"Sakit ternyata suka sama orang yang belum selesai dengan masa lalunya."
"Makanya pacaran sama gue, dijamin bahagia terus."
"Alah kentut. Pacaran sama playboy kayak lo lebih nyakitin!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kedua lelaki berbeda usia itu tengah duduk di depan peristirahatan wanita terkasih mereka, dengan Rajevan yang sibuk menceritakan hari nya termasuk tentang Nadikta pada sang Mamah.
Sedangkan Abimana hanya terdiam menikmati angin dan celotehan sang putra. Sesekali tangannya bergerak mengelus kepala Rajevan dengan sayang.
"--ya, begitu deh. Kapan-kapan Abang bawa si cantik ke sini ya Mah." Rajevan menoleh pada Papah nya, "Kalau Abang pulang duluan gapapa? Mau mampir dulu ke rumah Nadikta kan."
"Gapapa, jangan lupa bilangin makasih ya sama Bunda nya Nadikta."
"Iya, See you Mah, Abang pulang dulu ya." Setelah itu Rajevan pamit meninggalkan Papah nya sendiri, dia mau mampir ke rumah Nadikta dulu siang ini sambil membawa satu totebag berisikan hadiah untuk orang tua si cantik.
Titipan dari Papah nya sih, kata beliau sebagai tanda terimakasih aja karena sudah kirimin Rajevan banyak makanan kemarin.
Serta, Rajevan juga ingin memberi waktu Papah nya supaya bercerita lebih leluasa di hadapan makam sang Mamah.
Abimana menunduk. "Lea, sayang, cantik. Kamu pasti marah ya sama saya? Beraninya saya tinggalkan Rajevan sendiri waktu itu, maaf, maaf, maaf..." Pria tua itu terisak didepan makam orang yang dia cintai, sambil terus menggumamkan kata maaf dan kalimat-kalimat penyesalan.
* * *
"Jeee!" Panggilan riang dari Nadikta sembari membuka pintu, menyambut Rajevan yang baru mematikan mesin motornya.
"Halo cantik."
Nadikta menghampirinya membuat Rajevan tersenyum. "Gimana sama Papah?"
Bukan nya langsung dijawab Rajevan malah menarik tubuh Nadikta untuk dipeluk. "Kami ngobrol banyak, ini aja baru pulang dari makam Mamah."
Senyuman tak kuasa Nadikta tahan, melihat betapa tenang dan senang nya Rajevan jelas sekali obrolan anak dan ayah itu berakhir dengan baik. Dengan demikian Nadikta pun membalas pelukan tersebut sambil mengelus punggung Rajevan.
"Glad to know that, Je. Happy for you."
Rajevan tersenyum dia tersadar sesuatu, "Oh iya. Bunda ada dirumah?"
"Ada kok, yuk masuk." Langkah Rajevan mengikuti Nadikta masuk ke dalam rumah sambil tangan nya menjinjing totebag berlogokan brand mahal.
"Eh si ganteng, Je. Asal kamu tau ya, bukan maksud Bunda gak mau jenguk tapi ini nih, anak satu ini gak kasih tau Bunda alamat rumah mu, katanya buat apalah, buat apalah. Kan Bunda juga pengen jenguk anak ganteng ya, udah sembuh nak?"
Rajevan tertawa kecil dia menerima pelukan dari wanita yang telah melahirkan si cantik itu. "Sembuh Bun, gapapa lah. Makin repot kalau Bunda ngejenguk segala, cedera dikit doang kok. Makasih ya Bun udah kasih Jevan banyak makanan."