#2

41 10 6
                                    

"Woy buka! Axel Ivander!" Ansel mengetuk pintu kamar Axel cukup kencang. Ia tidak peduli jika kedua orang tuanya akan terbangun.

"Xel! Axel! Buka pintunya!" Axel yang tidak kunjung membuka pintunya membuat Ansel semakin kesal.

"Berisik banget sih lo! Ganggu orang lagi nonton aja!" Axel membuka pintu kamarnya dan menatap tajam kepada Ansel. Begitupun Ansel yang membalas tatapan tajam Axel.

Ansel langsung masuk kedalam kamar Axel ketika melihat Steve yang tengah duduk diatas tempat tidur Axel.

"Lo ngapain ada dikamar Axel?!" Axel memicingkan matanya. Namun Steve hanya mengendikan bahunya seolah tidak ingin menjawab pertanyaan Ansel.

"Lo berdua udah gila hah?!" Ansel terkejut karena melihat film yang dilihat Steve dan Axel adalah Film porno. Film dimana seorang pria bertubuh mungil yang tengah digagahi dua orang pria bertubuh atletis.

Tanpa Ansel ketahui, sebelumnya Axel dan Steve memang menonton film horor yang tayang di salah satu platform. Namun ketika mendengar suara Ansel, mereka mengganti film tersebut hanya untuk mengerjai Ansel saja.

"Xel, gue cuman ninggalin lo sebentar doang! Kenapa lo malah kaya gini?! Lo abis ngapain aja sama si Steve didalem?" Ansel menarik tangan Axel agar keluar dari kamarnya.

"Bukan urusan lo." Axel mengendik dan kembali masuk kedalam kamarnya.

Ansel menyusul Axel, Ansel langsung memeluk tubuh Axel. Steve terus memperhatikan Ansel yang memeluk tubuh Axel dengan erat.

"Xel jangan kaya gitu! Lo gak tau gimana paniknya gue pas tau ada cowo lain di kamar lo?" Ansel menenggelamkan wajahnya diceruk leher Axel.

"Posesif banget," gumam Steve yang terkekeh melihat Ansel yang seperti itu.

"Gue gak nyentuh Axel sama sekali. Dia nonton diatas tempat tidur, dan gue duduk disana. Santai aja kali. We both didn't do anything, trust me.(Kita berdua tidak melakukan apapun, percayalah.)" Steve menunjuk kursi lantai yang tidak jauh dari tempat tidur Axel.

"Terus maksud lo apaan nonton film begitu? Have you lost your mind? (Apa kau sudah gila?)" Ansel menatap tajam kepada Steve.

"We're just messing around, and we just wanted to rile you up a bit. If you don't believe me, just ask your twin. (Kita hanya bercanda, dan kita hanya ingin membuatmu kesal saja. Jika kau tidak mempercayaiku, tanyakan saja kepada saudara kembarmu.)" jawab Steve dengan santai. Axel terkekeh membuat Ansel menjadi kesal.

Ansel melepaskan pelukannya dan langsung menerjang tubuh Steve. Posisi Steve yang terbaring diatas tempat tidur dengan Ansel yang berada diatasnya membuat Axel tidak bergeming. Ansel menelungkupkan bantal tepat diwajah Steve dan menekan-nekannya hingga tawa Steve tertahan.

"Bajingan! Mati aja lo, bangsat!" umpat Ansel membuat Steve terbahak. Ia juga tidak percaya jika Ansel akan menaiki tubuhnya seperti ini.

"Sel! Apa yang lo lakuin?!" Axel mencoba menarik tubuh Ansel yang berada diatas tubuh Steve, namun Axel tentu mengalami kesulitan.

Steve yang tiba-tiba memegang panggul Ansel membuat Ansel terdiam. Matanya berkedip cepat. Ia langsung turun dari tubuh Steve dan kembali melemparkan bantal itu tepat diwajah Steve.

"Sorry, dia emang kaya gitu." ucap Axel ketika Ansel terus mengumpat dan keluar dari kamarnya.

"Santai. Justru orang yang kaya dia itu unik. And that just makes me more curious about him. (Dan hal itu membuatku semakin penasaran kepada dirinya.)" Steve duduk kembali dari posisi sebelumnya.

Steve tersenyum tipis ketika kembali membayangkan Ansel yang berada diatasnya tadi. Wajahnya yang menunjukan raut kekesalan membuat Ansel semakin menggemaskan dimata Steve.

TANPA UCAPAN (BL - BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang