Lembaran Tanpa Cahaya

3 0 0
                                    

Awalnya hidupku hanyalah hitam dan putih,
monokrom yang sunyi, tenang, namun penuh kehampaan.
Dingin yang merayap ke relung hati, seperti kabut yang menyelimuti,
membuatku enggan membuka diri pada warna-warna dunia.

Sedikit sentuhan warna pernah datang,
namun aku menolak, takut akan perubahan yang dibawanya.
Aku memilih tetap rapuh, memilih untuk berlindung di balik bayang-bayang,
khawatir jika goresan cerah itu merusak damai yang kuanggap aman.

Namun suatu hari, seseorang datang,
bukan dengan paksa atau gegap gempita,
tapi dengan kelembutan yang meresap tanpa terasa.
Ia tidak hanya menggoreskan warna,
tapi merangkai harmoni yang mengubah caraku memandang dunia.

Dengan setiap sentuhannya, dunia yang dulu sunyi mulai bersuara,
perlahan namun pasti, hitam putih berganti warna-warni,
biru laut ketenangan, jingga semangat, dan merah yang menghangatkan.
Ia membubuhkan warna seperti seniman yang mengenal setiap sudut kanvasku,
tak sekadar mewarnai, tapi mencipta keindahan yang baru.

Sekarang, hidupku bak pelangi yang hadir setelah hujan,
penuh warna, penuh cerita di tiap inci.
Tidak ada lagi ketakutan atau kegamangan,
hanya keberanian dan kebahagiaan yang meluap, memenuhi hari-hari.

Aku tidak lagi rapuh, tidak lagi takut akan warna,
karena seseorang telah menunjukkan indahnya dunia yang berwarna.
Kini, aku bukan lagi kanvas kosong yang sepi,
tapi karya penuh makna yang ia bangun dengan hati-hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Palet Baru di Kanvas Hidupku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang