Chapter 01

14.7K 449 6
                                    

Selamat membaca>>


5 tahun kemudian..

"dari segala hal yang aku sayangi, kenapa aku tidak menyayangi diriku sendiri."

••

"KAU TIDAK BERGUNA! SELALU SAJA MENYUSAHKAN KU SIALAN! AKU SELALU BERHARAP DAN BERDOA KEPADA TUHAN AGAR KAU CEPAT MATI! TAPI KENAPA SAMPAI SAAT INI KAU MASIH ADA DI HADAPANKU! MENJIJIKAN." Teriak seorang pria yang sudah berumur, matanya melotot dengan tangan yang mengepal.

Pria itu kemudian pergi masuk ke dalam rumah. Tidak lupa mengunci pintunya, melupakan sosok pria kecil yang dia maki-maki barusan. Terlihat rapuh dengan sekujur badan yang penuh lebam, siapapun yang melihatnya pasti akan merasa kasihan, di malam hari seperti ini pria kecil itu tidak tau harus kemana, tidak mungkin masuk ke dalam rumah, karena dia sudah di usir oleh sang ayah..

Tetesan bening dari matanya meluncur begitu saja, tanpa suara. Begitu sakit jiwa dan raganya, "ayah tau tidak ya, kalo ini hari ulang tahunku? Ah.. ayah pasti tau, tidak mungkin ayah melupakannya.." ucapnya dengan yakin, tapi jauh di dalam lubuk hatinya dia tau apa yang sebenarnya.

Pria kecil itu melihat ke atas, dimana langit malam yang ditaburi oleh bintang-bintang kecil begitu indah di matanya.

"Ibu, Afa rindu.. ibu sedang apa di atas sana? Ibu tau tidak? Ayah begitu menyayangi Afa.. sampai-sampai ayah berdoa pada tuhan agar Afa mati.. itu karena ayah tau jika Afa selalu merindukan ibu.. jadi ayah berdoa seperti itu agar Afa cepat bertemu ibu.. ayah baik kan, bu?"

"Bu, di ulang tahun Afa yang ke 19 tahun ini.. Afa tidak kuat lagi menahan beban yang ada, Afa ingin doa ayah terkabul.. ibu bantu kabulkan ya? Afa sudah lelah atas semuanya.."

Pria kecil -atau bisa di sebut Afa, melangkah dan membawa telapak tangannya untuk mengusap pintu terkunci di depannya.

"Ayah.. Afa pamit pergi ya? Maaf, Afa baru sekarang pergi dari hidup ayah.. Afa cuma mau bilang kalo Afa tidak pernah menyesal bisa menjadi anak ayah, ayah hebat. Selalu bahagia terus ya sama keluarga ayah yang sekarang, jangan telat makan, nanti lambung ayah kambuh. Ayah tenang aja, Afa akan terus menyayangi ayah dimanapun dan kapanpun."

Afa terus berjalan menembus angin malam yang terasa sangat dingin di kulitnya, Afa sekarang tidak tau ada dimana. Tapi yang jelas ini sudah sangat jauh dari rumahnya. Kepalanya pusing, berat dan sangat sakit. Di gelapnya malam, matanya malah memburam, "ya ibu, jemput Afa.."

Bruk

••

Seorang pria yang berparas sangat tampan dengan tubuh tegap mempesona, tatapannya yang tajam dengan rahang yang tegas semakin membuatnya beribu kali-kali lipat sangat tampan. Dia adalah Leonardo, yang sekarang berumur 20 tahun.

Drrtt

"Hallo, bu. Leon akan pulang malam, karena tempat tinggal teman Leon sangat jauh."

"Begitu ya? Hati-hati ya sayang, jangan terlalu cepat menjalankan mobilnya. Bubu tidak mau hal buruk terjadi, mengerti?"

"Baik, bubuku yang cantik."

Sambungan telpon dimatikan, Leon sedikit terkekeh mengingat pasti wajah bubu nya memerah, dan itu sangat lucu. Bubu nya itu memang orang yang gampang salting.

Ppfftt

Matanya fokus memandang jalanan yang sudah sepi karena malam, untungnya masih ada sebagian lampu-lampu yang menyala di pinggiran jalan. Tapi, mata tajam Leon tidak sengaja melihat sesuatu, seperti.. manusia? Yang pingsan?

Ckittt

Leon menghentikan mobilnya karena penasaran pada yang dilihatnya, sebenarnya Leon bukan tipe orang yang suka penasaran. Tapi rasanya ini berbeda, hatinya seperti berkata jika dia harus melihatnya.

Leon kemudian turun dari mobilnya dan mendekati seseorang yang tergeletak di pinggir jalan itu, menyalakan senter lampu di handphone nya dan terkejut melihat siapa orang itu.

Tanpa pikir panjang, Leon langsung memangku orang itu dan membawanya masuk ke dalam mobilnya. "Akhirnya kita bertemu kembali, Dear."

Mine Forever [BoysLove] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang