NIGHT CALL

7 1 0
                                    

MALAM HARI, DI RUMAH

Rizwan sedang duduk kat sofa sambil menonton TV.

Uno sedang memasak untuk makan malam dan beberapa jam kemudian makan malam telah jadi.

"Makan malam dah siap"

Cakap Uno.

"Kejap"

Rizwan mematikan TV itu dan menuju kat dapur untuk makan malam.

"Makan apa malam ni?"

Tanya Rizwan.

"Nasi goreng dan sup ayam"

Jawab Uno sambil menuangkan jus semangka kat gelas minum.

Rizwan membaca doa terlebih dahulu setelah itu makan.

"Sedapnya..."

Cakap Rizwan dan menyendok makananya lagi tapi lebih banyak.

"Perlahan, Rizwan...Kau bisa tersedak nanti..."

Cakap Uno dengan sikit rasa khawatir.

Dan yang benar saja, Rizwan tiba-tiba tersedak oleh makanannya, Ia secepatnya mengambil minumannya itu dan langsung meminum.

Uno menghela nafas dan menggelengkan kepalanya sebab muridnya yang degil sangat.

"Tu lah...Degil sangat..."

Cakap Uno dengan heran.

"M...Maaf..."

Jawab Rizwan yang masih batuk.

Uno menghela nafas lagi dan saat dia nak makan tiba-tiba ada telfon masuk.

Uno mengambil ponselnya dan berdiri.

"Kau makan sorang dulu, Aku dapat telfon dari M.A.T.A..."

Uno meninggalkan ruang dapur dengan Rizwan yang masih makan sorang je.

Rizwan terdiam sejenak dan melanjutkan makannya.

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN

Rizwan sedang membersihkan piringnya dan terlihat Uno keluar dari biliknya dengan wajah yang sedang terburu-buru.

Rizwan dengan rasa penasaran dan bingung langsung menghentikan aktivitasnya dan mendekati Uno.

"Uno? Kau nak kemana?"

Tanya Rizwan dengan nada bingung, Buat apa mentor dia keluar malam-malam macam ni dengan wajah terburu-buru.

"Oh, Aku ada urusan penting, jangan tunggu aku. Kau kunci je pintunya, aku dah ada kunci cadangan..."

Jawab Uno.

"Oh...Yelah kalau macam tu...Hati-hati..."

Cakap Rizwan dengan wajah sedikit kecewa.

Uno tau apa tanda dari wajah Rizwan.

Dia sedih...

Uno terkekeh dan mengusap rambut Rizwan.

"Dahlah tu, Esok kita bisa luangkan waktu bersama, Okay?"

Rizwan cuma menganggukan kepalanya je.

Uno memberi kecupan kat dahi Rizwan.

"Aku pergi dulu..." 

Uno meninggalkan Rizwan sendirian kat rumah.

Rizwan memang dah biasa dapat kecupan kat dahinya sebab dia dah anggap mentornya sendiri sebagai ayah kandungnya sendiri semenjak orang tua dia tewas.

Dan Uno pun tak keberatan, Dia pun dah anggap muridnya sendiri sebagai anak kandungnya.

Tak lama kemudian, Rizwan menuju ke biliknya untuk rehat.

TO BE CONTINUED...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

_'~TRAITOR~'_Where stories live. Discover now