Chapter 02

16.1K 700 8
                                        

Selamat membaca>>

"Nghh.."

Mata bulat milik Afa terbuka perlahan-lahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya, 'tempat ini asing.' batin Afa saat sudah sepenuhnya sadar.

"Aku dimana?" Tanya dirinya kepada diri sendiri, karena tidak melihat orang lain selain dirinya.

Afa merasa heran saat ini dirinya terbaring di kasur king size yang sangat empuk, nyaman sekali rasanya. Karena saat di rumahnya yang dulu, Afa hanya tidur di gudang dengan alas apapun itu yang membuat badannya saat bangun terasa sakit dan pegal.

"Wah! Kamarnya besar sekali."

Ceklek

"Kamu sudah bangun?"

"Kamu kan!" Afa tidak asing melihat wajah orang yang datang saat ini, karena 5 tahun yang lalu Afa pernah bertemu dengannya dan lupa ingin meminta maaf!

"Kamu mengingatku, hm?" Leon berjalan menghampiri Afa yang terlihat kaget? Haha, lucu sekali.

"Ya! Kamu yang waktu itu ngasih kucing aku yang hilang dan aku belum bilang terimakasih tau, karena kamu malah langsung pergi gitu aja!" Bibir Afa mencebik karena kesal pada Leon saat dirinya memanggil Leon tapi malah di hiraukan.

Lucu, sial!

"Maafkan aku, ya?"

"Iya, aku maafkan. Aku juga mau bilang terimakasih sama kamu karena udah bantuin aku nemuin kucing kesayangan aku."

"Hm, kita belum berkenalan, aku ingin tau siapa namamu." Leon mengulurkan tangannya ingin berkenalan, "Leon Marciano Baldwin." Kemudian Afa juga mengulurkan tangannya, "nama aku Rafa.. hanya Rafa."

Ada sedikit kesedihan di wajah Rafa saat dirinya menyebutkan nama hanya 'Rafa' saja, karena sebenarnya dirinya mempunyai marga. Hanya saja ayah nya tidak mau memakaikan marganya kepada dirinya.

Leon menyadarinya, tapi dia tidak mau bertanya. Biarkan saja, lagi pula Leon bisa mencari taunya sendiri. Itu bukan lah hal yang sulit untuk Leon. Tapi, jika sampai Leon tau apa yang terjadi dan siapa penyebabnya, Leon tidak akan membiarkan orang itu hidup di dunia lagi.

"Lukamu sudah di obati tadi, saatnya kamu makan. Karena tubuhmu sangat kurus sekali Rafa."

"Em.. sepertinya tidak usah. Karena Rafa tidak punya uang untuk membeli makanan."

"Apa maksudmu? Ini sudah ada makanannya, kamu tidak perlu membayar. Biar aku suapi."

Rafa ingin berbicara lagi, tapi Leon sudah keburu menyuapinya. Ngomong-ngomong bubur yang Leon berikan sangat enak! Rafa tidak pernah mencicipinya selama ini.

Rafa sudah selesai memakan bubur dan meminum susu yang Leon berikan, perutnya terasa kenyang sekali! "Leon, makasih yaa?" Ucap Rafa.

"Ya."

"Tapi Leon, apa sekarang Rafa ada di rumah Leon?"

"Tidak, ini adalah rumah orang tua ku."

"Haa? Apa orang tua Leon sedang ada di rumah? Rafa malu Leonn." Rengek Rafa.

"Hm, orang tua ku ada di balik pintu." Bibir Leon terangkat sedikit saat mengetahui jika daddy dan bubu nya berdiri dari tadi di balik pintu. Tapi sepertinya bubu nya di gendong oleh daddy nya, karena tidak mungkin daddy nya membiarkan bubu nya berdiri lama kan.

Tidak lama dari itu, masuklah daddy dan bubu nya ke dalam. Dengan bubu nya yang di gendong oleh sang daddy.

"Mas, aku mau turun. Malu." Bisik Lien.

Louis pun dengan terpaksa menurunkan istrinya, lalu istrinya mendekati Rafa yang sedang berbaring dengan badan yang penuh lebam. Membuat hati Lien sedikit sakit, "hallo anak manis." Kata Lien.

"H-hallo.."

"Bubu, panggil aku bubu ya anak manis."

Rafa sedikit terkejut saat mendengar jika dia harus memanggil seorang pria yang sangat cantik di depannya ini dengan sebutan 'bubu' karena ayah nya saja yang sedarah dengannya tidak mau jika dia memanggilnya dengan sebutan 'ayah' tapi pria cantik ini? Ada perasaan hangat di hati Rafa.

"Bubu.." Rafa.















Mine Forever [BoysLove] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang