⚠️HENTIKAN BUDAYA PLAGIAT⚠️
⚠️JANLUP VOTE AND KOMEN⚠️
.
.
.
.
.
Pukul sembilan malam. Odelia sudah berbaring di tempat tidur seraya menatap langit-langit kamar dengan senyuman indah terukir di bibir nya. Sementara Gazza, ia tengah menatap bintang-bintang dari balik jendela seraya bergumam tak jelas.
Setelah puas, ia pun menutup rapat tirainya dan langsung berjalan ke arah ranjang. Ia duduk di samping Odelia yang senyum-senyum sendiri. Tentu itu membuat matanya memicing curiga.
"Lagi mikirin cowok yang nembak kamu kemarin itu ya?" tebak Gazza.
"Eh! Enggak kok!"
"Lah terus? Kenapa tuh senyum-senyum sendiri?"
"Enggak apa-apa"
"Hmph! Eh tapi-- cowok yang nembak Odelia kemarin tampan banget tau! Udah jago voli, waketos, pintar--"
"Kalo kamu mau ambil saja"
Alis Gazza pun tertaut seketika.
"Ih! Apa sih?! Jadi penasaran!" rajuk Gazza seraya mengguncang-guncang tubuh Odelia.
Odelia pun terkekeh lalu berkata. "Enggak, itu lho! Aku lagi mikirin Edmund adiknya pangeran Lix, mmm~ gemes banget deh, aaahh!"
grepp!
Tiba-tiba Odelia menarik bantal Gazza dan memeluknya dengan gemas seolah tengah mencoba meredakan rasa gemasnya pada Edmund.
"Hei! Aku tidur bagaimana?" tanya Gazza yang baru saja ingin menjatuhkan kepalanya ke bantal.
"Aaaaa! Gemasnya! iiii ...! Suka banget deh aku sama dia!" pekik Odelia tanpa menghiraukan seruan Gazza.
"Tunggu-- apa kalian punya hubungan?"
"Ya" jawabnya seraya mengambil posisi duduk.
"APA? KALIAN PACARAN?!" tanya Gazza dengan mata membulat.
"Eihh! Bukan itu maksudku! Aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri ... Makanya aku suka gemas sama Edmund"
"Oohh ... adikku ...? itu berarti dia lebih muda darimu?" tanya Gazza.
Odelia mengangguk. "Dia dua tahun lebih muda dariku"
"Waahh ..." Gazza menganga kagum entah mengapa. Odelia pun kembali memeluk bantal Gazza dengan sangat erat.
"Tunggu, aku belum tau sesuatu"
"Apa?"
"Berapa umurmu Odelia?"
"Sembilan belas tahun"
"Hah?" Gazza terkejut.
"Kenapa? Ada apa?" tanya gadis itu.
"Harusnya aku memanggilmu kakak!" seru Gazza.
"Hah? Kenapa begitu?... Memangnya umurmu berapa?" tanya Odelia.
"Aku tujuh belas"
"Wahh! Sungguh?!"
Odelia menatap Gazza semangat lalu melepas bantal dipelukannya dan berganti memeluk Gazza dengan erat, lalu mengunyel-unyel pipi gadis itu hingga memerah.
"Aaaa!"
"Gazza! Adikku! Kau seumur dengan Edmund!" seru Odelia riang.
Gazza pun tertawa. "Berarti aku akan memanggilmu kakak!" serunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Gazza dan Luka [ END ]
Teen FictionIngin pulang dengan tenang dan aman tapi ... "Hahh ... itu mungkin hanya sebatas mimpi bagi orang sepertiku"