Deskripsi : Kisah ini tentang dirinya yang terluka, hidup dalam pengasingan dan kegelapan hingga datangnya secercah cahaya yang tidak dapat ia miliki.
==========================
Di sudut kamar terlihat seorang wanita sedang duduk menangis, ia terlihat begitu sedih. Sesekali menghapus air matanya dengan lengan baju yang kini ikut basah.
Tak terdengar suara apapun suasana kamar itu sepi sangat sepi. Yang terdengar hanya isakan kecil dari wanita itu."Hiks...hiks.." Wanita itu memendam wajahnya diantara kedua kakinya.
Terlihat bahwa dirinya kini tengah terpuruk, tidak lama kemudian terdengar sebuah langkah kaki dari depan pintunya.
"Lia, kamu menangis lagi?" tanya seorang wanita lain yang kini tengah masuk ke dalam kamar, mukanya terlihat pucat namun tidak membuat paras cantiknya hilang.
"Kak Dira, aku sangat sedih kenapa mamah dan papah selalu seperti itu padaku?" tanya Adelia sambil menatap kakaknya yang kini sudah duduk di sampingnya.
"Lia, maaf gara-gara kakak, kamu jadi nggak bisa melakukan apapun yang kamu inginkan, bahkan mamah sama papah selalu memarahi kamu," ucap Dira pada adiknya sambil memeluk erat Lia.
"Nggak, Kak Dira gak salah, ini semua terjadi karena kakak sakit. Mama sama papah nggak mau kehilangan kakak, makanya mereka cuma bisa berharap padaku, untuk kesehatan kakak. Tapi kenapa mereka harus selalu memarahi ku, kenapa mereka mengacuhkan ku, kenapa kehidupan ku hanya bisa berjalan atas keinginan mereka, kenapa kak?"
"Ini semua demi kebaikanmu Lia."
"Apakah benar begitu, kenapa aku merasa seperti alat yang dijaga untuk kepentingan pribadi mereka," tangis Lia kini pecah seakan sudah tidak kuat menahan segala sakit yang selama ini dirasakannya.
"Kamu nggak boleh bilang begitu, bukankah kamu juga janji mau bantu kakak sembuh,"
"Aku tau ini demi kakak, aku sadar posisi ku. Aku juga ingin membantu kakak tapi setidaknya, sedikit saja aku ingin bahagia, aku ingin merasakan kehangatan, aku ingin menggapai yang diinginkan."
"Maaf," hanya kata itu yang bisa diucapkan Dira sambil memeluk tubuh adiknya dengan erat, seakan ingin memberi kekuatan pada Adelia.
***
Matahari kini tengah masuk menyapa sang pemilik kamar, terlihat dua orang wanita tengah terlelap, di sudut matanya terlihat jejak air mata yang telah mengering. Tidak lama kemudian, terdengar langkah kaki cepat menuju kamar dan dobrakan pintu mengagetkan sang pemilik kamar.
"Dira, astaga sayang kenapa kamu tidur disini. Mama nyariin kamu dari tadi," ucap seorang wanita yang sudah mulai memasuki kepala empat terlihat kekhawatiran di wajahnya yang mulai keriput.
"Mama, kemarin kak Dira tidur dikamar Lia," ucap Lia mencoba menenangkan ibunya.
"Dasar kamu ya, udah dibilangin kan jangan ganggu Dira. Kenapa kamu selalu saja membuatnya khawatir. Kamu mau sakitnya kambuh lagi" ucap ibunya dengan mata tajam seakan menusuk ke dalam hati Lia.
"Maaf mah" balas Lia sambil menundukkan wajahnya, menahan air mata.
"Dira sayang ayo bangun, Dira.." perintah lembut sang ibu pada anaknya namun tidak terdengar sahutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Kehidupan
Short StoryDisaat rasa sedih itu datang membuat hati ini terluka tanpa ada satupun yang tahu, hanya kumpulan kata yang tertulis lah tepat ku mengutarakan.