?

beneran lah ga mungkin gue bohong


rio

udah gue bilang jangan kesana

terserah gue.


Edgard menutup handphone nya menunggu kelima pria itu keluar dari sekolah ini, selang beberapa lama lima orang yang ia tunggu tunggu keluar, Edgard lalu memerintahkan para bawahan nya untuk turun dari mobil dan menghajar lima pria itu, polisi juga sudah pergi beberapa menit lalu sehingga pasti aman untuk menghajar mereka

buggh!

Satu pukulan keras yang langsung didapati oleh Abian pertama kali, lalu disusul oleh Liam Bima Aron rendra, terjadi percekcokan antara bawahan Edgard dan kelima anak smp tersebut

"Aku sudah bilang kamu tidak bisa lari dariku,"

bentak Edgard yang tiba-tiba datang di tengah pertarungan

"apa yang kamu lakukan bang" ucap Abian

"masih nanya kenapa?, karena kalian semua sudah merusak keluarga gue anj*ng, kalian harus terima konsekuensi nya"

"SUDAH GUE BILANG ITU SALAH PAHAM ANJ1NG,"

marah bima sudah tidak bisa dikendalikan lagi, bima memberontak seperti harimau yang ingin menerkam korbannya, dia memukul anak buah Edgard yang tadi memukulnya, dan berlari kencang menuju ke arah Edgard

bughh!!

sebuah pukulan mendarat di pipi Edgard membuat pipinya sedikit berdarah

"beraninya kamu memukulku,"

bughhh

Edgard membalas pukulan dari Bima yang bahkan lebih keras darinya, mengeluarkan pisau lipatnya tak tahu apa yang dipikirkannya, Edgard langsung menus*k lututnya Bima menggunakan pisaunya.

"ARGGHH,"

rintih bima kesakitan, banyak darah menetes dari lutut nya, keempat temannya itu langsung berlari mendekati bima yang kesakitan, Aron membawa tangan bima ke bahu nya begitu juga dengan rendra, dan Liam merobek sedikit baju nya lalu menempelkan ke lutut bima agar darahnya tidak keluar lagi. lalu Abian menatap Edgard seraya mengepalkan tangannya dan terlihat pula urat urat nya, hessa ingin sekali memukul nya tapi tidak, lagi pula orang yang di depan nya ini adalah abang sepupunya yang paling dekat dengannya.

"mau pukul? silahkan,"

Edgard malah membiarkan pipi nya yang masih berdarah karena ulah bima untuk di pukul kembali oleh Abian

"lo jahat,"

Abian menelan saliva nya, tangan nya bergetar yang ada dipikiran nya saat ini ialah ingin memukul Edgard tapi tidak dengan hatinya, hatinya berkata untuk jangan melakukan itu

"gue jahat,"

Edgard tersenyum miring

"kalian yang jahat, sudah merusak kebahagiaan gue sudah menghancurkan keluarga gue, kalian harus merasakan seperti apa yang gue rasa, dan ayah lo Aron akan segera menemui ajal nya maka sayangilah ayah TERSAYANG lo itu sebelum menjumpai ajal,"

sambungnya sambil menatap mata Abian tajam

"LO PSYCHOPATH,"

bughh, Abian memukul tapi tidak di pipi melainkan di perut Edgard, Edgard sedikit terdorong karena itu. Edgard ingin membalas itu dengan pisau yang ia pegang namun seseorang datang dan menghalanginya

"EDGARD STOP,"

reno, tiba tiba datang dan memegang tangan Edgard agar berhenti melakukan hal berbahaya itu, tetapi reno malah terkena pisau itu sedikit di lengan kanannya

"agh,"

reno memegang lengan nya yang terluka,

"JANGAN LAKUKAN HAL YANG BISA BUAT KELUARGA LO SENDIRI TERLUKA,"

reno meninggikan nada bicaranya tepat di hadapan Edgard

"DIA BUKAN KELUARGA GUE, keluarga mana yang tega membun*h keluarga nya sendiri, Abian!! dia sudah bunuh ayah dan bunda gue no,"

reno terdiam tak menyangka akan jawaban yang keluar dari mulut Edgard, reno menatap Abian yang sedang geleng-geleng kepala pelan seperti mengatakan bahwa itu tidak benar

"KALIAN PERGI DARI SINI, SEKARANG!"

teriakan reno membuat kelima pria itu pergi dari sana meninggalkan Edgard dan reno. Edgard tertawa

"kenapa lo suruh mereka pergi? padahal gue pengen main sama mereka loh,"

gila, sungguh gila kini Edgard sudah kehabisan akal sehatnya.

"kalian bawa dia pulang,"

titah reno kepada para bawahan Edgard.

"baik."

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang