Hallo author bawa sequel dari My Disaster CEO. Maap jika ceritanya jelek, banyak typo, deskripsi gak jelas dan sebagainya ya guys. Thanks buat yang menyempatkan diri membaca sequel yang lebih abal-abal ini :"
Happy reading~
***
Di sebuah gedung perkantoran Peterson Corporation, seorang pria tampan dengan setelan formalnya berjalan memasuki gedung. Aura arogan dan dingin terasa kental sekali dari dirinya. Para karyawan menyapanya penuh hormat, dan sahutannya hanya deheman biasa bahkan tak jarang juga ada yang tidak dibalas. Sejak awal pria itu memasuki gedung, para karyawati mencuri-curi pandang kepadanya hingga bersikap sangat manis di depannya. Semua hal itu hanya bertujuan satu, meluluhkan hati sang pria dingin itu.
Pria itu berjalan keluar dari lift setelah lift sampai di lantai yang ia tuju. Aura dinginnya langsung menyebar ke seluruh penjuru sudut lantai 30 -lantai yang ia tuju-. Ia memasuki ruang kerja dengan papan tulisan "R. Wakil Direktur". Tanpa banyak ngomong, ia menduduki kursi kerjanya dengan arogan sekali. Di meja kerjanya terdapat papan plastik persegi panjang bertuliskan 'Narendra Aldama Peterson'.
Itulah namanya, si pria dingin dengan jabatan sebagai wakil direktur perusahaan Peterson Corporation. Kedua orang tuanya merupakan orang paling berpengaruh dalam dunia bisnis sejak dulu hingga sekarang.
Jam 12 siang, pintunya diketuk oleh seseorang. Namun sebelum Rendra -sapaan akrab pria tersebut- menyahut, orang yang datang itu sudah memasuki ruang kerjanya lebih dulu.
Rendra menatapnya dingin. "Lo lagi, mau apa lo kesini?"
Seorang pria dengan setelan formal menatapnya geli lalu duduk di sofa. "Hey, lo gak kangen sama kakak sepupu lo ini? Ayolah, jangan kaku-kaku begitu."
Rafael Aditya Collins, kakak sepupu berbeda marga. Sekretaris seorang CEO Collins Group yang merupakan ayahnya sendiri, Alfian Arvie Collins. Karena ayah Rafa-sapaan akrabnya-kakak sepupu dari ibu Rendra, jadi mereka memiliki ikatan sepupu.
Rendra berdecak sebal. "Udah sana pergi, gue masih punya banyak kerjaan."
Rafa pergi meninggalkan Rendra dengan seringai angkuhnya. Rendra hanya bisa menghela napas panjang untuk menahan emosi yang ingin meledak dalam dirinya. Hal seperti itu sudah biasa terjadi jika ia bertemu dengan sepupu berbeda marga tersebut. Padahal saat masih kanak-kanak mereka berdua begitu dekat satu sama lain dan selalu bermain bersama. Namun disaat sudah beranjak dewasa, Rendra mulai menampakkan sifat dinginnya. Sifat dingin itulah yang selalu memprovokator mencuatnya perang dingin dengan Rafa.
Rendra memiliki satu adik perempuan yang memiliki jarak umur 3 tahun dengannya, Arini Firlian Peterson namanya. Catat, Rendra tak pernah cipika-cipiki dengan Arini sejak dulu hingga sekarang. Hubungan kakak-beradik seolah hanya status tanpa berarti bagi mereka. Ditambah dengan Arini yang juga mewarisi sifat dingin ayahnya, maka jadilah hubungan saudara kandung yang begitu suram.
Rendra keluar dari ruangannya menuju ruang CEO utama, hendak mengantar berkas penting kepada sang CEO yang notabene ayahnya sendiri. Letak ruangannya berada di lantai paling atas, lantai 34. Mengharuskannya kembali bertemu dengan para karyawati centil yang tak pernah lelah untuk berusaha meluluhkan hatinya.
Rendra mengetuk pintu ruangan ayahnya. Sesaat kemudian terdengar sahutan dari dalam yang memerintahkan untuk masuk ke dalam. Terlihat seorang pria berusia duduk di kursi kebesarannya, sang CEO yang tak lain tak bukan adalah ayahnya sendiri.
"Ada apa, nak?" Tanya ayahnya mengalihkan perhatiannya dari laptop.
Rendra meletakkan map di meja ayahnya. "Ini berkas data-data Peterson Corporation. Beserta ratusan permintaan untuk menjalin hubungan kerja sama dari perusahaan lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lies in My Heart
Romance[Sequel Of My Disaster CEO] Tak ada pemikiran untuk menjalin hubungan serius dengan perempuan terlintas dalam benak Narendra Aldama Peterson. Lelaki dingin dengan segala keperfectkannya. Terlahir dengan wajah tampan tanpa cela membuatnya menjadi inc...