Malu

2.3K 238 52
                                        

Setelah melakukan istirahat seharian dan tak melakukan apapun, Chenle yang sempet demam itu saat ini terlihat tengah berkutat di dapur di temani oleh Sonia. Pria kecil itu sempat mengeyel ingin membuatkan makanan untuk sang master karena sudah membuatnya marah. Walau awalnya Sonia melarang keras karena tak ingin Chenle kelelahan dan berakhir sakit lagi, tapi siapa yang tak akan luluh jika diberi tatapan seperti anak anjing yang tengah memohon padamu, jadi di sinilah Sonia sekarang setelah memastikan menu sarapan mereka tengah di tangani anak buahnya ia memilih untuk membantu Chenle membuat muffin yang akan ia berikan pada master nantinya.

"Biar aku yang membuatnya, dan sekarang kembali ke kamarmu" ujar Sonia yang masih mencoba untuk membujuk Chenle agar kembali ke kamarnya mengingat ini masih jam empat pagi.

"Sonia"
"Aku sudah membuat setengahnya dan ini tinggl kita panggang"
"Tidak ada gunanya aku kembali ke kamar"
"Aku ingin membuatkan hidangan sepesial untuk master"
"Aku ingin membuatnya dengan tanganku sendiri Soniaaaa" balas Chenle yang masih saja keukeuh dengan keinginannya.

Sonia benar benar tak bisa memaksa Chenle, ia tak bisa setega itu memarahi si manis ini, ia juga bingung kenapa ia bisa seperti itu.

"Okay terserah"
"Setelah memasukkan muffinnya ke oven aku akan kembali ke dapur utama untuk melihat sarapannya"
"Tunggu duapuluh menit lalu keluarkan dan check dalamnya apa sudah matang"
"Jika belum, masukkan lagi selama lima menit hingga matang sempurna"

"Iya Soniaaaaa"
"Aku paham aku paham"
"Silahkan kembali sebelum mereka merubah menu sarapannya" balas Chenle sembari menarik Sonia agar meninggalkannya.

Sonia yang diperlakukan seperti itu bukannya marah malah mengusak surai Chenle karena gemas dan setelahnya meninggalkan si manis.

Sembari menunggu muffinnya matang Chenle memilih untuk membersihkan kekacauan yang ia buat.

"Semoga master suka"

Setelah dua puluh menit menunggu akhirnya mufin yang ia buat sudah jadi, ia juga sudah mengecheck bagian dalamnya yang juga sudah matang dengan sempurna.

"Aku harus mencicipinya" ujarnya dan langsung mengambil muffin itu untuk mencicipinya.

"Hmmmm"
"Woaaah, kenapa ini sangat enak?"
"Sonia benar benar hebat bisa menghapal takaran untuk membuat muffin seenak ini"
"Rasanya tidak akan cukup jika hanya memakan satu cup :(" ujarnya sembari menatap muffin yang tinggal lima biji itu.

"Tapi kurasa tak masalah jika aku menyimpannya satu lagi, ah dan satu juga untuk Sonia" girangnya setelah menyimpan dua muffin yang ia suka.

"Sudah selesai?" Tanya Sonia yang tiba tiba menghampirinya.

"Soniaaa"
"Hihi aku sudah selesai membuatnya, dan hasilnya matang dengan sempurna"
"Terimakasih sudah membantuku Sonia"
"Kau benar benar hebat bisa menghapal takaran untuk membuat ini" ujar Chenle yang langsung memberi pelukan pada Sonia.

"Sama sama sayang"
"Apa rasanya juga enak?"

"Sangat enak, mirip seperti yang ada di bakery"
"Ah aku menyimpan satu untukmu"
"Sebentar" ujarnya yang langsung melepas pelukannya pada Sonia dan mengambil muffin yang ia simpan.

"Tidak perlu repot"
"Bukankah kau ingin memberikannya pada master?"

"Master tidak akan memakan ini semua Sonia"
"Tak masalah jika aku memberimu satu"

"Terimakasih"
"Kapan kau akan memberikannya pada master?"

"Emmm, setelah sarapan mungkin?"

"Kenapa tidak sekarang saja?"
"Sudah jamnya master bangun"
"Ingin membawakan kopi pagi ke kamarnya sembari membangunkan master?" Tawar Sonia.

the chastle [Jichen] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang