25. kidnapped

901 119 41
                                    

hyunsuk sangat ketakutan sekarang.

hal yang terakhir ia ingat adalah dirinya tengah berbelanja di salah satu supermarket untuk memenuhi kulkasnya yang kosong.

namun, di saat ia selesai dan berada dalam perjalanan pulang sembari menenteng dua kantung plastik di tangan, tiba-tiba saja ia ditarik menuju sebuah gang sempit sebelum kemudian dibekap menggunakan saputangan yang mengandung obat bius.

begitu tersadar, hyunsuk mendapati dirinya tengah terduduk di dalam sebuah gudang yang cukup besar, dengan kondisi kaki dan tangan yang terikat kencang.

"enng! enng!" pekik hyunsuk tanpa kata, sebab mulutnya pun tengah dilakban sekarang.

"sudah sadar?"

seorang pemuda yang asing dalam penglihatan hyunsuk, menghampirinya dan melepas lakban hitam itu dengan kasar.

"ini pertama kalinya kita bertemu, bukan? salam kenal ya, kak hyunsuk."

"siapa kau?! kenapa menculikku?!"

pemuda itu hanya tersenyum miring kemudian menarik kursi lain dan duduk di hadapan hyunsuk.

"tadinya aku tidak berniat sejauh ini, kalau saja yoon jaehyuk tidak keluar dari rencana dan membuatku kesal."

dari sini, seharusnya kalian sudah bisa menebak, siapa lawan bicara hyunsuk saat ini.

benar, kim doyoung.

kembali ke perbincangan mereka, mendengar satu nama itu, kedua pupil mata hyunsuk pun melebar. "kau kenal dokter jae?"

doyoung kembali mengukir smirk-nya kemudian mendekatkan wajahnya pada hyunsuk. "mau kuberi tahu satu fakta menarik?"

sebuah kerutan tercipta di kening hyunsuk, sorot matanya menuntut tanya.

"... apa kau tidak pernah curiga mengapa yoon jaehyuk bersikap begitu baik padamu selama ini?"

hyunsuk termenung. dusta kalau ia mengatakan tidak pernah mempertanyakan hal tersebut. akan tetapi, hyunsuk masih ingin mempercayai bahwa semua sikap baik jaehyuk memang tulus adanya. karena itu semua adalah sifat naluriah dari dokter muda itu.

"karena rasa kasihan? atau karena kau pasiennya? ey~ bukankah bantuan yang ia berikan terlalu berlebihan? kalian bahkan berciuman."

hyunsuk sontak tertegun. "b-bagaimana kau bisaㅡ"

doyoung terkekeh. "sayang sekali, ya. kau bahkan tidak sadar kalau selama ini kau hanya dimanfaatkan, kak hyunsuk," ucapnya dengan nada mengasihani sekaligus mengejek.

mendengar hal tersebut, kedua pupil mata si pemuda choi pun bergetar saat dirinya dipaksa mengetahui fakta menyakitkan itu,

bahwa satu-satunya sosok yang ia kira berada di pihaknya, nyatanya tidak pernah tulus.

sepertinya memang takkan pernah ada satu orang pun yang akan berdiri di sisinya, sampai kapan pun.

"d-dimanfaatkan? mengapa?" tanya hyunsuk sekenanya.

"karena kau target balas dendam kami."

"a-aku? mengapa? tidakㅡ memangnya apa kesalahan yang telah kuperbuat?" tanya hyunsuk bertubi-tubi, nada bicaranya sarat akan rasa frustasi. cairan bening pun telah menggenangi pelupuk matanya, siap meluap kapan saja.

"bukan kau." doyoung tersenyum menenangkan, sebelum kemudian senyum itu luntur sedetik setelahnya, digantikan oleh raut penuh rasa dendam.

"... tapi kekasihmu."

"jihoon? kenapa?" hyunsuk bertanya lagi, membuat doyoung berdecak kesal.

"kau ini penuh rasa ingin tahu juga ya rupanya."

spark in you; jaesahi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang