14. Perasaan Damian agak kacau

36 6 5
                                        

⚠️HENTIKAN BUDAYA PLAGIAT⚠️

.

.

.

.

.

Pengunjung, petugas maupun orang yang tanpa sengaja lewat di depan minimarket langsung berhenti kala melihat keributan yang terjadi di sana. Banyak pasang mata yang memandang itu dengan raut horor juga terkejut. Melihatnya saja mereka kewalahan dengan aksi Damian yang brutal terhadap Drake. Apalagi untuk menghentikannya, daripada kena imbas lebih baik nonton saja.

Kai dan Cakra sama-sama menahan Damian dan menariknya jauh dari Drake. Lino, ia juga berusaha menghentikannya dengan menepuk-nepuk dada pria itu agar tenang. Sementara Savero, ia membantu Drake untuk bangun. Lalu Enzo? cih, jangan ditanya lah! Dia mah malah jingkrak-jingkrak gak jelas kayak orang kesurupan! Mungkin ... panik edisi terbaru kali ya? 

Damian menghempaskan lengan kedua temannya dengan kasar dan menyenggol--ah bukan, lebih tepatnya menabrak. Ia menabrak bahu Lino hingga mundur beberapa langkah dan langsung menatap Drake dingin.

"Jangan coba Lo sentuh Gazza atau tangan Lo yang jadi korbannya"

Setelah mengatakan itu, Damian melengos dari sana, menuju motornya dan pergi. Ia tak peduli akan tatapan Hael yang menatapnya kaget.

"Sshh ..." terdengar desisan dari arah Drake.

"Ayo, Drake. Ke sana" Savero menunjuk meja bundar. Drake pun mengangguk dan berjalan dibopong oleh Savero juga Cakra.

"Ngeri sih si Damian kalo lagi ngamuk" ucap Lino seraya mengedikkan bahunya sekali.

"No, beli obat sana! Nih, duitnya" Hael mengeluarkan selembar uang dari dompetnya dan meletakkannya di meja.

Lino menelengkan kepala. "Obat apa, anjir?"

   BRAKK!

"Lambung, No! Obat lambung! Beli sekarung obat lambung! Mikir dikit napa sih Lo, gobl--ish! Akh anj--euh! sshh ...! ERGH ASU LO!"

Kai terbelit-belit pada ucapan nya sendiri. Sampai-sampai semua temannya mengerjap kaget kala kata-kata kasarnya yang ia tahan dengan nada dihentak-hentakkan nyaris keluar.

Lino tercengang lalu buru-buru mengambil uang itu. "Okeh-okeh! Obat memar, gue tau!" sergah nya lalu melesat ke motor.

Tak lama setelah itu ia datang lagi. "Beli nya di mana?"

"ANJING! CARI AJA SENDIRI GOBLOK!"

Hmm ... akhirnya kata-kata itu keluar juga dari mulut Kai.

   * * *

Gazza berlari sampai rumah tanpa henti, bahkan tanpa menengok ke belakang ataupun samping. Ia cepat menetralkan nafas nya saat kaki nya melangkah ke dalam. Keringatnya turun lebih banyak sekarang.

Odelia terkejut melihat Gazza dengan wajah kelelahan dan rambut yang agak berantakan. Ia mendekat dengan panik.

"Gazza? Ada apa ini?" tanya nya kaget.

"Hosh ... hosh ... tidak ... aku tidak apa-apa ..."

Odelia pun mengangguk, membiarkan Gazza untuk mengatur nafasnya dulu. Tak lupa mengambilkan air minum untuknya.

Segelas air kandas diminum oleh Gazza dalam sekelip mata. Ia lalu menghela nafas panjang dan menatap Odelia.

"Terima kasih"

Lagi-lagi Odelia mengangguk dan ikut duduk di kursi makan. Ia mengedikkan dagunya bertanya 'ada apa'.

Seperti jawaban sebelumnya, Gazza menggeleng  "Tidak apa. Aku baik-baik saja, heheh"

Antara Gazza dan Luka [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang