Taehyung duduk di atas kursi pesakitan. Hanya secara klise. Dia sekarang duduk di atas sofa empuk milik keluarganya, tapi rasa di pantat seperti menduduki seribu jarum, saat mata putrinya begitu tajam seolah mengupas selapis demi selapis kulitanya.
Dia anaknya! Kenapa terasa seperti seorang calon mertua, menangkap basah berandalan yang akan mengencani putrinya? Dia duduk gugup, mengaduk jari-jarinya hingga ujung bajunya kusut.
"Beritahu aku! " suara tegas itu datang dari mulut cerewet putrinya. "Apa yang sudah ayah lakukan? Bagaimana kita bisa bangkrut dalam satu malam, huh?!"
"Apa yang bisa aku lakukan. Mungkin memang sudah waktunya kita bangkrut. " cicit Taehyung tidak berani menghadapi putrinya. Dia menoleh ke samping, berharap bahwa istrinya akan datang menolong tapi Dita hanya duduk memijat pelipisnya. Dia ingin meraih lengan istrinya, meminta pertolongan.
"Sepertinya ayah sangat menantikan hal ini. Bangkrut tidak mengganggumu kan? " tuduh Jinny, melonglong kesal. "Ayah... Ya Tuhan! Aku tidak ingin miskin dengan tiba-tiba. Setidaknya beri aku lima tahun untuk bersosialisasi. " gerutunya semakin tidak masuk akal.
Taehyung tidak tahu harus menangis atau tertawa. Jika hal itu dapat direncanakan, orang bodoh mana yang akan merencanakan kebangkrutan dirinya sendiri?
"Jinny, kamu menyukainya atau tidak, kamu harus mulai terbiasa. " kata Dita tegas.
Taehyung merasa telah tertolong. Dia bersorak mendengar istrinya mulai masuk kedalam ketegangan ini.
"Ibu, ini... " dia kehilangan Kata-katanya. Semua telah terjadi. Keluarganya bangkrut sekarang. "Aku tetap kesulitan."
Taehyung merasa bersalah melihat wajah frustasi putrinya. "Maafkan aku.. Ini kesalahan ku. "
"Ya ini memang kesalahanmu, ayah. " sembur Jinny begitu ada kesempatan.
Aku menyesal meminta maaf.. Gumam Taehyung dalam hatinya.
"Jika kamu tetap ingin hidup nyaman, pergi saja ke rumah pamanku. " ujar Taehyung memberi ide kepada putrinya.
Paman? Kata ini menarik perhatian Jinny. Dengan kerutan di dahi, dia bertanya. "Paman siapa? Ayah anak tunggal kan? Mungkinkan kakek memiliki nyonya di luar? "
Darah tua keluar dari mulut Taehyung. Brengsek! Anaknya tidak pernah menggunakan otaknya dengan cara yang normal.
"Maksud ayahmu, paman Min. Kamu mengenalnya kan? " Dita menyesap teh puer dengan santai.
"Ya.. Sedikit aku mengingatnya."
"Bagus. Kamu bisa pergi kerumahnya. " kata Dita masih dengan cara paling anggun.
Banyak lubang di setiap ucapan ibunya yang tidak dia mengerti. Mereka bangkrut bersama. Tapi hanya dia yang akan pergi? Oke, mungkin ibu dan ayah akan tinggal diselokan bersama, tapi bukankah aneh jika hanya dia yang mengetuk pintu paman Min? Ayolah, aku tidak sedekat itu. Bahkan wajah di dalam kenangannya sudah tertempel mozaik.
"Apakah aku kesana sebagai keponakan yang hilang? Bukankah ayah harus berbicara dengannya bersamaku? " tanya Jinny lagi.
"Siapa bilang kamu datang sebagai keponakan yang hilang? Jika kamu benar-benar ingin hidup nyaman tanpa khawatir. Jelas kamu harus menikahi Min Yoongi."
"Ayah apa kamu membenciku? "
Taehyung: tentu saja tidak. Justru karena aku sangat mencintaimu, aku menyarankanmu untuk menikahi Min Yoongi.
Dita: ya, menikahi Min Yoongi, membawa banyak manfaat untukmu pribadi.
Jinny: mungkin maksud ibu, manfaat untuk keluarga kita. Benar begitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Siasat Licik
FanfictionAyah-nya mengalami kebangkrutan yang ajaib. Dia yang telah dimanjakan sejak lahir, tidak tahan memikirkan hidup menjadi miskin.