Short Fic - Masquerade Part 1

34 10 5
                                    

Dentingan piring yang beradu terdengar berpadu dengan gemercik air yang mengalir dan juga spons pencuci piring yang digosokkan pada beberapa piring kotor itu.

Seorang pelayan rumah menjalankan tugasnya, ia melakukannya dengan berhati-hati dan gerakannya terlihat seperti seorang profesional. Ia seorang pria yang masih berusia muda dengan memiliki paras yang menawan. Dari penampilannya bisa dikatakan bahwa ia adalah seorang pelayan profesional yang bekerja di sebuah mansion yang sangat megah. Hanya berprofesi sebagai seorang pelayan namun pakaian yang ia kenakan adalah stelan pakaian formal berupa kemeja berwarna putih dengan celana berbahan katun berwarna hitamnya.

"Book." Panggilan seseorang membuat pelayan itu menoleh. Ia sempat mematikan air keran dan menghentikan tugasnya sementara.

"Oh, tuan. Ada apa?. Ada yang bisa saya bantu?" Ia berucap dengan formalnya pada seseorang yang ia panggil sebagai tuannya.

Tuannya kini mendekat lalu ia menaruh telunjuk diatas bibirnya seakan ia akan mengucapkan hal yang rahasia. Pelayan bernama Book itu nampak mengernyit karenanya.

"Book, apa kau bisa ikut denganku?"

"Sebentar saja." Pintanya, Book sempat menoleh pada cucian piring itu. Ia seolah ingin mengatakan untuk memohon sebentar agar menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu.

"Sudahlah Book, itu urusan nanti."

"Yang jelas kau harus ikut denganku terlebih dahulu. Apa kau mengerti?" Book tidak bisa berkutik, akhirnya ia mengangguk menyetujui keinginan tuannya.

___________

Di dalam sebuah kamar yang megah Book berdiri sambil memperhatikan tuannya yang berjalan mondar-mandir dengan gelisahnya. Sejak meminta dirinya untuk datang ke kamarnya, tetapi sudah beberapa menit berlalu tuannya itu masih belum mengutarakan akan apa yang ia inginkan.

"Tuan, maaf.. Apa yang harus saya..."

"Ah, begini.. Book, Aku punya ide!" Book sempat terperanjat karena ucapan tuannya. Sepertinya tuan muda yang awalnya kebingungan itu kini sudah menemukan secercah harapannya.

"Bagaimana jika kau menyamar menjadi diriku?." Nampak ekspresi sumringah di paras tuan muda itu. Bahkan ia mengucapkannya sambil memegangi kedua lengan Book.

"Maksud anda tuan?" Tentu Book tidak akan memahaminya, ia bertanya seakan meminta penjelasan.

"Book, kau tahu banyak sekali yang mengira jika kita bersaudara atau bahkan kembar. Karena itu.. Kita bisa menggunakan kesempatan ini."

"Hanya cukup mewarnai rambutmu dan kau berpenampilan sepertiku, semua akan mengira jika kau adalah Tuan Bank." Bank menyentuh ujung rambut pelayannya itu saat mengutarakan idenya.

Bank kini melangkah ke arah tempat tidurnya lalu memperlihatkan pakaian yang mungkin akan ia kenakan.

"Kau harus menggunakan pakaian ini." Sambungnya lagi, dan Book masih belum mendapatkan petunjuk karena bagaimana bisa Tuan Bank meminta dirinya untuk menjadi dirinya.

"Tuan, saya bisa saja melakukannya. Tetapi, saya belum tahu akan apa maksud anda meminta saya untuk menjadi diri anda." Bank tersenyum simpul sambil sedikit menurunkan pakaian yang berada di tangannya. Berupa setelan jas yang sangat berkelas itu.

"Kau akan menggantikanku untuk acara perjodohan." Jelasnya, dan tentunya Book sangat terkejut dibuatnya. Namun karena dirinya adalah seorang pelayan profesional maka ia memang terbiasa dalam menyembunyikan ekspresinya.

"Tuan.. Apa maksud anda acara perjodohan dengan putra dari Keluarga Srisang?" Tanya Book, Book tentu mengetahui hal itu. Sebagai pelayan keluarga Heamtan ia memang sempat mengetahuinya.

"Kau benar!"

"Book, kau benar-benar harus menolongku." Bank memohon, Book terdiam disana.

"Oh ayolah Book.. Aku sungguh tidak mau dijodohkan dengan putra keluarga Srisang. Kudengar jika pria itu baru saja datang dari luar negeri. Dan rumor mengatakan bahwa pria itu adalah pria yang jelek, gemuk dan kikir." Book terbelalak karenanya, ia berpikir bahwa ia tidak rela jika tuan mudanya harus dijodohkan dengan pria seperti itu.

"Apalagi aku sudah berkencan dengan Mos." Lirihnya, Book masih terdiam menyimak akan apa yang diucapkan tuannya.

"Book, sungguh aku tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa lagi." Tuannya nampak sendu, tuan mudanya yang memiliki paras rupawan yang hampir mirip dengannya kini menampakkan kesedihannya.

Book menghembuskan napasnya pelan, lalu ia mengambil pakaian yang berada dalam genggaman tangan Bank.

"Baiklah, tuan Bank. Saya akan membantu." Ucapnya, nampak senyum sumringah di paras menawan Bank.

_______________

Rambut berwarna hitam legamnya kini telah berubah warnanya. Warna brunette yang mempesona seperti halnya milik tuannya. Book bercermin di depan sebuah cermin kamar mandi yang elegan itu.

Ia meraih sebuah parfum yang biasa dikenakan oleh tuannya. Katanya ia harus menggunakannya agar penyamaran semakin sempurna. Lalu pandangannya kembali beralih ke arah pakaian yang terlipat rapi diatas kabinet wastafel yang luas. Disana juga terdapat sebuah topeng yang memiliki hiasan permata yang sangat indah.

Memang jika undangan itu sebenarnya adalah sebuah pesta Masquerade. Keluarga Srisang mengadakan sebuah pesta itu sekaligus acara perjodohan antara putra dari keluarga Srisang dengan putra dari keluarga Heamtan.

Bank memang mengatakan pada orang tuanya bahwa ia akan datang ke pesta itu namun dengan suatu syarat. Jika tidak, maka Bank tidak bersedia untuk menghadirinya. Orang tuanya terpaksa menyanggupi, dan mengikuti akan apa yang Bank katakan yaitu datang ke pesta itu terlebih dahulu. Rencana Bank rupanya sudah berjalan, dan tanpa keluarganya tahu jika Bank sebenarnya memiliki rencana lain yaitu menggantikan dirinya oleh pelayan pribadinya.

Suara ketukan pintu menyadarkan Book, terdengar suara panggilan Bank dari balik pintu itu.

"Book, apa kau sudah siap?" Tanyanya dan Book segera membalas ucapannya.

"Ya tuan, saya sudah siap." Balasnya sambil ia bergegas merapikan pakaiannya dan memasang sebuah topeng yang melengkapi penyamarannya.

______________

Sebuah mobil terparkir, Book yang kini sudah menggantikan Bank kini menoleh ke arah seseorang yang duduk di kursi kemudi. Itu adalah Bank yang rupanya sudah berpenampilan seperti dirinya, dan Bank sudah mewarnai rambutnya dengan warna hitam legam. Karena sungguh seperti yang banyak orang katakan, mereka memang memliki paras dan perawakan yang hampir sama. Mereka lebih terlihat seperti saudara kembar dibandingkan majikan dan pelayannya.

"Book, ingat. Kau jangan membuat kesalahan." Bank memberikan peringatan dan Book mengangguk karenanya.

"Baik tuan." Jawab Book, ia yang sudah lama menjadi pelayan pribadi tuannya memang lebih percaya diri karena tahu akan semua hal tentang tuannya.

Book membuka sabuk pengamannya, dan saat ia membuka pintu mobilnya Bank kembali mengucapkan suatu hal padanya.

"Book, ingatlah.. Putra tuan Srisang adalah seorang duda. Ia memiliki banyak anak." Ucap Bank dengan sedikit berbisik. Book yang mengenakan topengnya sempat memikirkan akan ucapan itu, karena terlihat dari sorot kedua matanya.

"Ya tuan." Jawab Book dan akhirnya ia keluar dari mobil itu lalu ia memberikan hormat pada tuannya. Tak lama kemudian, mobil itu melaju yang entah kemana tuannya akan pergi.

Book yang sudah berganti nama menjadi Bank kini melangkahkan kakinya ke dalam sebuah mansion dengan melewati halamannya yang luas.

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ForceBook's StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang