Aula pernikahan..,
"Apakah anda bersedia menikahi wanita cantik bernama kim jimin yang ada di depan Anda ini?" tanya pendeta itu dengan senyuman yang terukir diwajahnya✧(。•̀ᴗ-)✧"Dia tidak bersedia!" sahut seorang wanita yang juga tengah memakai gaun pernikahan itu sedikit berteriak, lalu berlari mendekati calon suami eonni nya
Semua perhatian pun langsung beralih pada wanita itu yang tak lain adalah adik dari mempelai wanita yang akan segera menikah itu. (Jimin)
"Baekhyun oppa, aku bersedia menikahi mu, apa.. kamu mau menikah denganku?" Tanya minji menatap penuh harap pada baekhyun
Matanya berbinar"BERSEDIA! aku bersedia!" sahut cepat penuh semangat baekhyun dan langsung menarik minji kepelukan nya dengan senyuman penuh rasa lega..
Appa dan eomma jimin juga minji pun tersenyum bahagia melihat putrinya telah menikah, sementara itu. Jimin yang tadinya tersenyum bahagia, sekarang melihat adiknya yang memeluk calon suami nya itu menatap nya dengan senyuman yang seakan mengejek nya dan berkata 'aku menang blee..'
Tak diam jimin mulai menarik suaranya "baekhyun! apa yang kau lakukan!?" Marah+kesal jimin tak terima dengan matanya yang membulat karena marah
Baekhyun menyudahi pelukkannya
"Kenapa? apa masalahnya? Dengar, kalau bukan karena minji mengata- kan ingin bersama ku, aku pasti sudah menikahimu---" sahut baekhyun, nadanya merendahkan dan merasa menang"mian eonni, aku dan baekhyun oppa saling mencintai. Bisakah eonni rela kan saja?" Katanya dengan tangannya yang melingkar dilengan baekhyun. Bermanja
"Untuk apa kau minta maaf padanya? Sudahlah." Sahut baekhyun lalu memegang bahunya minji menatap dalam "kamu adalah satu satunya wanita yang aku cintai, tidak ada yang lain" lembut dan hangat
Appa eomma mereka pun kembali tersenyum bangga dan bahagia.
Melihat itu jimin memutar matanya, sudut bibir nya naik, geram+kesal
"Ah, eonni kau harus bantu aku ya?" Pinta minji meraih tangan jimin, minji berpura-pura memeluk jimin
"Kenapa? Apa eonni sangat terkejut saat baekhyun oppa memilihku dengan tanpa ragunya..," bisiknya merasa menang, nadanya mengejekPlakk!
Jimin yang sudah tak bisa menahan emosinya lagi, melayangkan tamparan tepat dipipi mulus minji, minji pun terdorong ke belakang karena tamparan jimin itu
"JIMIN! Apa yang kau lakukan!?" Kaget. Marah baekhyun membulat kan matanya
Plak!!
Satu lagi tamparan maut jimin untuk baekhyun + tendangan maut jimin pada privasi baekhyun. benar benar sudah tak bisa menahan emosinya
"KALIAN PASANGAN YANG SANGAT SERASI! SAMA SAMA TOLOL! BAJING ---" teriak jimin setelah meluapkan emosi nya tadi dengan puasnya
"BERHENTI! CUKUP!" sahut appa nya kalang kabut menunjuk jimin
Jimin berhenti, orang tuanya itu pun membawa mereka keluar dari aula pernikahan itu dengan senyum palsu mereka melambaikan tangan pada tamu tamu yang juga kalang kabut kebingungan sedari tadi
.. Diluar..
"Apa kalian pikir keluarga kim tidak punya malu!?!" Marah. Bentak eomma membulatkan matanya
"Denger tuh!" Sahut jimin kesal menatap minji
Plak!!
"Yang ku maksud itu kau, sialan! kau pikir kau siapa? Berani beraninya menampar minjiku! Kami sudah merawatmu selama 20 tahun, makan dan minum semua nya gratis!" Marah. Kesal eommanya terus menunjuk nunjuk jimin yang kebingungan dari setelah tamparan keras dari eomma nya.
"Kan kau sendiri yang ngasih tu cowokmu untuk adikmu!" Bentak kesal appa nya
"appa eomma! aku tau kalian mencintai minji sejak kami kecil! Semua yang kupunya akan kuberikn pada minji tapi ini pernikahan ku, kenapa dia ad---" sahut cepat jimin dengan matanya yang mulai berkaca kaca, berteriak dengan sekuatnya
namun dengan cepat juga dipotong appa nya"Jimin izinkan aku memberitahumu bahwa sejak awal ini adalah pernikahan antara keluarga kim ku dan keluarga Jung!, jika saja aku tak mengetahui pada awalnya minji dan baekhyun itu saling mencintai, sejak awal aku tak perlu menikahkan mu!"
Kesal appa menunjuk jimin, nadanya menekankan"Tapikan aku juga anakmu!" Kesal jimin menghentakkan kakinya masih. menahan tangisnya
"eii.. eonni jadi kau belum tau, fakta- nya kau itu bukan anak kandung dari kedua orang tuaku" sahut minji dengan senyum manisnya,
"Apa?..." kaget jimin berusaha tegar
"Heuh! Kalau saja aku hamil lebih cepat aku tak akan mau punya anak seperti mu itu!" Eommanya, nadanya merendahkan dengan bibirnya yang terus bergerak naik turun menatap jimin dengan jijiknya
"Benar sekali! Kau itu kami temukan di padang rumput pinggir jalan, bagai mana mungkin layak jadi bagian dari kami, Puih!!" Sahut appa dengan terus menaik turunkan nada bicara nya (mempermainkan)
"Hah! Pantas saja aku merasa selalu jadi pembantu dari pada seorang anak perempuan! Nyatanya aku bukan anak kandung kalian!" Kesal jimin meninggikan nada suaranya
"eonni kau pasti sedih sekarang, karena ak---" dengan sombongnya minji melingkar kan tangannya pada lengan baekhyun yang sedari tadi hanya memperhatikan pertengkaran mereka, namun langsung terdiam saat jimin mulai angkat bicara tanpa mendengar kan apa yang minji sombongkan
"Karena itulah sesusah apapun aku berusaha agar dapat kasih sayang dari kalian, karena aku ini bukan anak kandung kalian, haah.., oke kalau gitu, Mari kita putusin aja hubungan kita!!" Kata jimin dengan suaranya yang bergetar, matanya menyipit dengan senyuman sendu nya menatap appa eomma minji dan baekhyun lalu pergi
"Ahahaha...," tawa ejekan itu dari appa, eomma, dan minji yang saling bertatapan
Segera jimin terhenti dan langsung menatap bingung pada mereka ber- tiga. "Kau pikir kami peduli untuk berhubungan denganmu? sini ku kasih tau, tadi pagi orang tua kandung mu menelpon kami dan mengatakan akan menjemput mu, oh dan dia juga berkata kalau dia itu tinggal di pegunungan di---" lagi lagi nadanya merendahkan
"Lalu! dimana mereka sekarang!?" Potong jimin tak sabaran. Kaget juga
"Mana kutahu, sudah pergi sana! Disini kau hanya akan mengganggu pernikahan minji dan nak baekhyun saja" ketus eomma angkat itu dengan puasnya setelah menertawakan jimin
"Dengar ya, kau itu tidak ada pantas pantasnya untuk jadi istriku, tunggu apa lagi? Pergi sana!" Geram baekhyun dengan tatapan jijiknya pada jimin
"Bener tuh, mungkin saja orang tua kandung mu itu sudah menunggu mu di pegunungan sana.." Menyipitkan matanya dibarengi dengan senyuman jahat+puas minji
"Siapa yang berani menindas putri ku!" teriak seseorang dari kejauhan yang mengalihkan perhatian mereka semua tertuju pada asal suara itu