"Oke guys, materi hari ini saya cukupkan sampai disini. Apakah dari kalian ada yang ingin ditanyakan?" ucap Reo sambil menatap seisi kelas dan di balas gelengan oleh mereka semua. "Baiklah apabila tidak ada yang ingin ditanyakan, kita sudahi kelas kita pada pagi hari ini, sekian, selamat istirahat all." setelah mengatakan itu seisi kelas langsung berdiri. "Terima kasih kak Reo." ucap mereka serempak dan dibalas senyuman juga anggukan dari Reo.
Satu persatu orang yang ada di kelas mulai keluar. Mereka ada yang pergi menuju kantin, ada juga yang pulang karena tidak ada kelas lagi, dan ada pula yang pergi nongkrong bersama teman2nya. Sampai hanya tersisa Karin, Reo, dan Marsha yang masih berada di kelas itu.
Mereka berdua kemudian menghampiri Reo yang masih sibuk memasukkan barang2nya ke dalam tas. Reo yang ngeh kalau kedua gadis itu mendekatinya langsung melihat mereka. "Karin, Marsha, kalian gak pulang?" kedua gadis itu menggelengkan kepalanya bersama. "Belum kak. Soalnya Marsha mau ngomong sesuatu sama kakak." ucap Karin dan mendapat hadiah tatapan tajam oleh Marsha.
Reo yang melihat tingkah usil Karin hanya dapat tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Kamu mau ngomong apa Sha? Hmm?" Marsha yang mendengar Reo berbicara dengan sangat lembut membuat ia menjadi semakin gugup menatap mata sang dosen. "Aaaaa, kak Reo pliss, jangan bikin jantung aku kek gini, mama tolong. Karin tanggung jawab lo, gw jadi kek gini anjing." gumam Marsha dalam hati.
"Hey kamu kenapa sayang? Kok diem aja aku tanya?" ucap Reo sambil mengelus pipi putih Marsha yang langsung berubah menjadi merah. Marsha benar2 dibuat ingin menangis sekarang, karena Reo yang memanggilnya dengan sayang (kan lu yang minta kocak.), dan mengelus pipinya. Reo yang melihat itu hanya dapat terkekeh karena telah membuat anak orang menjadi salting brutal. Karin yang melihat itu hanya terkekeh melihat muka Marsha yang sudah mirip seperti kepiting rebus.
"Eeee... anu kak... a-aku boleh minta no-nomer hp kayak gak?" tanya Marsha dengan terbata-bata dan muka yang menahan malu. Mendengar itu, Reo hanya dapat terkekeh pelan dan tersenyum menatap Marsha. "Boleh gak ya?" ucap Reo menatap Marsha. Marsha yang mendengar itu langsung menundukkan kepalanya dan hampir putus asa. Dia pikir dia tidak akan bisa mendapat nomer Reo, tapi takdir berkata lain.
"Boleh kok." ucap Reo sambil mengulurkan tangannya. Marsha langsung menegakkan kepalanya dan menatap Reo tidak percaya. Dengan tergesa, Marsha langsung menyerahkan hpnya dengan semangat kepada Reo. Reo langsung memasukkan nomornya dan memberikan nama "Kak Reo Dosen Tersayang" pada nomernya di dalam hp Marsha. Marsha yang melihat nama yang diberikan oleh Reo, langsung tersenyum girang dan ingin rasanya ia melompat2 saat itu juga.
"Makasi kak Reo, maaf mengganggu waktunya." ucap Marsha sambil membungkukkan tubuhnya. Reo yang melihat itu hanya dapat tersenyum, kemudian berdiri dan mensejajarkan Marsha dengannya. "Sama-sama, kamu kalo ada apa-apa bisa chat aku ya, aku bakal respon secepatnya." Marsha langsung mengangguk kencang dan meminta izin untuk keluar kelas.
Karin yang ditinggal hanya dapat melonggo dan menggelengkan kepalanya. "Kasihan bener ditinggal temennya." ejek Reo kepada Karin. Karin yang mendengar itu hanya dapat menghela nafas kasar. "Apalah kakak ini. Tapi aku sekarang seneng kak bisa ngelihat Marsha senyum kayak dulu lagi." mendengar ucapan Karin langsung membuat Reo kebingungan. "Maksud kamu?"
Karin hanya dapat terkekeh saja. "Aku gak bisa jelasin lebih kak, tapi yang aku bisa kasih tau, setelah Marsha kehilangan pasangannya, dia jadi tertutup dan depresi, bahkan sampai hampir bunuh diri. Tapi sekarang aku seneng karena Marsha bisa nemuin kebahagiannya lagi. Kalo kakak mau tau lebih, mungkin bisa tanya ke yang bersangkutan aja. Udah dulu ya kak, aku izin nyusul Marsha, dadah."
Reo yang masih coba mencerna apa yang dikatakan Karin, hanya bisa melihat gadis itu pergi dari kelas. "Kasihan sekali Marsha, aku gak bisa berkata2 setelah mendengar ucapan Karin tadi. Semoga aja dia bisa menemukan pasangan yang ideal untuk dia." Reo langsung mengambil tasnya dan berjalan keluar dari kelas itu.
***
"Apa yang ingin tuan bicarakan dengan saya?" ucap seorang gadis kepada seorang pria yang berusia 20 tahun lebih tua dari padanya. Pria tersebut menatap sang gadis dengan seksama, kemudian mengeluarkan 3 buah foto dari balik jasnya. Gadis tersebut sangat terkejut dengan salah satu foto yang dikeluarkan oleh pria tersebut.
"Tuan, apa maksud ini semua tuan? Apa yang ingin anda bicarakan? Dan kenapa anda memperlihatkan ke-3 foto ini kepada saya?" tanya sang gadis bingung dengan lawan bicaranya. "Saya hanya ingin memberikan anda sebuah tugas." ucap pria paruh baya tersebut. "Tugas apakah itu tuan?" tanya gadis itu.
Pria tersebut mengubah posisi duduknya menjadi tegak dan meletakkan kedua tangannya di depan mulutnya dengan siku yang diletakkan di atas meja. "Jauhkan anak ini dari kedua wanita yang ada di foto ini, jangan sampai kedua wanita ini berbicara maupun berinteraksi dengan anak ini." sang gadis langsung kebingungan dengan tugas yang diberi, hal itu dapat terlihat dari raut wajahnya. "Tapi, bagaimana kalau dia sudah bertemu dengan mereka berdua, atau mungkin sebelum aku menjalankan tugasku, mereka sudah berinteraksi terlebih dahulu?"
Pria tersebut tersenyum mendengar pertanyaan gadis itu. "Apabila hal itu sudah terjadi, kau hanya bisa menjauhkannya saja, dan aku akan mengurus sisanya." mendengar itu gadis itu langsung mengangguk paham. "Baiklah tuan, aku mengerti. Tapi bagaimana bayarannya?" ucap sang gadis tersenyum smirk kepada pria tersebut. Pria tersebut langsung tertawa mendengar pertanyaan gadis itu.
"Itu hal yang mudah bocah. Kau tidak usah memikirkan bayarannya, akan ku pastikan apa yang kau pikirkan setelah melihat foto ini akan terkabul, dan kau tidak akan menyesal ketika mendengar apa yang kuberikan kepadamu kelak." sang gadis tersenyum lebar mendengar jawaban pria tersebut. "Baiklah tu, jika itu yang kau katakan, akan aku lakukan. Aku sangat menantikan bayaran yang kau katakan itu."
Pria tersebut langsung mengangguk dan berdiri dari duduknya. "Baiklah, cukup untuk hari ini pertemuan kita. Kau bisa pesan apa saja yang ada di resto ini, apabila ingin bawa pulang pesan saja. Karena aku sudah membayar semuanya." gadis itu langsung mengangguk paham dan tersenyum lebar. "Baik tuan, terima kasih atas kebaikan anda." pria tersebut mengangguk dan berlalu pergi dari sana.
"Sekarang mari kita mulai permainannya." ucap sang gadis sambil melihat kedua foto wanita tadi. "Mari kita lihat, apakah kau bisa memenangkan permainan kali ini, atau kau akan kembali menjadi pecundang seperti sebelumnya, hahahahaha." tawa gadis itu menggelegar di dalam ruangan itu.
TBC
tipis-tipis dulu ya guyss
jangan lupa Vote oke
aku izin undur diri
link sawer di bio guys
babay