Saira Quenzy Fergyn,Putri dari Aditama Nando Fergyn dan Sahira Fergyn.Daddy Tama Pengusaha kaya raya yang memiliki cabang perusahaan dimana mana dalam negeri maupun luar negeri tak kalah dari Daddy Tama,Mommy Hira juga memiliki restoran sea food yang cukup terkenal di negaranya.Saira yang kerap dipanggil Ira oleh orang terdekatnya memiliki kemampuan di akademik maupun non akademik yang patut dibanggakan.memiliki sifat lemah lembut tetapi kadang keras kepala.
"Mah,pah hiks Ira ga mau disini hiks" pecah tangis saira yang tak ingin tinggal di pondok yang jauh dari tempat tinggalnya.
Tama mengelus pelan rambut putri semata wayangnya "nak,ini demi kebaikan mu,papa ingin putri papa menjadi anak yang sholehah dan paham agama" jelasnya walaupun ia sendiri tak Ingin melepaskan putrinya.
"Ta..tapi pah hiks,papa kan hiks bisa panggil guru agama hiks di rumah" tangisnya sambil membujuk sang papa agar berubah pikiran.
Hira yang sedaritadi mendengar pun berjalan kearah suami serta putrinya yang tak hentinya menangis,lalu menggeser sedikit tubuh Nando agar ia menghadap sang putri.
"Nak,sayang sama mama papa kan?"
Ira mengangguk "Ira hiks sa..sayang mama sama pa..papa" ucapnya cecegukan karena telah lama menangis.
"Jika Ira sayang mama sama papa,nurut sama kita yah?
"
"Mama sama papa janji akan sering menjenguk ira putri kami yang cantik ini"lanjutnya membujuk pada sang putri.
"Ta..tapi mah"
"Sayang mama mohon,mau ya?" bujuk Sahira memelas.
Ira mengangguk karena tak tega melihat mamanya yang memelas kepadanya.
"Tapi mama janjikan" lirih Ira pada sang mama.
Sahira mengangguk dan tersenyum senam'Janji sayang"bahagianya sampai mengecup dahi sang putri tercintanya.
"Jadi bagaimana pak tama?" tanya kyai qumar yang sedaritadi menyaksikan drama keluarga pak tama,tapi baginya itu hal yang biasa karena ia sering melihatnya setiap ada santri baru.
Pak tama menatap putri semata wayangnya,seakan tau maksud sang papa ira melepaskan pelukannya dari sang papa lalu berbalik menghadap kyai qumar.
"Ira bersedia mondok pak kyai" ucapnya penuh hati dan keikhlasan.
"Alhamdulillah"
ucap rasa syukur semua orang yang berada disana.
"Saya titip anak saya pak kyai,bimbing dan didik Ira seperti anda mendidik anak pak kyai,jika ada masalah yang melibatkan ira, pak kyai hubungi saya ataupun istri saya" ujar tama berpesan pada kyai qumar.
"Baik pak tama, terimakasih atas kepercayaan pak tama atas pesantren ini untuk mendidik putri bapak,semoga amanah pak" ujar kyai qumar dengan senyumannya.
"Shifa tolong antarkan nak ira ke asramanya" lanjut kyai qumar memerintah anak bungsunya.
"Baik bah" patuh shifa lalu mengajak ira menuju asrama putri yang lumayan jauh dari ndalem.
"Ma,pah jaga kesehatan ya selama ira disini,jangan kecapekan dan sering pulang malam malam mah pah' pesannya pada kedua orang tuanya.
Sahira dan Tama mengangguk " iya nak,baik baik disini jangan sampai buat keributan dan paling penting jaga kesehatan selama jauh dari papa dan mama" ujar tama lalu memeluk putrinya yang disusul oleh Sahira.
"Cup"
"Sudah sana,udah ditunggu sama ning shifa" ujar Sahira setelah mengecup kening dan kedua pipi putrinya.
Ira mengangguk lalu bersalaman kepada kedua orang tuanya "Ira pamit dulu pah mah, assalamualaikum".
"Waalaikumsalam"
Jawab semua orang yang berada disana.
Ira pun berjalan ke arah kedua koper besarnya dan tas kecilnya yang tak jauh dari dirinya.
"Biar shifa bantu ra" tawar shifa kepada Ira yang nampak kesusahan membawa kopernya.
"Terimakasih ning"
Shifa mengangguk "sama - sama" ujarnya lalu melangkahkan kakinya keluar ndalem bersama ira,sebelum keluar Shifa perpamitan dan mengucapkan salam kepada abbah dan lainnya terlebih dahulu.
Setelah siluet putrinya tak terlihat tama dan istrinya pun langsung berpamitan karena ada hal penting yang harus di urus.
"Kalau begitu saya dan istri saya pamit pak kyai dan bu nyai" pamitnya pada kyai serta keluarga ndalem lainnya.
"Istirahat sebentar pak tama,pasti lelah karena perjalanan yang lumayan jauh" tawar pak kyai pada pak tama dan istrinya.
"Terimakasih pak atas tawarannya,tapi maaf pak kyai,ada hal penting yang mau saya dan istri saya urus mungkin lain kali pak" tolak pak tama dengan halus.
"Baiklah kalau begitu pak tama,mungkin jika ada lain waktu pak tama dan keluarga bisa bertamu kesini" ujar kyai qumar yang tak ingin memaksa pak tama agar tetap disini.
"Terimakasih pak kyai,saya dan istri saya pamit dulu terimakasih atas sambutan dan jamuannya"
"Assalamualaikum"
ujar salam tama dan sahira bersamaan lalu keluar dari ndalem.
"Waalaikumsalam,sama sama pak" ujar kyai qumar yang menatap kepergian sepasang suami istri itu.
~~~
Pesantren Al - FATIH
Pesantren favorit di Jawa tengah,banyak kalangan muslim yang ingin masuk pesantren ini karena prestasinya yang begitu banyak setiap tahunnya. dan juga dikenal dengan fasilitas yang lengkap seperti sekolah biasa.tak hanya itu pesantren ini dikelilingi oleh bukit yang tak terlalu tinggi tapi mampu membuat pesantren begitu asri dan menyejukkan.
Kyai Qumar Al - Fatih pemilik pesantren ini yang memiliki istri bernama Zahrani yang kerap dipanggil para santri ummi zahra,memiliki dua anak bernama Rezza Al -Fatih dan Shifa Putri Al - Fatih.
Rezza Al - Fatih sedang menjalankan masa kuliahnya di negeri turky atas pilihannya sendiri memiliki sifat dingin, tegas,dan suara yang begitu indah.
Terakhir Shifa Putri Al - Fatih yang ingin tetap mondok ditetap abbahnya karena ingin menemani kedua orangtuanya agar mereka tak kesepian atas merantau nya sang kakak.
Disisi lain.....
"Masih jauh ya ning?" tanya ira yang sudah lelah karena menaiki beribu - ribu tangga.
"Capek ya ra?"
"Satu lantai lagi kita udah sampai kok,tenang aja lama lama kamu terbiasa kok naikin nih tangga,anggap aja nih tangga olahraga kamu hehehe" terang shifa seakan paham isi hati ira.
"Emang ada berapa tingkat ning"
"Empat! dan asrama kamu berada lantai tiga" jelasnya lagi.
"Oh gitu"
Shifa mengganguk,tanpa sadar mereka pun sudah sampai dilantai tiga kamar nomer tiga dari tangga yang mereka naikin.
"Ini ra,kamarmu" beritahunya lalu mengetuk pintu asrama itu.
Ira mengkeritkan dahinya bingung saat melihat Ning Shifa mengetuk pintu asramanya,apakah ia tidak tidur sendiri?.
"Loh ning emang ada orang didalam asrama ini" tanyanya tapi tak digubris oleh Ning Shifa karena pintu asramanya telah dibuka oleh orang yang tak dikenalinya.
"Assalamualaikum Tiara,Qilla"
"Waalaikumsalam ning,ada perlu apa ya Ning?" tanyanya heran saat melihat Ning Shifa datang ke asramanya.
"Saya mau mengantarkan santri baru tiara,qilla"beritahu ning shifa.
"Seriusly Ning?" tanya qilla dengan antusias yang diangguki oleh Ning Shifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS EZZA CALON SUAMIKU
Teen FictionMengisahkan seorang gadis lemah lembut tetapi keras kepala yang harus masuk ke pondok pesantren karena keinginan kedua orangtuanya. "Saya mencintaimu ira, insyallah dalam waktu ini saya akan mengkhitbahmu" ucap Gus rezza menatap lekat gadis didepan...