"Lovela Seraphine!" Panggil seorang dosen membuat gadis itu mengangkat kepalanya serta menghentikan gerakan tangannya yang sementara menulis materi pada buku catatannya.
"Saya, Pak?" sahutnya dengan mengangkat tangan kanan yang masih terapit pulpen di sela jarinya.
"Prana Bimarta!" Tanpa menanggapi sahutan Vela, dosen itu melanjutkan memanggil nama berikutnya.
"Ya?" Sahut seorang pria dengan terdengar malas pada kursi belakang paling sudut membuat perhatian hampir seisi kelas menoleh padanya.
Mendengar sahutan itu, si dosen mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pria itu dengan kaca matanya yang sedikit ia turunkan. "Karena pertemuan minggu depan kita akan praktik lapangan, jadi kalian berdua saya beri tugas untuk membagi kelompok," katanya kemudian kembali menaikkan kacamatanya lalu beralih melihat Vela.
"Kalian berdua juga akan bersama saya untuk membantu membawa peralatan yang diperlukan untuk praktik lapangan ke lokasi tujuan dan membantu saya mengontrol jalannya praktik nantinya. Selain itu, saya minta kalian untuk menyusun jadwal bersama dosen lain, karena kita membutuhkan waktu tiga hari untuk melaksanakan praktik ini." Lanjutnya.
Vela menghela napas kemudian ia menoleh kebelakang melihat ke arah Bima yang juga melihatnya dengan mengangkat tangannya yang terkepal tanda memberi semangat pada Vela, membuat Vela mengangguk lalu tersenyum.
"Vel? Lo mampu ngerjain semuanya sendirian?" Bisik Rania.
Vela terkekeh mendengar pertanyaan konyol itu, "kan ada Bima, Ran."
"Dia gabakal bantu lo, Vel, dia aja jarang masuk."
"Yaudah sih, lo aja yang bantu gue, gue bilangin ke pak Hadi nih?" Ujar Vela.
"Yaudah deh, semoga Bima ngebantuin lo." Balas Rania dengan cengiran tak berdosanya yang menyebalkan di mata Vela, membuat Vela meliriknya dengan sebal.
"Bima?"
"Ya, Pak?" Bima menyahut dengan suara yang masih sama.
"Kalau kamu nantinya tidak hadir, jangan harap kamu bisa masuk kelas saya untuk selamanya."
"Ya, Pak." Balasnya singkat.
"Kita lanjut minggu depan, saya permisi." Ujar Pak Hadi lalu beranjak meninggalkan kelas itu.
Sementara Vela tampak lesu memasukkan barang-barangnya ke dalam tas, memikirkan tugas minggu depan yang akan ia lakukan bersama Bima. Seisi kelas juga tau, bagaimana seorang Bima. Mahasiswa malas yang jarang masuk serta jarang mengumpulkan tugas dan katanya ia banyak mengulang mata kuliah.
"Vel?" Vela mengangkat kepalanya dan mendapati Bima di depannya.
Bima menggaruk belakang lehernya, canggung, bingung harus mengatakan apa.
"Kenapa?" Tanya Vela.
"Semangat, ya, buat minggu depan." Katanya lalu pergi begitu saja dari hadapan Vela, membuat Vela mengernyitkan dahinya bingung melihat tingkat pria itu.
•••
Untuk chapter pertama singkat dulu, ya💋
Jangan lupa follow kipsool , vote and comment.
Sampai ketemu di chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOGETHER
RomanceVela tak menyangka jika kebersamaan singkatnya bersama Bima membuat perasaannya menetap pada pria itu. Sisi lain dari Bima yang tak pernah Vela lihat semenjak mengenal Bima, membuat Vela tertarik dalam waktu singkat dengan perasaan yang hanya bisa i...