Rindu Yang Ku Selesaikan Lewat Doa

Merindukan mu adalah sesuatu yang paling menyiksa ku hari demi hari, detik demi detik. Seperti kata mu yang belajar untuk mencintainya, seperti aku yang sedang belajar selesaikan rindu ini lewat doa. Tak ada yang perlu ku perjelas tentang mencari sebuah jawaban dari pertanyaan yang ada dikepala ku, bahkan kau pun tak mampu menjawab.

Sehari? dua hari? sebulan? setahun? atau selamanya? aku sudah tak perduli, seni dalam takdir yang telah Allah tetapkan pada ku adalah mengharapkan mu pada kehidupan fana, dan menyelesaikan harapan itu lewat doa. Merindukan mu pada sebuah ketidak mungkinan dan ku selesaikan lewat doa.  Jika itu perlu bertahun-tahun aku tak perduli.

Di doa yang aku sebut nama mu tersematkan sangat dalam sebuah harapan tentang kembali, dan aku sadari itu sebuah ke egoisan ku dan kebrutalan ku dalam mencintai mu. Aku kini adalah pria yang sedang kau paksa untuk belajar ikhlas, dan aku pria yang sedang mengikuti kemauan mu itu untuk belajar ikhlas. Aku kini seorang pria yang dahulu kau harapkan menyentuh sajadah, dan aku kini adalah pria yang menyentuh sajadah dengan tetes air mata. Benar kata mu dahulu doa yang paling serius akan meneteskan air mata.

Pada takdir yang ditetapkan ini aku mengerti bahwa aku hanya perlu "JATUH" agar memahami Cinta, Ambisi, dan Ego menghancurkan aku. Pada takdir ini aku mempercayai tentang "Cinta" dan sayangnya cinta itu telah habis ku berikan pada mu hingga aku mati rasa, namun terima kasih telah mengenalkan cinta yang indah. Pada takdir ini aku mengerti betapa terlukanya engkau tanpa ku sadari semua itu karena ego ku. Pada takdir ini aku kembali mengerti semua hanya untuk aku memperbaiki diri.

Pada kata-kata terkahir ini, hingga kini aku masih berusaha selesaikan rindu ku pada mu lewat setiap doa yang tersematkan nama mu. Bukankah selalu ada rencana indah dibalik rencana Nya? (itu kata mu dahulu). Allah mencintai aku dan kamu lewat takdir ini.......dan aku mencintai kamu disini karena Allah.