Prolog (hyuckmark)

133 14 2
                                    








Seharusnya, waktu itu aku tidak memaksanya.
Seharusnya, waktu itu aku bisa menahan diri agar tidak terjatuh terlalu dalam.
Seharusnya, aku mendengarkan apa yang selama ini para sahabatku katakan.

Sedikit ceroboh, tapi aku tak menyesalinya. Ya ...
Aku tak menyesali bahwa aku pernah mencintainya sampai detik ini. Sampai pergi jauh pun, aku masih tetap mencintainya.

Berharap bahwa dia akan berubah setelah mengetahui sebuah fakta yang selalu aku beritahu kepadanya.
Aku masih mengharapkannya.
Katakan saja jika aku adalah orang yang bodoh dalam hal cinta.

Namun, kalian tidak bisa menghakimiku begitu saja.
Hanya dia ... Hanya dia yang sejak dulu selalu berada disisiku.

Lantas ... Jika memang sudah waktunya pergi, maka aku akan pergi. Namun, jika dia yang menyuruhku sendiri.



Hai, kenalin nama ku, Amtar Mave Marendra yang kerap dipanggil Maren, namun aku lebih suka dipanggil dengan panggilan unik. Seperti ...

"Mark. Lo ngapain diem berdiri disitu. Ayok naik motor, nanti telat."

Aku suka dipanggil dengan nama itu, Mark. Mungkin bagi kalian sedikit melenceng dari nama asli panjangku, tapi bagi aku tidak. Nama yang sejak dulu dia berikan untukku. Aku sangat suka dan jika boleh jujur, aku juga menyukai orang yang memberikan nama itu untukku.

Aku tersenyum menatap ke arahnya, dapat terlihat sangat jelas kalau mukanya rada kesal. Entah, rasanya bersahabat dengannya sejak masa SD, membuatku tau segala hal tentang hidupnya, dan aku juga berpikir kalau dia juga mengetahui segala hal dalam hidupku.

Kulanglahkan kaki ku untuk lebih mendekatinya, ku terima helm berwarna hitam yang dia sodorkan untukku.

"Maaf ya, tadi aku bangunnya kesiangan," ucapku merasa menyesal.

Sungguh, aku tidak bermaksud untuk bangun siang. Salahkan saja drama korea yang aku tonton semalam. Gara-gara rewacth dramanya artis korea yang pemainnya IU, judulnya Scarlet Heart Ryo. Aku jadi menangis semaleman dan tidak bisa tidur dengan tenang. Aku pikir nonton ulang tidak akan terasa sakitnya, namun ternyata kebalikannya.

Ku lihat dari kaca spion, wajahnya terlihat begitu tampan padahal sudah tertutup helm yang berkaca warna hitam. Aku memeluk pinggangnya erat karena aku suka. Rasanya sangat nyaman, seperti perasaan ku untuknya.

Perjalanan dari rumah menuju sekolah tidak terlalu begitu jauh, hanya menempuh waktu 20 menit, itu sudah termasuk melintasi 2 lampu merah di jalan raya.

Aku turun dari motornya dan ku lepaskan helm yang ada di kepalaku,  lalu ku berikan untuknya. Kulihat dia langsung menerima sodoran helm-nya.

"Nanti malam mau jalan-jalan?" tanyanya yang sekaligus mengusak rambutku.

"Jangan diusak, nanti berantakan lagi," kesalku.

Aku selalu menjaga penampilan ku agar terlihat keren, apalagi rambut adalah fashion nomor satu untukku.

"Mau atau enggak?" tanyanya dengan wajah yang semakin di dekatkan ke arahku.

Degup jantung itu lagi-lagi bisa aku dengar. Ah, kalau sudah begini rasanya aku benar-benar ingin menyatakan kepadanya, bahwa aku sangat menyukai dan mencintainya.

Dari sinilah cerita kisah perasaan konyol itu di mulai.





Jangan salah lapak ya bacanya. Sebelumnya aku pernah bikin yang haechan Dominant (si Langit) yang ada di cerita Destiny Love (Bumiraga dan Savel).

Dilarang plagiat ya, karena kapan lalu ada yang plagiat cerita Mantan dengan ship yang berbeda. Aku gak mau sebutin siapa orangnya, aku berdo'a agar dia cepat tobat. Sekian terimakasih.

Selamat menbaca.

Tired of Waiting (dongmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang