Enjoy
DAY - 1.1
Angin pagi berhembus menusuk kulit yang mampu membuat semua orang merasakan dingin di pagi hariDisaat semua orang masih berbaring di tempat tidurnya namun tidak dengan keluarga Imung yang satu ini, mereka tengah menyiapkan barang barang bawaan ke rumah baru mereka yang berada di kampung Gedong
"Pela, Eka, jangan main main nanti kena barang bisa bahaya" Anita menasehati kedua anaknya
Pela dan Eka mengangguk, akhirnya mereka bekerja dengan serius yaitu membantu ayah mereka memindahkan barang barang
Tidak hanya ada mereka, ada kedua orang lagi disana yakni sepupu dari Ayah mereka, mereka sengaja membantu supaya pekerjaan nya cepat beres
"Pela sama Eka tunggu depan aja ya, barangnya berat berat ini nanti kalian kecapean" Ucap Heru, Sepupu dari Ayah mereka
Pela dan Eka mengangguk, akhirnya mereka meninggalkan barang barang dan bermain di luar
"Teh teh, liat deh, pohonnya besar banget ya," ucap Pela kepada Kakaknya sembari menunjuk nunjuk pohon pete yang tidak jauh dari mereka
Eka menoleh ke arah yg dituju adiknya, "iya yah, itu punya siapa ya? tapi kok ada di halaman rumah kita." Ucap Eka heran
Pela menggeleng tanda ia tak tahu, akhirnya mereka mengabaikan pohon tersebut dan lanjut bermain, namun tanpa mereka sadari sesosok anak kecil tengah memperhatikan mereka dari atas pohon tersebut, lebih tepatnya ke arah Pela
"PELA, EKA, SINI MAKAN DULU"
"BENTAR BU EKA LAGI NYARI PELA"
Anita yang mendengar ungkapan tersebut menyusul anaknya ke depan, "Pela kemana memang?" Tanya Anita yang di jawab gelengan kepala oleh Eka
"Yaudah makan aja duluan, biar Pela di susul sama Aa Tole nanti," Eka mengangguk, akhirnya ia diajak masuk oleh ibunya untuk beristirahat sejenak setelah lelah mengangkut barang barang
sedangkan di sisi lain, Pela masih sembunyi di tempatnya, ia bersembunyi di belakang batu nisan besar yang berada di belakang rumahnya
"Teh Eka kok lama? atau dia udahan?" Pela berdiri dari jongkoknya, saat ia ingin melangkah pundaknya di tepuk dari belakang. Angin berhembus kencang menyapa kulit, Pela menoleh kebelakang dan melihat seorang anak kecil yang sepertinya sepantaran dengannya
Anak kecil tersebut memiliki perawakan dengan kulit pucat, baju lengan panjang dan rok se lutut yang berwarna putih coklat dan noda merah darah, rambutnya sebahu dan memakai bando yang dikelilingi warna merah
Merah darah
"Hai? kamu siapa?" Tanya Pela bingung, pasalnya anak tersebut menatap Pela dengan senyuman miliknya
"Yuna..." lirih anak tersebut
Pela tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya, "kenalin namaku Pela, aku orang baru disini"
Yuna menerima jabatan tangan tersebut, "Ela..." ucapnya
"Namaku Pela, bukan Ela, tapi kalau kamu mau panggil Ela terserah deh"
Yuna mengangguk, akhirnya mereka menurunkan jabat tangan mereka, "rumah kamu dimana?" Tanya Pela
Pela mengikuti arah tunjuk Yuna, Yuna menunjuk ke arah depan tepatnya rumah yang sekarang di huni oleh keluarga Pela, Pela kembali menatap Yuna. "Ih itu rumahku, aku barusan pinda-
"Pela? ngapain disini?"
"KAK TOLE"
Pela berlari kearah Tole, sepupu dari Ayahnya Pela. Tole menyambut Pela dengan merentangkan tangannya lalu menggendongnya, "ngapain kamu disini?" Tanya Tole
"Tadi Pela lagi ngobrol sama Yuna"
"Yuna?"
"Iya, dia ada disan-, eh?"
Pela mengedarkan pandangannya, lalu kembali menatap tempat pertemuannya, "tadi ada lho kak disana, kok dia hilang yaa" ucap Pela heran
"udah gausah di pikirin, masuk yuk, Pela belum makan kan? ayo Kak Tole suapin"
"AYOO"
mereka berdua pergi kedepan untuk masuk kerumah. Namun tanpa di sadari, se sosok anak kecil tadi memperhatikan mereka berdua, menatap geram atas kepergian mereka berdua lebih tepatnya ke arah Tole
Namun tatapan geram itu tak berlangsung lama, pasalnya ia mulai menyeringai sehingga senyumannya melebihi pipi, bahkan mencapai kuping
Sedangkan di dalam rumah, anggota keluarga tengah duduk bersantai santai sembari mengistirahatkan tubuhnya. Wangi kopi dan teh menghiasi ruang tamu mereka
"Kak Tole, Pela gamau pake sayur"
"Kenapa? sayur sehat lhoo, biar Pela makin besar juga"
Pela menggeleng, memang sejak kecil ia tidak pernah menyukai sayur. Namun jika buah buahan jangan ditanyakan, anak itu sangat lahap sehingga ia mampu menghabiskan satu kilo buah dalam waktu dua jam
"Gamau, mau lele nya aja"
"Iya iya, sini sini"
Menghiraukan Pela dan Tole, kini Imung dan istrinya tengah mengobrol bersama saudara nya yang sudah membantu
"Makasih ya Ru sekali lagi"
"Udah sih Aa kek bukan siapa siapa aja"
"Gaenak atuh Ru, gimanapun kamu cuman adiknya kaka Imung, harusnya gausah di bantu" Ucap Ita sembari menuangkan teh untuk diminum Pela
"udah sih Mba kek sama siapa aja" Ucap heru diakhir ketawa nya
"Kak Tole Kak Tole"
"Apa el?"
"Yuna masuk rumah kita!"
Woosh
pelan pelan up nya soalnya book sebelah belom tamat, mwehehehe
vote and komen!
![](https://img.wattpad.com/cover/384148449-288-k191744.jpg)
YOU ARE READING
7 Hari dirumah itu - {HIATUS}
Horrorekonomi yang menurun memaksakan keluargaku untuk mengontrak di rumah dengan harga miring, rumah yang konon katanya merupakan peninggalan sebuah keluarga yang Cemara dan meninggal di rumah tersebut, bahkan makam keluarga terletak di belakang rumah ya...