boruto; s. nara — troublesome parents
Shikamaru berjalan malas di sampingku. Mengeluh ringan karena hari liburnya terganggu oleh rencana yang aku lupakan secara tidak sengaja. Hari ini seharusnya kami dan teman-teman lainnya bertemu di Ichiraku, tapi berujung terlambat. Dengan pembelaan Shikamaru yang terlalu malas dan aku yang terlalu nyaman berpelukan dengannya setelah sarapan hingga lebih dari jam perjanjian.
Bahkan kami tidak mendengar Shikadai berpamitan keluar dengan teman-temannya.
Aku menarik salah satu tangannya, untuk mempercepat langkah kami. Lagi-lagi mengabaikan keluhannya.
Aku melihat Naruto melambai kepada kami, ketika kami baru saja masuk ke dalam Ichiraku yang sekarang telah dibangun lebih besar daripada dulu.
"Kalian terlambat!" Naruto menggerutu ketika kami mendekat ke arah kursi. Aku tersenyum maaf kepada mereka, sebelum akhirnya duduk bersebrangan dengan Shikamaru—karena hanya kursi itu yang tersisa.
Di sana hadir Naruto, Sakura, Choji, Ino, Kiba, dan Sai. Sayang sekali yang lainnya tidak bisa datang.
Kata Naruto, Hinata harus menjaga Himawari karena Hanabi sedang keluar desa untuk menjalankan misi dan tidak ada orang lain yang bersedia menjaganya.
Lee sama saja tengah menjalankan misi ke Desa Suna. Tenten baru saja berangkat untuk petualangannya dalam mencari dan mengumpulkan senjata, yang sayang sekali dia akan pulang dalam jarak waktu yang lama.
Sasuke yang setelah perang memilih untuk melindungi desa sebagai penebusan dosanya, tidak pasti kapan kembalinya.
"Lama tak berjumpa, kalian semua. " Sepertinya sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mereka semua, kecuali Sakura. Memang sebagai ninja medis kami sering bertemu dikarenakan bekerja di satu tempat yang sama.
Aku melemparkan senyum ke arah mereka semua.
Choji memanggil pelayan dan memesan makanan lagi untuk kami. Namun, tentunya sebagian besar makanan itu untuknya.
"Jadi apa yang membuat kalian berdua terlambat?" Ino bertanya kepada Shikamaru dan aku. Sumpitnya menunjuk kami berdua secara bergantian dengan menaik turunkan alisnya, menggoda kami.
"Shikamaru yang terlalu malas." Jawabku bersamaan dengan jawaban Shikamaru, "Dia menempel kepadaku."
Ino dan lainnya mengernyitkan dahi, bingung terhadap jawaban kami.
"Eh, mana yang benar?" Kiba bertanya sebelum menggigit sisa makanan miliknya tadi.
Shikamaru menyela, "Istriku menempel padaku dari pagi." Membuat meja riuh dan penuh ejekan ke arahku, Sakura—yang berada di sisi kananku menyenggol lenganku dengan tatapan menggoda.
Sementara Shikamaru menatapku dengan senyum kemenangan, berhasil membuat pipiku merona.
'Dasar rambut nanas' batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒔𝒘𝒆𝒗𝒆𝒏 - 𝒏𝒂𝒓𝒖𝒕𝒐 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒂𝒄𝒕𝒆𝒓𝒔
Fanfiction𝒔𝒘𝒆𝒗𝒆𝒏 (n.) a vision seen in sleep; a dream ⁿᵃʳᵘᵗᵒ ᶜʰᵃʳᵃᶜᵗᵉʳˢ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳ 𝐃𝐈𝐒𝐂𝐋𝐀𝐈𝐌𝐄𝐑: i do not own the anime NARUTO. the original anime belongs to 𝙈𝘼𝙎𝘼𝙎𝙃𝙄 𝙆𝙄𝙎𝙃𝙄𝙈𝙊𝙏𝙊. i also do not own the pictures use as used in this boo...