1

233 32 3
                                    

Di pagi hari itu, suasana rumah yang terlihat sederhana terasa kacau dengan suara usikan ringan antara kakak yang suka menjahili adiknya.

"Jangan cubit pipi echan! sakit hyung!" omel Haechan, tidak suka dengan Hendery, sekaligus kakaknya, yang terus mencubit gemas pipinya.

"Mengapa wajahmu begitu lucu sekali?Kan hyung jadi ingin mencubitnya" ejek Hendery pada adiknya.

Haechan mengembungkan pipinya dengan bibir yang menggerutu lucu. Dia hampir mengeluarkan air mata karena kakaknya masih mencubit pipinya meskipun sudah dilarang oleh haechan sejak tadi.

"Hendery! jangan menganggu adikmu itu! Nanti dia terlambat ke sekolah" Yoona memarahi anak sulungnya.

Hendery berdecak sebal, mencubit pipi adiknya untuk kali terakhir, lalu kabur ke dapur. Dia duduk di atas kursi meja makan sambil menunggu ibunya menyiapkan makanan.

Haechan mengomel sambil berjalan menuju ibunya yang sedang menyiapkan makanan untuk mereka di dapur. Dia membantu ibunya dengan memotong seiris kentang dan bahan lainnya.

"Sayang, lihatlah, dasi ini terlalu sulit untuk dipakai!!" Siwon mengeluh dan rewel kepada istrinya, Yoona, yang sedang meletakkan piring berisi makanan di atas meja setelah selesai memasak untuk keluarganya.

Yoona menggelengkan kepalanya melihat perilaku suaminya itu. Dia mendekati Siwon untuk membetulkan dasi yang melilit di lehernya, lalu memukul lengan Siwon dengan main-main.

"Sudahlah! Kau ini memang suami yang manja, kau bisa saja memakai dasi ini sendiri, kan?"

Siwon memeluk pinggang istrinya, lalu mencium pucuk kepalanya.

"Aku hanya ingin dimanja olehmu saja, sayang"

Hendery memutar bola matanya melihat kemesraan kedua orang tuanya itu.

"Ayah! ibu! makanlah dengan cepat! Echan akan terlambat ke sekolah kalau begini" keluh Haechan, tidak suka dengan orang tuanya yang sedang bermanja-manja. Dia hanya khawatir akan terlambat ke sekolah. Kan dia itu murid yang disiplin, hmph!

Siwon dan Yoona tertawa bersama-sama, lalu bergabung dengan anak-anak mereka di meja makan.









🌱














Manakala di mansion Jung....

"Hyung! Di mana buku pelajaran matematikaku!" teriak Jisung kalang kabut mencari buku matematikanya, Dia mengomel karena akan terlambat ke sekolah untuk pertama kalinya di negeri ini setelah dia dan kakak-kakaknya baru saja berpindah dari Kanada ke Korea semalam.

Jeno menarik napas dalam-dalam supaya tidak meninggikan suara pada adiknya itu. "Kau tidak ingat semalam kau meninggalkannya di kamar ku"

Jisung baru teringat bahwa kemarin dia masuk ke kamar kakaknya untuk meminta kakaknya mengajarkannya pelajaran matematika, meskipun dia sudah belajar keras, dia tetap tidak mahir.

"Hihihi, aku terlupa"

Jisung berlari ke atas tangga untuk memasuki kamar kakaknya, dia mengambil buku matematikanya di atas meja sang kakak, lalu setelahnya dia berlari kembali menuruni tangga, mengambil sekeping roti diatas meja makan lalu meletakkannya separuh di dalam mulutnya.

Dia mempercepatkan langkahnya ke pintu utama.

Jisung dengan cepat menghidupkan motornya dan membonceng motor itu melintasi jalanan yang sibuk dengan kendaraan.

Jeno menggelengkan kepalanya karena sikap ceroboh adiknya itu. Dia melanjutkan makannya sambil melihat teleponnya.

ya...begitulah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR GOOD BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang