Tapi tanpa memperdulikan ucapannya, aku dengan cepat menarik badannya Trisni ke arahku dan langsung nendekap tubuhnya. Setelah itu, aku mencium mesra bibirnya, sekalian memasukkan lidahku ke dalam mulutnya.
"Uhhm." Kemudian aku dengan segera menyedot bibirnya, dan lidahku kumain-mainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengelus-elus bagian langit-langit mulutnya.
'Ehnmm!" Trisni yang ku perlakukan sedemikian tanpa sadar mengerang dan mendengus. Kedua matanya pun membelalak memandangiku. Bersamaan dengan itu, Dadanya yang montok bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat.
Berkat hal tersebut, tangan kiriku dengan cepat mulai bergerilya pada bagian dadanya yang menonjol serta merangsang itu, mengelus-elus kedua bukit kembar tersebut, disertai ramasan-ramasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Trisni juga.
Hal itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan nafasnya yang semakin ngos-ngosan.
Di sela-sela nafas ngos-ngosannya itu, Trisni berkata, "Eehhm, Jangan diteruskan Mas Eric. Takutnya Erni memergoki kita, kan malu jadinya."
Sayangnya perkataan Trisni aku abaikan, dan sebagai gantinya, aku semakin meremas susu Trisni secara agresif. Aku bahkan hendak melepas bajunya trisni, agar aku bisa melihat langsung payudara montok si pembantu yang sudah janda tersebut.
Tapi di momen itu, Tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur dan dengan cepat aku segera melepaskan tubuh Trisni.
Trisni juga secara reflek membereskan rambut dan bajunya yang agak acak-acakan akibat seranganku tadi.
Sambil menjauh dariku, Trisni berkata dengan pelan, "Tuhkan, seperti apa yang ki katakan tadi, hampir saja kepergok, Mas Eric genit siih!"
Trisni lalu hendak ke liar dari kamarku, tapi sebelum itu, aku membisikkan sesuatu hal kepadanya, "Trisni, nanti malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah?"
"Ku mohon!" pintaku dengan memelas, lantaran nafsu dan rangsangan yang tak bisa ku abaikan.
Trisni nampak membeku ketika mendengar permintaan yang tak terduga dariku itu.
Namun anehnya, Trisni mengiyakan, "Yaudah, di liat nanti malam aja ya, tunggu aku di ruang tengah, Mas Eric."
Trisni mengatakan hal tersebut dengan memasang senyum manis, sambil beranjak keluar dari kamarku.
Dan tentunya, aku spontan bersuka cita, di mana nanti malam aku bisa bermesraan dengan Trisni yang tadi telah aku goda itu.
"Aku jadi tak sabar!" Ucapku, sembari kembali tiduran di atas ranjangku, memainkan hp, membaca novel seks sambil mengocok kontolnya.
.
Cerita seks lengkap ada banyak di akun Karyakarsa milikku, cari nama akunku, Rwoman
Kalau ga pengen repot, bisa langsung salin link di bawah ini dan buka di web browser HP kalian.
https://karyakarsa.com/Rwoman
Sekarang cerita seks koleksiku juga tersedia di trakteer ya
https://trakteer.id/Faylata
Cek LINK di komentar atau BIO biar lebih gampang!!!
.